Bab 24 – Bulan Madu 🔞
Luis
membantu Bela melepaskan gaun putihnya yang begitu anggun itu setelah masuk
kedalam kamar. Tak mungkin mereka bercinta dengan pakaian yang masih sangat
lengkap seperti sekarang. Luis sudah begitu kesal karena pakaian seorang
mempelai wanita begitu berlapis-lapis tapi apa boleh buat daripada Bela meminta
tolong pada orang lain.
“Kau harus
banyak memakai lingerie setelah ini,” ucap Luis yang akhirnya selesai membantu
Bela melepas gaunnya.
Bela
tersenyum lalu mengangguk. “Aku mau mandi dulu,” ucap Bela yang masih perlu
membersihkan make up di wajahnya juga membersihkan bekas hair spray juga
merapikan sasakan di rambutnya.
“Ikut…”
lirih Luis yang seketika ia langsung menggelengkan kepalanya. “Tidak jadi,
sepertinya kau masih repot,” ucap Luis yang menarik permintaannya sendiri.
Bela
tertawa kecil mendengar ucapan Luis. “Sayang aku lapar, bisa pesankan makanan
dulu?” pinta Bela memberi Luis sedikit kesibukan.
Luis
langsung mengangguk dengan cepat daripada ia harus membantu Bela mengurus
rambutnya yang kusut lebih baik ia memesan makanan dan mengusrus yang lain.
Biar Bela mengurus badannya sendiri. Meskipun pada akhirnya ia jadi harus
menunggu lama dan akhirnya turun tangan membantu Bela menyisir rambut lagi
setelah mandi.
“Repot
sekali ternyata menjadi pengantin, padahal kita cuma sebentar acaranya,” keluh
Luis lalu setelah selesai menyisir rambut Bela.
Bela
tersenyum lalu menyuapi Luis dengan seafood yang di pesankan untuknya. Luis
langsung melahapnya tanpa pernah bisa menolak setiap makanan yang di suapkan
Bela. Luis yang sudah makan dan rencananya ingin gantian mandi dengan Bela jadi
kembali makan bersamanya.
“Kalo
disuapin jadi lebih enak makannya,” ucap Luis yang memilih duduk sejenak
menunggu barang kali istrinya kembali menyuapinya.
Bela
kembali tersenyum lalu menyuapi Luis lagi. “Sebenarnya aku ingin sekali
mengundang tetanggaku di apartemen dulu, aku ingin menunjukkan kalau suamiku
keren, aku tidak hamil duluan, setidaknya aku tidak berakhir seburuk yang
mereka ucapkan…”
“Apa?” Luis
menyela.
“Jadi
pelacur,” Bela menjawab sambil melanjutkan makannya.
“Tidak, kau
bukan pelacur, kau bahkan belum hamil padahal aku sudah berusaha. Tetanggamu
jahat menyebalkan,” ucap Luis sembari merangkul pinggang Bela. “Nanti aku akan
membalas semua orang yang jahat padamu, satu per satu. Tenang saja,” lanjut
Luis sembari mengecup bahu Bela dengan lembut.
Bela
mengangguk lalu bangkit dari duduknya untuk cuci tangan setelah selesai makan,
Bela mengeringkan tangannya dengan handuk lalu memandangi tubuhnya sejenak.
Memandang wajahnya yang dulu untuk makan saja perlu kerja keras, sekarang ia
bisa memilih mau makan apa. Memandang sorot matanya yang selalu tampak
ketakutan, kini sudah lebih ceria. Bela tersenyum memandang wajahnya sendiri.
“Apa saja
yang mereka lakukan padamu dulu?” tanya Luis yang mendekat pada Bela sembari
memeluknya dari belakang.
“Biasa,
hanya ya…bicara buruk, bergosip jika aku lembur, menertawakanku saat dihajar
ayah, lalu pura-pura tuli saat aku minta tolong. Tapi tak masalah, aku sudah
tidak kesana lagi,” ucap Bela yang terlihat begitu polos dan mudah memaafkan
terlebih Bela sendiri hanya ingin mensyukuri kehidupannya yang sekarang tanpa
perlu memusingkan kehidupannya dimasalalu. Toh ia juga sudah menggadaikan
apartemennya itu.
“Jahat
sekali,” lirih Luis yang sedih mendengar cerita Bela lalu melepas pelukannya
sebelum pergi mandi dan Bela menunggu sambil tiduran tapi malah ketiduran
hingga Luis selesai mandi.
Luis tak
membangunkan Bela, ia hanya membenarkan posisinya saja. Luis tau ini pasti hari
yang melelahkan untuk Bela, ditambah ia juga banyak menangis matanya pasti juga
lelah hingga begitu mudahnya untuk tidur. Luis juga tak keberatan jika ia
menunda sebentar bulan madunya, toh bagi Luis yang penting ia bisa bercinta.
Soal dimana tempatnya bukan masalah penting bagi Luis.
“Ibu…”
lirih Bela di tengah tidurnya.
Luis yang
memandangi Bela langsung menaikkan alisnya kaget Bela memanggil ibu ditengah
tidurnya. Luis langsung mendekap Bela, khawatir jika istrinya sedang mimpi
buruk.
“Sssttt…sayang…”
bisik Luis lembut tak ada igauan lagi dari Bela hanya ada nafasnya yang teratur
dan tubuhnya yang begitu lemas dan pasrah dalam dekapan Luis.
***
Menjelang
malam Bela baru terbangun, ia cukup terkejut Luis memeluknya. Bukan karena Bela
tak biasa di peluk saat tidur, ia jelas sudah terbiasa. Tapi ia mengira Luis
akan membangunkannya saat ketiduran tadi. Bela mengira Luis akan paling tidak
tetap menggunakan lubangnya meskipun ia tidur seperti yang sudah-sudah.
“Sayang
kenapa?” tanya Luis yang jadi ikut bangun karena Bela bangun.
“Maaf aku
ketiduran,” jawab Bela lalu kembali tiduran di samping Luis.
Luis
mengangguk dan tampak masih mengantuk. “Vitamin dari ayah jangan lupa diminum,”
ucap Luis mengingatkan Bela sembari sedikit membuka matanya.
Bela
mengangguk lalu langsung pergi untuk minum vitaminnya, juga beberapa suplemen
penyubur yang di resepkan mertuanya dan sudah jelas setelahnya Bela akan
gelisah dan tubuhnya meminta untuk di jamah.
“Sayang…”
lirih Bela sembari merangkak di atas tempat tidur sebelum menduduki Luis.
Luis
tersenyum melihat Bela yang beraksi dengan obat dari ayahnya. “Kau bosnya…”
ucap Luis lalu menggeser posisinya ke tengah tempat tidur.
Bela memulai dengan melumat