0
Home  ›  Chapter  ›  Flower Girl

Bab 23 – Mengejar Lia

Bab 23 – Mengejar Lia-1

Bus yang di naiki Lia tiba-tiba berhenti karena ada razia. Rasanya tidak hanya bus yang ia naiki tapi banyak kendaraan yang tiba-tiba di razia oleh pihak kepolisian. Karena bus yang ia kendarai berhenti di dekat pom bensin, Lia dan beberapa penumpang turun untuk menggunakan kamar mandi terlebih dahulu. beberapa di antaranya menurunkan tasnya juga.

Lia juga ikut menurunkan tasnya karena ia merasa mual dan semua obat juga keperluannya ada dalam tasnya. Selain itu Lia juga hanya membawa satu tas jadi ia membawa semua barangnya sekaligur.

Tak ada satupun penumpang yang mengajaknya bicara, Lia juga tak pandai bersosialisasi dengan orang asing. Lia yang muntah-muntah dan lemas hanya bisa menenangkan dirinya di mushola karena begitu lemas.

Tapi sialnya begitu ia siap dan sudah sehat bus yang ia tumpangi sebelumnya sudah pergi meninggalkannya. Tiket busnya juga hilang bersamaan dengan dompet koinnya. Lia begitu panik dan bingung harus menghubungi siapa. Hanya bisa menangis dan kembali masuk ke dalam mushola.

●●●

Arya begitu bingung melihat lokasi Lia yang masih ada di pom bensin meskipun sudah tak ada bus lagi di sana. Tapi itu tak menyurutkan Arya untuk tidak datang kesana dan menggeledahi lokasi itu. Saat Arya sampaipun pom bensin yang menjadi titik lokasi keberadaan Lia masih sama dan tak melakukan pergerakan sedikitpun.

Semua orang menyisir ke setiap tempat sementara Arya berdiri menunggu di dekat mushola. Tak lama Lia berlari ke kamar mandi untuk muntah yang ke sekian kalinya.

Arya yang sudah mencarinya jelas begitu kaget melihat Lia yang ia cari-cari ada di depan matanya. Arya segera mengejar Lia hingga Lia masuk ke toilet dan Arya langsung menunggu di depannya. Arya yang biasanya jijik mendengar suara orang muntah membuang segala rasa jijiknya dan terus menunggu hingga Lia keluar dari kamar mandi.

“Lia…” panggil Arya lembut.

Lia yang lemas kiti bercampur dengan rasa takut juga karena Arya menemukannya. Arya langsung mendekapnya dengan begitu erat dan terlihat begitu bahagia karena kalung juga ponsel pemberiannya masih utuh bersama Lia hingga ia bisa dengan mudah menemukannya.

“Kamu jangan kabur, mari kita bicara baik-baik,” bisik Arya yang tak bisa menahan tangis bahagianya menemukan Lia yang berusaha kabur itu.

Baca juga 29. Vol. 3 : Chapter 12

Lia bingung kenapa Arya menangis. Tapi mendengar ucapan dan melihat reaksi Arya setelah ia berusaha kabur rasanya Arya tidak akan melakukan hal buruk padanya dan itu membuat Lia begitu bahagia.

“Tuan…” ucap Lia lalu menangis tersedu-sedu sambil memeluk Arya erat-erat.

Beberapa staf keamanan Arya datang dan melihat Arya sudah menemukan gadis yang ia cari selama ini. Semuanya bernafas lega dan langsung menyiapkan mobil juga membawakan barang milik Lia ke dalam mobil sementara Arya menggendong Lia masuk.

“Kenapa kamu kabur?” tanya Arya lembut sambil mengelur punggung Lia.

“Aku takut di bunuh, aku takut di suruh aborsi, a-aku…aku berpikir kalo aku pergi dan bertanggung jawab atas bayiku sendiri aku tidak akan di singkirkan. A-aku hanya takut kehilangan bayiku,” jawab Lia jujur setelah sudah cukup tenang.

Arya tersenyum mendengar alasan Lia yang tiba-tiba kabur darinya. Arya juga merasa bersalah karena dulu sempat berpikir untuk menyingkirkan Lia kalau ia hamil, padahal sudah jelas kalau ia adalah penyebab Lia hamil.

“T-Tuan…k-kalau tuan tidak suka bayi di perutku tidak apa-apa. Aku bisa pulang dan membesarkannya sendiri. Tuan tidak perlu bertanggung jawab dan kita bisa menganggap tidak pernah terjadi apa-apa…”

Arya kaget dengan ucapan Lia ia merasa sudah begitu jahat pada gadis itu hingga ia bisa mengeluarkan kata-kata seperti itu. Terlebih Lia mengatakannya dengan airmata berlinangan dan tak berani menatapnya sedikitpun.

Baca juga 28. Vol.3 : Chapter 11

Senyum Arya perlahan memudar. Ia hanya ingin bersama Lia dan membesarkan anak mereka kelak. Tapi entah mengapa Lia malah jadi begitu ketakutan padanya. Arya tak paham mengapa Lia begitu takut padanya bahkan ia tak merasa pernah menyakiti Lia atau mengancamnya sedikitpun.

“Aku mau tanggung jawab atas kamu dan anak kita. Aku tidak menyalahkanmu Lia,” ucap Arya meyakinkan Lia.

Lia menatapnya dengan mata yang berkaca-kaca karena menangis.

“Aku tidak akan membunuhmu atau mengaborsi bayi kecil di rahimmu, aku tau itu anakku dan aku akan menjadi ayah untukknya…”

“T-tapi Tuan, Nyonya Besar tidak menyukaiku. Tuan Besar juga, bagaimana bisa aku tetap di sekelilingmu sementara orang tuamu tak menyukaiku dan anakku? Aku tidak mau memaksakan diri. Aku paham dimana posisiku, aku tidak ingin merepotkanmu sedikitpun,” potong Lia sambil menggenggam tangan Arya.

Arya membalas genggaman tangan Lia lalu mendekapnya erat yang malah membuat Lia makin menangis tersedu-sedu.

“Aku cukup bahagia bisa mengenalmu Tuan, Tuan orang terbaik yang ku kenal. Aku juga sangat bahagia bisa mengandung anakmu, aku sudah menyayanginya sejak aku mengetahui ada kehidupan baru di tubuhku. Aku benar-benar tidak menuntut apapun…”

“Sssttt… sudah berhentilah menangis. Kita akan terus bersama-sama dan semuanya akan baik-baik saja, aku janji,” ucap Arya sambil mengelus punggung Lia dan mendekapnya dengan erat.

Lia mengangguk sambil berusaha menghentikan tangisannya. Setelah itu ia dan Arya hanya diam. Tak ada pembicaraan lagi di antara keduanya. Lia sesekali mempererat genggaman tangannya dengan Arya sementara Arya tak melepaskan sedikitpun perhatiannya dari Lia.

Hingga sampai di rumah dan Arya langsung membawa Lia masuk ke kamarnya. Menggendongnya layaknya sepasang suami istri yang akan melakukan bulan madu.

Rin menatap kedatangan Lia dengan cukup kaget. Kepala pelayan yang tau akan ketakutan Rin dan menaruh curiga padanya menepuk bahu wanita itu pelan dari belakang.

“Mari kita bicara, Rin,” ucap kepala pelayan yang membuat Rin takut namun tetap patuh mengikutinya. 

Bab 23 – Mengejar Lia-2


44
Posting Komentar
Search
Menu
Theme
Share