0
Home  ›  Chapter  ›  Poison

Epilog

 

Epilog-1

Epilog

6 bulan berlalu…

Vivi dan Erik memutuskan untuk pindah jauh dari jangkauan Alan setelah resmi berpisah. Erik memutuskan untuk kembali menjadi dokter, namun untuk UKS di salah satu SMA. Sementara Vivi mulai sibuk menata hidupnya yang kini jadi lebih keras. Vivi memulai bisnis kecilnya, membuka apotek sembari belajar memasak menu sehat.

Sementara Alan di asingkan dan menjalani perawatan atas mentalnya yang terguncang. Sudah bercerai, jelas kehilangan anak dan istrinya, juga kacau karena jabatannya yang tak mungkin kembali, bahkan ijin praktek serta jabatannya sebagai dokterpun di cabut kembali. Damian sebagai keluarga tak ingin jika Alan di salahkan atas segalanya yang sudah sulit untuk di buktikan. Jadi sebelum Alan bebas dari segala jeratan ia memilih untuk mengasingkannya saja.

Sementara Damian asik mengurus cucunya yang baru baru lahir beberapa bulan lalu. Bela dan Luis juga lebih sering tinggal di rumah Damian sekarang. Luis juga mencabut segala kamera pengawas tersembunyinya di rumah dan memutuskan untuk menjual tempat tinggalnya agar ia bisa dekat kembali dengan ayahnya.

Bela tak keberatan dengan keputusan Luis karena memang ia merasa itu yang terbaik. Terlebih setelah banyak insiden mengerikan yang mereka hadapi. Pet shopnya juga semakin terkenal dan mulai menyewa ruko sebelah agar bisa menampung lebih banyak hewan dan menerima lebih banyak pegawai.

Heny juga sudah tak lagi mengusik Luis. Terlebih setelah Luis menyetujui pengunduran dirinya. Heny sudah cukup merasa jika Luis tak lagi menargetkannya dan perang selama ini sudah selesai. Ia hanya perlu menjalani hidupnya kembali dengan tenang dan tanpa mengingat apapun, bahkan tak perlu lagi berpikir untuk jadi pahlawan seperti sebelumnya.

Baca juga 29. Vol. 3 : Chapter 12

“Sayang, aku dapat undangan. Erik akan menikah!” seru Luis antusias memberitau Bela yang baru selesai memandikan putranya.

“Benarkah?” seru Bela tak kalah antusiasnya dengan Luis sambil mendekap putranya yang bersiap menyusu setelah mandi.

“Hey Jagoan apa kau sudah selapar itu sampai tidak menyambut Ayah?” ucap Luis yang hendak menyentuh anaknya namun ingat jika ia kotor jadi langsung pergi ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya juga.

Bela membuka undangan yang Luis tinggalkan di atas tempat tidur. Melihat betapa bahagia Erik yang menemukan tambatan hatinya. Bela ikut bahagia dan senang setelah mereka melalui semuanya. Meskipun kadang Bela masih teringat pada Stiven yang jadi korban atas segalanya.

“Apa kau masih memikirkan Stiven?” tebak Luis yang baru keluar dari kamar mandi lalu mengecup kening Bela.

Baca juga 28. Vol.3 : Chapter 11

Bela hanya tersenyum, ia tak bisa berbohong pada Lusi.

“Semua hal besar, memerlukan pengorbanan. Kalau saja dia tidak dibutakan atas ambisinya, tidak juga ikut campur. Mungkin semuanya akan baik-bauk saja. Ini resiko, jangan terlalu di pikirkan. Tidak akan ada yang berubah,” ucap Luis sembari mengelus kepala putranya.

Bela mengangguk paham, ia paham betul atas segalanya yang ia terima saat ini.

“Kau juga sudah banyak melalui waktu yang berat, masa-masa yang sulit,” ucap Luis menegaskan jika Bela tak harus merasa bersalah.

Bela mengangguk lalu mendekatkan tubuhnya pada Luis yang langsung memeluknya. “Lukamu…”

“Aku tidak akan menghilangkan bekasnya, ini sebagai bentuk penebusan dosaku. Ku harap anak kita tidak jadi dokter sepertiku,” ucap Luis lalu mencium putranya yang sudah mengantuk setelah mandi dan menyusu.

Bela tersenyum lalu mengangguk pelan. “Ayo makan, aku membuat sup,” ajak Bela.

Luis mengangguk lalu membantu Bela menidurkan putranya kedalam box bayinya sebelum makan malam bersama dengan Damian di bawah.


Epilog-2

39
Posting Komentar
Search
Menu
Theme
Share