BLANTERORBITv102

Bab 13 – Lele Goreng

Minggu, 21 Juli 2024

 

Arya lebih banyak diam saat jamuan makan bersama kolega bisnisnya sebagai perayaan 80 tahun berdirinya FS Group. Banyak orang yang datang, tapi Arya hanya mampu bertahan di sana hingga selesai sambutan saja.

Saat ia melihat ayah dan ibunya ke panggung memberi sambutan dan membantu opanya naik ke panggung untuk potong tumpeng sebagai simbolis perayaan acara ulang tahun perusahaan membuatnya teringat pada bundanya. Arya teringat bila bundanya selalu ada di bawah ketika ia naik ke panggung bersama ayah dan ibu.

Bundanya selalu di bawah seolah bersembunyi dan memang di sembunyikan, sehingga hanya ia tak pernah di ajak naik ke panggung dan di anggap sebagai anggota keluarga. Dulu bundanya selalu bilang kalau ia malu bila di lihat banyak orang, Arya masih mempercayainya sampai umurnya 25 tahun, kalau saja ayahnya tidak menceritakan yang sesungguhnya. Mungkin sampai sekarang ia tetap tidak tau faktanya.

Arya jadi teringat pada bundanya yang selalu di sembunyikan dari publik dan tidak pernah di ajak ke acara-acara besar. Arya hanya menghabiskan waktu dengan bundanya saat di rumah dan bepergian ketempat-tepat sederhana. Ayahnya juga jarang menemani karena harus menemani istri pertamanya. Namun yang Arya tau hapir setiap hari ia akan melihat ayahnya tidur bersama bundanya, entah selarut apapun ayahnya pulang lalu mereka akan makan bersama sambil bercerita di ruang makan kecil dekat dapur.

Bahkan setiap perkumpulan keluarga besar bundanya selalu tersingkirkan juga. Kenangan buruk itu terus menyeruak seiring dengan kemesraan palsu yang di tunjukkan ayah ibunya di panggung. Arya begitu sedih dan muak melihatnya.  Ia benci segala kepalsuan di keluarganya.

Lia sedang menikmati lele bakar yang di buat juru masak di rumah memanfaatkan lele organik yang baru saja panen di rumah. Lia meminta satu porsi lengkap juga untuk Arya meskipun kepala pelayan dan pekerja lainnya ragu apakah Arya mau makan lele. Tapi Lia tetap menyisihkannya berjaga-jaga bila Arya pulang dan belum makan seperti sebelum-sebelumnya.

“T-Tuan pulang!” seru petugas keamanan setelah mendapat pesan untuk membukakan gerbang.

Semua orang kalang kabut bersiap menyambut Arya. Hanya Lia yang bingung harus bagaimana dan memilih untuk membawa makanannya juga makanan untuk Arya masuk ke ruang makan rumah utama lalu cuci tangan.

Arya langsung masuk ke kamarnya dan mengabaikan jajaran staf di rumahnya. Arya kembali keluar dengan membanting pintunya begitu tidak mendapati Lia ada di kamar. Para pelayan langsung kalang berangsur-angsur kabur dan memilih meninggalkan Lia dan Arya sendiri di rumah utama.

“Tuan, aku sedang makan,” ucap Lia yang berlari ke lantai dua berusaha menjelaskan pada Arya kalau ia masih di rumah dan tidak pergi ke manapun.

Arya memeluknya erat dengan wajah marah yang tak bisa di sembunyiakan. “Kenapa tidak menyambutku pulang?!” bentak Arya kesal.

“A-aku baru makan Tuan, ku kira Tuan akan pergi makan malam cukup lama,” jawab Lia dengan takut menjelaskan apa yang ia lakukan. “A-ap-apa Tuan sudah makan?” tanya Lia mengalihkan pembicaraan agar Arya tidak terlalu marah.

Arya menggeleng lalu turun ke bawah bersama Lia untuk makan. Arya melihat lele panggang dengan sambal bawang dan lalapan lengkap yang sudah lama sekali tak ia sentuh sejak bundanya meninggal dulu.

“Aku tidak suka lele, banyak durinya,” ucap Arya yang ingat ketika ia di suapi Alma dan tersedak duri.

“Tidak, aku akan memisahkan durinya,” ucap Lia lembut lalu mulai memisahkan duri-duri yang ada pada lele di piring Arya. “Mau di suapi juga?” tawar Lia.

Arya mengangguk pelan. Lia tersenyum lalu menggeser duduknya agar lebih dekat dengan Arya lalu mulai menyuapinya.

“Pakai sambal?” tanya Lia menawari Arya.

“Sedikit saja,” jawab Arya lalu melahap suapan dari Lia.

Arya menikmati suapan demi suapan dari tangan Lia, ini pertama kalinya sejak terakhirkali ada yang menyuapinya dengan tangan. Arya benar-benar merasa di urus dan di sayangi kembali. Perasaannya yang buruk di pesta tadi juga hilang seiring dengan kehangatan yang Lia berikan padanya.

“Tadi orang-orang bilang di perusahaanmu mengadakan acara ulang tahun, ada banyak artis yang di undang juga ya?” tanya Lia setelah menyuapi Arya.

Arya mengangguk. “Apa ada artis yang kamu sukai?” tanya Arya.

Lia menggeleng lalu tersenyum dan merapikan ruang makan lalu cuci tangan. “Aku lebih suka kartun, tapi aku jarang bisa menonton kartun di rumah. TV di rumahku di bawa kakakku masuk ke kamarnya. Jadi aku dan ayahku tidak pernah menonton TV, aku hanya mendengarkan saja kalau kakak menyetelnya kencang,” jawab Lia.

“Kenapa tidak ikut masuk dan menonton bersama?” tanya Arya heran.

“Katanya aku bau seperti tai ayam dan sampah dapur, jadi tidak boleh masuk ke kamarnya,” jawab Lia lalu menghela nafas.

Arya mengangguk perasaannya yang sempat membaik jadi kembali sedih mendengar cerita Lia yang hidup nelangsa mirip bundanya. Hanya saja bundanya masih mendapat segala fasilitas, tapi memang ia tak boleh berkumpul dengan sembarang orang dan harus selalu bersembunyi.

●●●

Lia menyikat giginya juga cuci muka bersama Arya. Keduanya juga sudah memakai piama panjang yang sama. Lia sempat berpikir Arya akan marah bila ia tak mengenakan lingerie pada malam ini. Tapi ternyata ia salah.

Arya menikmati malamnya kali ini dengan Lia sambil menonton film kartun We Bare Bear The Movie. Tak ada bayi besar yang menyusu juga malam ini. Hanya ada seorang pria dewasa yang sedang memanjakan gadis kecil malang dalam pelukannya.




Author

dasp world

Agensi kepenulisan dan penerbitan cerita fiksi online.