Bab 04 – Ruang Tamu🔞
Arya duduk
berhadapan dengan ayahnya, perasaannya sudah tidak enak tapi ia sudah terlanjur
membawa pulang Lia. Jalu tak menunjukkan senyum sama sekali di wajahnya.
Mungkin mempermainkan orang lain atau iseng menghancurkan saham orang lain
adalah hal wajar di keluarga mereka. Tapi membeli budak, budak sex?! Ini hal
yang sangat tidak wajar dan sangat bertentangan dengan perinsip di keluarga
Suandakni yang harus menjadi figur familly men.
“Opamu
bakal marah besar kalo sampe tau,” ucap Jalu memperingatkan putranya yang jadi
sulit di atur sejak kembali ke Indonesia.
“Kenapa?
Ayah juga istrinya ada dua, Ibu sama Bundaku. Salahnya dimana?” jawab Arya lalu
memberi perintah pada pelayannya untuk menyiapkan Lia agar segera datang
menemuinya di ruang tengah.
Jalu diam
begitu pula dengan Arya, suasana dingin menyelimuti ayah dan anak itu.
“Kamu boleh
pukulin orang, tapi ini…”
“Apa
bedanya? Aku memukul orang buat kepuasan dan aku menidurinya juga untuk
kepuasanku,” potong Arya yang jelas ingin mempertahankan Lia.
“Ini akan
menyangkut pada keturunanmu nantinya,” ucap Jalu akhirnya berterus terang
mengenai ke khawatirannya.
“Kan bisa
di bunuh saja,” jawab Arya santai lalu menoleh pada Lia yang terlihat sudah
lebih segar setelah di bantu bersiap oleh para pelayan di rumahnya. “Duduk!”
perintah Arya sambil menunjuk lantai.
Lia
merendahkan tubuhnya perlahan lalu menuruti perintah Arya dan duduk di lantai
dengan posisi bersimpuh. Lia tak berani menatap kedua pria angkuh di
hadapannya.
“Aku setuju
sama Opa dengan aturannya yang mengharuskan semua anak cucunya buat sayang
keluarga. Tapi bukannya membeli manusia, mempermainkan hidupnya dengan uang
bukan hal baru untuk kita? Ayah sama Ibu juga ajarin aku gitu,” ucap Arya lalu
meletakkan kakinya di bahu Lia selayaknya sandaran kaki.
Jalu
menatap Lia, gadis itu tampak cantik dan mempesona meskipun tetap terlihat
dengan jelas betapa ketakutannya ia.
“Yasudah
terserah, aku tidak ikut campur dengan masalahmu selama tidak mengganggu
keluarga. Jauhkan gadis itu dari perkumpulan,” ucap Jalu lalu bangkit dari
duduknya meninggalkan Arya dan budak sex yang jadi mainan barunya itu.
Jalu
tersenyum lalu bernafas lega begitu masuk kedalam mobilnya. Selera Arya tak
jauh beda darinya. Wanita lemah, ketakutan, dan tak berdaya adalah seleranya
dan seleranya itu ternyata menurun pada putra semata wayangnya itu.
●●●
Arya
menunggu hingga ayahnya benar-benar pergi sambil membaca berkas-berkas
pembelian Lia. Arya menurunkan kakinya lalu menatap wajah Lia. Wajah itu
mengingatkannya kembali pada apa yang sudah mereka lalui semalam. Wajah yang
sama seperti saat Arya baru pertama kali melihatnya.
Wajah polos
yang kebingungan itu masih saja takut dengan Arya. Arya tersenyum lalu
mencengkram dagunya dan memaksa Lia untuk menatapnya.
“Aktingmu
bagus, cukup terampil dan menggairahkan untuk seorang pelacur,” ucap Arya lalu
mengangkat paksa tubuh Lia lalu mendudukkannya di pangkuannya.
Lia begitu
ketakutan tangannya tersilang di depan dada berusaha menghindar dari Arya. Tapi
Arya sungguh sangat membenci penolakan. Bahkan meskipun Lia tak mungkin bisa
menolaknya sekalipun ia tetap benci ketika gadis itu memberikan sedikit gestur
penolakan.
Arya
melumat secara kasar bibir Lia yang berusaha menolaknya. Kesal karena terus di
tolak. Arya langsung menyingkap gaun malam berbahan satin yang Lia kenakan. Tak
ada pakaian dalam yang menghalanginya, Arya kembali memasuki Lia secara paksa.
Lia
menjerit menahan sakit dan malu dengan tertahan. Sama seperti semalam ia masih
belum siap. Lia masih saja kewalahan menghadapi Arya dan yang lebih membuatnya
kewalahan sekarang adalah Arya yang tak peduli tempat untuk menggaulinya.
“Ahh… Tuanhhh… ahh… ampunhhhh…” rintih Lia seiring dengan hentakan