0
Home  ›  Chapter  ›  Flower Girl

Bab 26 – Minder

Bab 26 – Minder-1

Lia menikmati makan malam bersama Arya dengan perasaan begitu berbunga-bunga. Pertama kalinya ia makan begitu banyak makanan mewah dengan penataan yang begitu cantik. Meskipun ia jadi terlihat norak karena terus memfoto makanannya, Arya tak keberatan sama sekali. Bahkan ia ikut senang saat Lia memfoto makanan miliknya juga.

Shinta melihat Arya yang beberapa kali menghentikan makannya atau menunda makannya hingga Lia selesai memfoto membuatnya sedikit kesal. Hanya Shinta yang kesal dan tidak suka pada apa yang Lia lakukan, sementara orang tuanya merasa cukup senang karena memiliki waktu lebih lama berbincang dengan Arya.

Sepanjang makan malam Arya juga tidak segan untuk mengajari istrinya itu bagaimana menggunakan garpu dan pisau atau mengajari bagaimana cara memakan hidangan-hidangan yang di suguhkan untuknya. Tak ada Arya yang dingin dengan wajah galaknya lagi, seolah ia menjelma menjadi seorang pria lembut yang hangat dan penyayang keluarga saat bersama Lia.

“Udah kenyang?” tanya Arya setelah Lia hanya mencicipi supnya.

Lia mengangguk sambil tersenyum menjawab pertanyaan Arya.

“Makan lagi, itu yang kenyang kamu. Anakku belom,” ucap Arya sambil mengelus perut Lia lembut lalu kembali menyantap makan malamnya. “Apa mau di suapin?” tanya Arya karena Lia hanya diam menatapnya yang sukses menggerakkan istrinya itu untuk kembali makan.

Sinta menatap dengan jengah ke arah Lia yang dimatanya terlihat begitu manja dengan sengaja tidak menghabiskan makanannya agar Arya memperhatikannya lebih. Belum lagi Arya yang begitu sering mendekat ke arah Lia untuk mengelus perutnya atau iseng mencium pipi dan keningnya.

“Lia lulusan apa? Kok bisa kenal sama Arya?” tanya Shinta kepo terhadap Lia secara terang-terangan.

Arya langsung menatap Shinta tajam. “Ketemunya soalnya udah jodoh,” jawab Arya singkat di iringi anggukan dari Lia yang sebenarnya malu mengatakan bila ia hanya tamatan SMA saja.

Baca juga 29. Vol. 3 : Chapter 12

Jawaban Arya benar-benar menskak Shinta yang masih ingin mengorek informasi soal Lia. Tapi Arya dan Lia langsung pergi setelah selesai makan dan merasa tak perlu membicarakan apa-apa lagi. Shinta juga tak dapat menahan karena ada salah satu fansnya yang menjadi tamu juga di acara tersebut yang jelas tak bisa ia tolak.

●●●

“Tuan, aku takut membuatmu malu jika ada yang menanyakan hal seperti tadi lagi. Siapa diriku, latar belakang pendidikanku, pekerjaan orang tuaku, atau mungkin pertanyaan lainnya seputar kehidupanku yang mungkin membuatmu malu. Lain kali aku akan menunggumu di kamar atau di rumah saja, tidak apa-apa,” ucap Lia sambil membersihkan wajahnya lalu berjalan ke kamar mandi untuk menyikat gigi dan mengganti bajunya dengan lingerie sexy kesukaan Arya.

“Malu? Memangnya aku harus malu kenapa?” tanya Arya bingung lalu menatap Lia yang naik ketempat tidur.

“Ya, aku kan miskin, gak sekolah tinggi, ketemu juga di tempat gak bener. Masak kayak gitu di bilang prestasi? Emangnya bisa kayak gitu di banggain?” Lia menghela nafas lalu mengambil krim pelembab untuk perutnya.

“Ya gak di banggain juga, tapi apa salahnya menjadi dirimu sendiri. Aku menerimanya, aku tidak mempermasalahkannya sedikitpun. Lagi pula kalau orang lain tidak setuju, toh aku akan tetap menjadi suamimu dan ayahnya anak-anak kita. Orang lain mau apa? Protes? Memangnya mereka kira mereka siapa?!” kesal Arya lalu membantu Lia mengoleskan krim pelembab di perutnya yang sudah mulai terlihat buncit.

Lia tersenyum lalu mengangguk. “A-aku hanya sedang minder Tuan, aku sering merasa tak pantas untuk menjadi pendampingmu. Kadang aku merasa sebaiknya aku hanya menjadi pembantu atau tukang kebun saja di rumahmu. Bukan sebagai nyonya seperti sekarang. Bahkan pelayan di rumahmu lebih tinggi pendidikannya daripada aku,” aku Lia begitu jujur pada Arya.

Baca juga 28. Vol.3 : Chapter 11

Arya hanya bisa mendengus sambil geleng-geleng kepala. Lia baik dan keibuan juga sangat penyayang. Tapi rasa mindernya dan kadang pemalu membuat Arya kurang nyaman. Apalagi Arya memang ingin menunjukkan pada semua orang bila ia adalah pria yang sayang pada keluarga.

“Biasakan dirimu, kamu akan sering menemui banyak orang yang mempertanyakan soal itu semua. Jawab saja sebisamu, tidak usah berbohong atau menutupi sesuatu selama kamu anggap masih wajar. Lagi pula kamu gak masuk dunia politik, tidak masalah kalau kamu hanya berpendidikan rendah atau dari kalangan bawah,” ucap Arya berusaha membangun rasa percaya diri Lia. “Sehebat apapun mereka, bagiku kamu tetap pemenangnya. Buktinya aku tetap menikahimu.”

Lia tersipu dan merasa bangga dengan ucapan Arya yang sukses membuatnya kembali percaya diri.

“Jadi bisa aku dapat jatah?” tanya Arya mengalihkan pembicaraan.

Lia tersenyum lalu mengangguk lalu merebahkan dirinya dengan nyaman sebelum mulai bercumbu dengan Arya yang sudah sah menjadi suaminya.

“Ayah mau minta jatah ya, mohon kerja samanya ya Anak baik,” ucap Arya sambil mengelus perut Lia dengan lembut lalu mulai menciumi istrinya dan memberi banyak tanda kepemilikan meskipun tanpa ia tandai semua orang juga tau bila Lia dengan perut buncitnya sudah jelas ada yang punya.

Tak butuh waktu lama juga untuk membuat Lia siap untuk di masuki. Tubuhnya menjadi berkali-kali lipat lebih sensitiv saat hamil dan pernikahannya dengan Arya seolah menjadi jawaban atas nafsunya beberapa waktu lalu yang hanya bisa ia tahan dan ia coba salurkan dengan bantuan jarinya.

Tentu saja jarinya yang kecil dan lentik itu tak seberapa bila di bandingkan dengan kejantanan perkasa milik Arya yang sudah terbiasa mencari kepuasan di lubang surgawinya. Seperti sekarang, kejatanan perkasa itu berusaha menerobos masuk lebih dalam pada lubang surgawi Lia yang jadi semakin sempit saat rahimnya sudah di isi janin. 

Bab 26 – Minder-2


44
Posting Komentar
Search
Menu
Theme
Share