0
Home  ›  Chapter  ›  Poison

Bab 24 – Bulan Madu 🔞

 

Bab 24 – Bulan Madu 🔞-1

Luis membantu Bela melepaskan gaun putihnya yang begitu anggun itu setelah masuk kedalam kamar. Tak mungkin mereka bercinta dengan pakaian yang masih sangat lengkap seperti sekarang. Luis sudah begitu kesal karena pakaian seorang mempelai wanita begitu berlapis-lapis tapi apa boleh buat daripada Bela meminta tolong pada orang lain.

“Kau harus banyak memakai lingerie setelah ini,” ucap Luis yang akhirnya selesai membantu Bela melepas gaunnya.

Bela tersenyum lalu mengangguk. “Aku mau mandi dulu,” ucap Bela yang masih perlu membersihkan make up di wajahnya juga membersihkan bekas hair spray juga merapikan sasakan di rambutnya.

“Ikut…” lirih Luis yang seketika ia langsung menggelengkan kepalanya. “Tidak jadi, sepertinya kau masih repot,” ucap Luis yang menarik permintaannya sendiri.

Bela tertawa kecil mendengar ucapan Luis. “Sayang aku lapar, bisa pesankan makanan dulu?” pinta Bela memberi Luis sedikit kesibukan.

Luis langsung mengangguk dengan cepat daripada ia harus membantu Bela mengurus rambutnya yang kusut lebih baik ia memesan makanan dan mengusrus yang lain. Biar Bela mengurus badannya sendiri. Meskipun pada akhirnya ia jadi harus menunggu lama dan akhirnya turun tangan membantu Bela menyisir rambut lagi setelah mandi.

“Repot sekali ternyata menjadi pengantin, padahal kita cuma sebentar acaranya,” keluh Luis lalu setelah selesai menyisir rambut Bela.

Bela tersenyum lalu menyuapi Luis dengan seafood yang di pesankan untuknya. Luis langsung melahapnya tanpa pernah bisa menolak setiap makanan yang di suapkan Bela. Luis yang sudah makan dan rencananya ingin gantian mandi dengan Bela jadi kembali makan bersamanya.

“Kalo disuapin jadi lebih enak makannya,” ucap Luis yang memilih duduk sejenak menunggu barang kali istrinya kembali menyuapinya.

Baca juga 29. Vol. 3 : Chapter 12

Bela kembali tersenyum lalu menyuapi Luis lagi. “Sebenarnya aku ingin sekali mengundang tetanggaku di apartemen dulu, aku ingin menunjukkan kalau suamiku keren, aku tidak hamil duluan, setidaknya aku tidak berakhir seburuk yang mereka ucapkan…”

“Apa?” Luis menyela.

“Jadi pelacur,” Bela menjawab sambil melanjutkan makannya.

“Tidak, kau bukan pelacur, kau bahkan belum hamil padahal aku sudah berusaha. Tetanggamu jahat menyebalkan,” ucap Luis sembari merangkul pinggang Bela. “Nanti aku akan membalas semua orang yang jahat padamu, satu per satu. Tenang saja,” lanjut Luis sembari mengecup bahu Bela dengan lembut.

Bela mengangguk lalu bangkit dari duduknya untuk cuci tangan setelah selesai makan, Bela mengeringkan tangannya dengan handuk lalu memandangi tubuhnya sejenak. Memandang wajahnya yang dulu untuk makan saja perlu kerja keras, sekarang ia bisa memilih mau makan apa. Memandang sorot matanya yang selalu tampak ketakutan, kini sudah lebih ceria. Bela tersenyum memandang wajahnya sendiri.

“Apa saja yang mereka lakukan padamu dulu?” tanya Luis yang mendekat pada Bela sembari memeluknya dari belakang.

“Biasa, hanya ya…bicara buruk, bergosip jika aku lembur, menertawakanku saat dihajar ayah, lalu pura-pura tuli saat aku minta tolong. Tapi tak masalah, aku sudah tidak kesana lagi,” ucap Bela yang terlihat begitu polos dan mudah memaafkan terlebih Bela sendiri hanya ingin mensyukuri kehidupannya yang sekarang tanpa perlu memusingkan kehidupannya dimasalalu. Toh ia juga sudah menggadaikan apartemennya itu.

“Jahat sekali,” lirih Luis yang sedih mendengar cerita Bela lalu melepas pelukannya sebelum pergi mandi dan Bela menunggu sambil tiduran tapi malah ketiduran hingga Luis selesai mandi.

Luis tak membangunkan Bela, ia hanya membenarkan posisinya saja. Luis tau ini pasti hari yang melelahkan untuk Bela, ditambah ia juga banyak menangis matanya pasti juga lelah hingga begitu mudahnya untuk tidur. Luis juga tak keberatan jika ia menunda sebentar bulan madunya, toh bagi Luis yang penting ia bisa bercinta. Soal dimana tempatnya bukan masalah penting bagi Luis.

Baca juga 28. Vol.3 : Chapter 11

“Ibu…” lirih Bela di tengah tidurnya.

Luis yang memandangi Bela langsung menaikkan alisnya kaget Bela memanggil ibu ditengah tidurnya. Luis langsung mendekap Bela, khawatir jika istrinya sedang mimpi buruk.

“Sssttt…sayang…” bisik Luis lembut tak ada igauan lagi dari Bela hanya ada nafasnya yang teratur dan tubuhnya yang begitu lemas dan pasrah dalam dekapan Luis.

***

Menjelang malam Bela baru terbangun, ia cukup terkejut Luis memeluknya. Bukan karena Bela tak biasa di peluk saat tidur, ia jelas sudah terbiasa. Tapi ia mengira Luis akan membangunkannya saat ketiduran tadi. Bela mengira Luis akan paling tidak tetap menggunakan lubangnya meskipun ia tidur seperti yang sudah-sudah.

“Sayang kenapa?” tanya Luis yang jadi ikut bangun karena Bela bangun.

“Maaf aku ketiduran,” jawab Bela lalu kembali tiduran di samping Luis.

Luis mengangguk dan tampak masih mengantuk. “Vitamin dari ayah jangan lupa diminum,” ucap Luis mengingatkan Bela sembari sedikit membuka matanya.

Bela mengangguk lalu langsung pergi untuk minum vitaminnya, juga beberapa suplemen penyubur yang di resepkan mertuanya dan sudah jelas setelahnya Bela akan gelisah dan tubuhnya meminta untuk di jamah.

“Sayang…” lirih Bela sembari merangkak di atas tempat tidur sebelum menduduki Luis.

Luis tersenyum melihat Bela yang beraksi dengan obat dari ayahnya. “Kau bosnya…” ucap Luis lalu menggeser posisinya ke tengah tempat tidur.

Bela memulai dengan melumat 

Bab 24 – Bulan Madu 🔞-2


39
Posting Komentar
Search
Menu
Theme
Share