Bab 29 – Mandi Bersama🔞
Arya
mengajak Lia untuk ikut makan malam bersama dengan orang tuanya. Bukan Arya
yang sebenarnya ingin datang makan malam, tapi Alma yang tiba-tiba
mengundangnya dan istrinya untuk makan malam. Padahal ia sudah mengatur jadwal
penerbangannya.
“Kalo ada
Bundaku pasti kamu suka, Bundaku baik, penyayang. Tapi Bundaku dah meninggal,”
ucap Arya mencurahkan isi hatinya yang membayangkan kehangatan keluarganya bila
saja Lily masih hidup.
Lia
tersenyum lalu mengecup kening Arya yang duduk di sofa setelah sampai di
kamarnya. “Tuan mau mandi bersama?” tawar Lia sambil mengelus pipi suaminya
dengan lembut.
Arya
langsung mengangguk dengan semangat dan langsung pergi ke kamar mandi. “Aku
yang siapkan bathtubnya!” seru Arya semangat dan langsung ceria.
Lia tertawa
kecil sambil geleng-geleng kepala melihat betapa cerianya Arya hanya dengan
ajakan mandi bersama saja.
“Lia nanti
aku pengen makan di suapin,” ucap Arya sambil berjalan keluar untuk mengambil bath
bomb yang ia pesan pada petugas hotel.
“Iya Tuan,”
jawab Lia lalu melepas pakaiannya dan mengenakan handuk kimono untuk menutupi
tubuhnya yang telanjang bulat lalu masuk ke kamar mandi setelah meletakkan baju
kotornya.
Lia
menyisir rambutnya dan menjepitnya rapi, membersihkan wajahnya terlebih dahulu
sebelum mulai mandi bersama Arya. Lalu pipis dan membersihkan kewanitaannya
sejenak sementara Arya masih menunggu air di bathtubnya penuh.
“Sayangku,
kalau kamu merasa tidak nyaman dengan Ibu atau keluargaku, aku tidak memaksamu
untuk ikut makan malam nanti,” ucap Arya lalu mendekat pada Lia yang baru
selesai buang air kecil.
Lia
mengerutkan keningnya lalu menutup toilet dan mendudukinya. “Tidak Tuan, tidak
apa-apa. Kadang apa yang di ucapkan Nyonya Besar benar, aku memang tidak pantas
untuk mendampingimu. Meskipun begitu aku tidak masalah, aku tidak sedih atau
marah sedikitpun. Aku tetap senang bisa menemanimu, menjadi istrimu adalah hal
terbaik yang bisa ku impikan. Sekarang aku mendapatkannya, sebenci apapun orang
lain padaku, selama Tuan menyayangiku bagiku itu sudah lebih dari segalanya,”
ucap Lia tulus lalu menggenggam tangan Arya lalu memeluk pinggangnya.
Arya
bersimpuh di lantai lalu membalas pelukan Lia. Ia merasa beruntung bisa
memiliki Lia. Tapi Arya terlalu malu dan gengsi mengucapkannya pada Lia seperti
Lia yang dengan mudah mengatakan isi hatinya pada Arya.
Arya
mengecup bibir Lia lembut lalu mengecup keningnya. Lia tersenyum dan membalas
kecupan Arya sambil mengalungkan tangannya di leher Arya.
“A-aku