Bab 45 – Baby Luna
Arya masih menangis melihat Lia yang sudah melahirkan bayinya dengan selamat. Bayi perempuan yang ia berinama Luna, Luna Suandankni. Jalu dan Alma yang melihat cucu kecilnya juga merasa senang dan terharu meskipun tidak selama Arya.
“Sayang,
sudah jangan menangis. Aku baik-baik saja,” ucap Lia menenangkan Arya sambil
mengelus rambutnya lembut.
Anto juga
datang dan begitu terharu melihat putri bungsunya sudah menjadi ibu dan
memiliki kehidupan yang bahagia.
“Kenapa
nangis terus?” tanya Jalu heran karena Arya yang menemani Lia melahirkan masih
saja menangis padahal bayi kecilnya sudah terlelap.
“Kasian
tadi liat Lia kesakitan waktu ngelairin anakku. Aku gak bisa ngapa-ngapain, aku
cuma bisa pegangin dia doang ga bisa bantu apa-apa. Lia berjuang sendirian,”
jawab Arya sambil berusaha menghentikan tangisnya.
Lia
tersenyum lalu memeluk suaminya. “Papanya adek cengeng nih, cuma gede badannya
doang,” ucap Lia berusaha menenangkan Arya yang membuat keluarganya tertawa
mendengar hal itu.
Arya juga
masih tak berani banyak gerak ketika menggendong putri kecilnya. Ia akan
benar-benar diam sambil duduk saat Lia memintanya menggendong Luna sebentar.
Berbeda dengan Lia yang sudah terbiasa memegang bayi.
“Udah ada
rencana kasih adek buat Luna belum?” tanya Alma yang langsung di pelototi Arya.
“Ibu!” seru
Arya. “Baru juga Luna keluar, udah di tanyain adek!” protes Arya.
“Denger-denger
kalo anaknya cewek tu bapaknya nakal banget, nanti anaknya yang nanggung
karma,” celetuk Anto sambil melihat cucunya yang sontak mendapat tatapan tajam
dari Arya dan Jalu yang tak rela melihat Luna kecil yang polos tanpa dosa ini
menanggung karma dari apa yang sudah mereka perbuat.
“Iya
katanya gitu,” ucap Alma setuju dengan ucapan Anto.
Lia hanya
diam lalu tersenyum. “Kayaknya adek Luna gak bakal nanggung karma deh, papanya
adek Luna kan baik,” ucap Lia berusaha mencairkan suasana yang begitu mudah
menjadi beku.
Sayangnya
ucapannya kali ini tidak mempan. Arya dan Jalu yang merasa memiliki banyak dosa
pada para perempuan hanya bisa diam sambil menatap Luna dengan penuh rasa
sesal.
●●●
Hari-hari
sebagai orang tua baru terasa sangat menyenangkan bagi Arya. Meskipun sekarang
ia mulai memperketat ibadahnya dan rajin melakukan solat tobat. Agar putri
kecilnya tidak menanggung karma atas dosanya.
Jalu
rasanya juga melakukan hal yang sama. Ia tak lagi membayangkan Lia sebagai
objek masturbasinya. Pria tua itu memperbanyak ngaji dan perhatian pada
istrinya. Ia juga tak tega melihat cucunya bila ikut menanggung dosanya.
“Anak cantik
Papa udah mandi ya? Udah pup juga ya?” ucap Arya sambil menciumi perut Luna dan
menggelitikinya dengan hidungnya.
Arya
benar-benar tak bisa membayangkan bila bayi kecilnya ini akan bertemu pria
bajingan seperti dirinya. Arya tak bisa membayangkan betapa kasihannya Luna
jika ia menanggung karma atas perbuatan Arya dulu yang begitu bejat pada Lia.
“Anak Papa
nanti kalo dah gede belajar boxing ya Sayang, nanti Papa ajarin biar jadi cewek
yang kuat!” ucap Arya lalu memainkan tangan Luna yang tertutup sarung tangan
seolah sedang meninju.
Lia yang
baru selesai mandi hanya bisa geleng-geleng kepala bayinya yang baru berusia 1
bulan sudah akan di ajari boxing. Tapi Lia juga tidak heran karena Arya
memiliki julukan Killing Machine dan jadi salah satu petarung MMA
terbaik jelas ia akan menurunkan keahliannya pada putri kecilnya juga.
“Luna masih
bayi Tuan, masih lama untuk belajar boxing,” ucap Lia setelah memakai korset
dan memakai dasternya.
“Tidak
masalah, ini bentuk penanggulangan dini. Biar kalo dia ketemu cowok bajingan
bisa bela dirinya sendiri!” ucap Arya begitu berapi-api.
“Tuan, ada
tamu,” ucap kepala pelayan yang memanggil Arya dari balik pintu kamarnya.
Arya turun
menemui tamunya. Arya geleng-geleng kepala melihat seorang body guard
perempuan yang di tugaskan ayahnya untuk menjaga Luna dan Lia sebagai hadiah.
Lia turun dari tangga
sambil menggendong putri kecilnya menghampiri Arya yang sedang bicara dengan body
guard kiriman ayahnya.
“Baby sitter
baru lagi?” tanya Lia yang merasa sudah cukup dengan satu baby sitter
yang membantunya saja.
Arya mengedikkan
bahunya. “Hadiah dari Ayahku,” ucap Arya yang tak bisa menolak body guard
untuk istri dan anaknya.
Lia tersenyum lalu
mengangguk dan ikut duduk di samping Arya. “Ini Luna, baby yang harus di
jagain,” ucap Lia lembut.
Kepala pelayan
mengambil alih tugas dengan mengajak body guard baru itu berkeliling dan
menjelaskan segala yang ada di rumah dan segala tugas barunya.
Lia bersandar di bahu
Arya sambil mendekap bayinya. Arya merangkul Lia lalu mengecup keningnya. Lia
mengingat awal pertemuannya dengan Arya dan bagaimana ia di perlakukan pertama
kali di surga yang di sembunyikan ini.
Awalnya Lia mengira
bila tempat ini tidak lebih dari neraka yang berkamuflase. Tapi seiring
berjalannya waktu. Tempat ini benar-benar menjadi surga bagi Lia. Lia juga tak
menyangka hidupnya yang miskin dan di jadikan budak sex berakhir dengan menjadi
seorang istri dan ibu yang bahagia. Dengan suami yang penyayang dan
mencintainya juga seorang bayi kecil yang melengkapi hidupnya.
“Nanti kalo Luna udah
umur 2 taun bikinin adek lagi yuk!” ajak Lia yang langsung di pelototi Arya.
“Kamu loh masih nifas,
masih berdarah dah mikir mau kasih adek. Gak! Aku takut, ga tega liat kamu
lairan!” tolak Arya.
Lia berdecak lalu
mengecup bayinya. “Kasian kalo sendirian, nanti ga ada temennya,” ucap Lia
sambil menatap Arya dengan pandangan memelasnya.
Arya menghela nafas
lalu mengangguk pasrah, mengalah dengan keputusan istrinya.
💕 Tamat 💕