0
Home  ›  Chapter  ›  Poison

Bab 34 – Lingerie 🔞

Beli Karya
Bab 34 – Lingerie 🔞-1


Luis makan sendirian kali ini, tidak ada Luis yang rewel minta di suapi juga. Karena tau Bela sedang bersiap untuknya. Tapi tetap saja sebelum istrinya ke kamar untuk bersiap ia tetap meminta di ambilkan makan dan disayang-sayang manja dulu sebelumnya. Sembari sedikit merengek dan merajuk juga agar Bela membujuknya makan, karena itu momen kesukaan Luis.

Luis juga tak langsung ke kamar setelahnya, ia masih berkutat dengan laptop juga ponselnya. Menyembunyikan hal-hal aneh yang akan membuat Bela curiga padanya. Bukan soal selingkuh, tapi soal lainnya. Luis juga sibuk memeriksa CCTVnya memastikan jika seharian ini istrinya tidak melakukan hal-hal yang mungkin mencurigakan dan yang terakhir memblokir akses Bela pada Heny.

“Harusnya kau tidak mengganggu istriku…” gumam Luis pelan dengan pandangan dingin menahan emosi dan amarahnya sembari menatap foto Heny yang terpampang di biodatanya lalu menutup laptopnya sebelum masuk ke kamar untuk menikmati Belanya yang menyenangkan.

Kamar sudah rapi, tempat tidur juga lebih wangi di tambah lilin aroma terapi yang baru Bela matikan setelah kamar terasa cukup wangi. Luis tak bisa menyembunyikan senyum bahagianya mendapati persiapan istrinya yang begitu berusaha menyenangkan hatinya. Belum lagi ia melihat Bela yang sedang mematut diri di depan cermin memandangi tubuhnya yang kini di balut lingerie berwarna emerald.

“Kurasa harusnya beli yang sedikit lebih lebar lagi,” ucap Bela sembari tersenyum malu karena lingerienya terlihat begitu ketat dan memamerkan perutnya yang buncit.

Luis tersenyum memandangi Bela lalu mengelus perutnya dari belakang. “Ini aku suka, kau terlihat sexy dan keibuan,” puji Luis lalu mencium pipi Bela sembari menciumi bahu dan lehernya. “Cantik sekali istriku…” bisik Luis lalu menatap pantulan tubuh Bela di cermin, begitu mengaguminya bagai baru pertama melihatnya. “Beruntungnya aku…” gumamnya lalu menatap mata Bela, memandangi wajahnya yang bersemu dengan segala pujian yang ia terima.

“Luis…” lirih Bela lalu membalik tubuhnya untuk mengalungkan tangannya di leher Luis yang sudah siap menggendongnya ke tempat tidur dan memulai pemanasan.

Luis langsung melumat bibir Bela menghilangkan lipstik tipis yang ia kenakan dan Bela membalas tiap lumatannya. “Aku merindukanmu…” bisik Luis lalu kembali melumat bibir Bela dengan penuh nafsu, menjulurkan lidahnya menjelajahi mulut Bela yang sengaja jarang ia jamah karena enggan kehilangan kendali dan membahayakan bayinya.

“Umhhh…Luis…emhhh…” desah Bela disela cumbuannya sembari mengelus bahu dan dada Luis.

Baca juga 29. Vol. 3 : Chapter 12

Luis menghentikan cumbuannya sejenak untuk melepaskan bajunya lalu melucuti lingerie yang Bela kenakan hingga keduanya sama-sama telanjang. “Bela…” lirih Luis lalu kembali mencumbu istrinya. Terus bercumbu hingga turun ke leher dan memberi tanda kepemilikannya.

Luis terus bergerak kebawah lalu kembali meninggalkan jejaknya di dada istrinya itu sebelum mulai menyusu. Payudara Bela yang sintal seiring dengan bertambahnya usia kandungannya juga berat badannya yang naik membuat Bela makin terlihat sexy. Membuat Luis merasa senang dan bangga sebagai suami bisa memberikan kehidupan layak dan baik pada istrinya.

“Ahhh…shhh…emhhh…” desah Bela yang tertahan dan makin membuat Luis gemas karena tak bisa mendengar suara syahdu yang sudah lama tak ia dengar.

“Shhh…awhhh…Luishhh…ahhh…” desah Bela tak tertahankan ketika Luis memilin putingnya yang sensitif dan sudah bengkak sejak Luis selalu menghisapnya dengan kuat atau merangsangnya di setiap kesempatan.

Tangan Luis juga tak tinggal diam, ia mulai meraba kewanitaan Bela. Memastikan istrinya itu sudah siap untuknya sembari memasukkan dua jarinya kedalam lubang sempit yang belakangan jarang ia jamah sejak Bela hamil.

“Sayang sudah boleh?” tanya Luis sambil mengocok lubang kenikmatan Bela itu yang jelas langsung di angguki tanpa ragu.

Luis langsung bangun dan bersiap memposisikan diri untuk memasuki lubang kenikmatan istrinya itu dengan hati-hati sambil sesekali mengelus perutnya dengan lembut dan mendiamkannya sejenak. Luis benar-benar ingin memastikan semuanya aman dan Bela menikmatinya. Barulah ia mulai bergerak ketika tau semuanya baik-baik saja.

Penyatuannya kali ini benar-benar terasa nikmat, selain karena sudah lama menahan diri. Kehadiran si kecil di dalam rahim juga membuat semakin sempit dan nikmat. Baik untuk Bela yang jadi lebih mudah mencapai puncaknya maupun untuk Luis yang terhimpit dan terhisap begitu dimanjakan oleh lubang surgawi istrinya itu.

“Sudah?” tanya Luis memastikan Bela baik-baik saja setelah mencapai puncaknya.

Baca juga 28. Vol.3 : Chapter 11

Bela mengangguk dengan lemas lalu bercumbu sejenak dengan Luis yang masih keras dan mau lagi. Tapi berbeda dari biasanya, kali ini Luis sudah langsung memasukkan kejantanannya lagi dalam posisi miring. Bela mendesah tak karuan dan mengerang penuh nikmat seiring dengan hentakan suaminya yang begitu dalam dan begitu memuaskan hasratnya. Bela mulai mempertimbangkan untuk rajin memakai lingerie mulai malam ini.

***

Pagi menjelang, jika biasanya Bela akan terbangun karena Luis bangun dan bersiap ke rumah sakit. Pagi ini berbeda. Suaminya sudah sibuk menjamah tubuhnya dan sudah bersiap memasukkan kejantanannya yang selalu keras di pagi hari itu.

“Selamat pagi Sayang,” sambut Luis lalu perlahan memasukkan kejantanannya sembari mengecup kening Bela.

“Ahh…padahal semalam ku kira sudah terkuras habis,” keluh Bela meskipun disisi lain ia juga menikmatinya sembari mengelus perutnya dan meraba kewanitaannya yang begitu penuh sesak tersumpal kejantanan perkasa suaminya itu.

Luis tertawa mendengar keluhan Bela lalu melumat bibirnya dengan lembut. “Tidurlah biar aku yang urus, istriku hanya perlu menikmati saja,” bisik Luis yang di angguki Bela meskipun ia jelas tak bisa tidur dan tangannya juga tetap bergerak meremas-remas payudaranya sendiri.

“Shhh…awhhh…” pekik Bela seiring dengan klimaksnya yang entah keberapa dan kram di perutnya saat Luis ikut membuang sperma di dalamnya.

“Kenapa?” tanya Luis khawatir.

“Kram, tadi dia menendang cukup keras,” ucap Bela sembari mengelus perutnya dengan penuh kasih sayang.

Luis memakai celana pendeknya lalu keluar untuk mengambilkan minum. Tapi saat ia masuk ia sudah di sajikan Bela yang menungging di balik selimut. Ia tau Bela sedang tak menggodanya. Istrinya dan semua ibu hamil biasa melakukannya agar bayi di perutnya leluasa bergerak. Tapi ini pemandangan indah bagi Luis.

“Sayang minum,” ucap Luis memberi Bela minum.

Bela langsung meminumnya lalu kembali menungging. “Terimakasih Sayang,” ucap Bela lembut lalu sedikit melebarkan kakinya agar Luis tergoda.

Tanpa babibu lagi Luis membuka selimut yang menutupi tubuh telanjang istrinya dan langsung memasukkan kejantanannya lagi. Luis sempat menampar pantat Bela dengan gemas sebelum ia menggenjotnya dan Bela kewalahan mengimbangi nafsu dan staminanya.

***

Tak ada acara ke rumah sakit atau kios hari ini. Luis yang rencananya hanya akan bercinta semalam saja malah tak bisa pergi kemanapun karena istrinya yang lemas setelah memuaskannya. Setelah sarapan rencananya untuk kerja juga langsung ia urungkan ketika melihat istrinya memasak dengan mengenakan lingerie semalam sambil mengelus perut buncitnya.

Bela memang terlihat acak-acakan dan pucat saat memasak. Tapi senyum manisnya sembari mengelus perut buncitnya membuatnya terlihat begitu menggoda.

“Nanti kita menginap di rumah Ayah saja,” ucap Luis memutuskan karena khawatir pada istrinya dan perlu di yakinkan jika intensitasnya bercinta hari ini aman-aman saja sembari membuka celananya dan meminta Bela yang sedang istirahat di sofa memberinya blow job.

39
Posting Komentar
Search
Menu
Theme
Share