Bab 13 - Bob 🌈
Clara benar-benar senang dengan kejutan dari suaminya.
Entah berapa banyak bunga yang di habiskan Bara untuk menghiasi hotelnya itu.
Clara juga langsung memakai gelang pemberian suaminya.
"Suka?" tanya Bara lalu menuangkan air
dingin ke gelas Clara.
"Ini seperti mimpi," ucap Clara lalu
menggenggam tangan Bara erat dengan senyumnya yang mengembang.
Fyuh, gak sia-sia aku repot
seharian. Batin Bara lega.
"Dari tadi aku takut tau gak sih kalo kamu gak
suka sama dekornya," ucap Bara lalu mengeratkan genggaman tangannya dengan
Clara "Kamu cantik banget hari ini," sambung Bara memuji istrinya
yang terlihat sangat bahagia.
"Terimakasih ya kak," ucap Clara lembut.
"Kamu emang cantik sayang serius," ucap Bara
meyakinkan istrinya.
"Aku tau, tapi terimakasih sudah jadi suamiku,
sembuhin aku, didik aku sampe jadi pribadi yang lebih baik. Aku seperti
terlahir kembali karena kakak. Terimakasih banyak ya kak. Maaf belum bisa jadi
yang terbaik dan sesuai kriteriamu," ucap Clara lalu mengecup punggung
tangan Bara.
"No Clara
kamu yang memperbaiki semuanya aku hanya mengingatkan," ucap Bara lalu
mengelus pipi Clara lembut "I love
you," bisik Bara.
Kling! Sebuah pesan masuk ke ponsel Bara.
"Sebentar ya, bisnis," ucap Bara lalu bangun dan mengecup kening Clara.
"Iya jangan lama-lama ya," ucap Clara
mengijinkan.
"I love
you," ucap Bara lalu cepat bergegas keluar untuk menemui Tina.
***
Mampus gue! Kok bisa sampe
lupa kalo ada janji! Batin
Bara lalu cepat-cepat menemui Tina yang sudah menunggu dari tadi.
"Hay," sapa Tina lalu melambaikan tangannya.
"Sorry
istriku ulang tahun hari ini. Aku sibuk," ucap Bara yang langsung
menjelaskan alasan keterlambatannya.
"Gapapa mungkin besok kita bisa makan
bareng," ucap Tina maklum lalu memeluk Bara dan sengaja mengecup dadanya
hingga lipstik merahnya menempel di kemeja Bara.
"Hmm ya. Nanti akan ku jadwalkan," ucap Bara
lalu duduk di depan Tina "Sudah makan?" tanya Bara.
"Belum, aku nunggu kamu. Ku kira hari ini jadi
soalnya," ucap Tina lalu memasang wajah sedihnya.
"Maaf, aku lupa kabarin," ucap Bara yang
merasa bersalah.
"Gapapa lagian kita kan di belakangan. Jadi aku
gak masalah," ucap Tina maklum meskipun ia tetap sedih.
"Kamu jangan lupa makan. Maaf gak bisa lama,"
"Kamu masuk aja pasti dah di tunggu Clara,"
potong Tina lalu bangun dan berjalan keluar diikuti Bara.
"Mau ku kirim makanan?" tawar Bara sambil
mengikuti tina.
"Tidak usah, aku bisa makan sushi tadi
pagi," ucap Tina menghindari Bara sambil menunjukkan kotak bekalnya.
"Ya ampun maaf. Maaf sekali aku gak sempat mikir
makanan. Maaf ya," ucap Bara sambil mengelus tengkuknya.
"Iya gapapa aku paham," ucap Tina "Inget
ya masih sembilan loh berarti," sambung Tina sedikit bercanda lalu membuka
pintu mobilnya.
"Ah iya," ucap Bara lalu tersenyum getir.
"Aku pulang dulu ya, besok ku kirim kado buat
istrimu," ucap Tina lalu mengecup bibir Bara sambil melumatnya.
Bara hanya diam tak membalas, tapi juga hanya membiarkan
apa yang dilakukan Tina padanya.
"Bye,"
ucap Tina lalu masuk dan pergi begitu saja meninggalkan Bara dan
kebahagiaannya.
"Lo Bara kan?" tanya Bob yang tiba-tiba
muncul dan menepuk bahu Bara.
"Hah? Ah elu, gue kira siapa," ucap Bara
sambil memegangi dadanya yang deg-degan karena kemunculan Bob.
"Tadi siapa?" tanya Bob tanpa basa-basi.
"Bukan urusanmu, kamu mau apa kesini?" ucap
Bara berusaha mengelak meskipun jelas terlihat kalau ia gelagapan.
"Lo jangan main gila ya di belakang Clara!"
ucap Bob sedikit membentak lalu berjalan meninggalkan Bara dan masuk ke dalam
untuk menemui Clara.
Gawat jangan-jangan Bob mau
laporan sama Clara. Batin
Bara panik lalu segera ke kamar mandi untuk merapikan penampilannya.
###
"Oh! Itu suamiku," pekik Clara yang sudah
cukup lama menunggu suaminya sambil mengobrol bersama Bob dan Robi.
"Nunggu lama?" tanya Bara basa-basi yang
langsung mendapat tatapan tajam dari Bob.
"Enggak, kayaknya sih. Abis aku ngobrol sama Bob,
kak Robi, Lisa juga tadi dari sini," ucap Clara ceria.
Apa Bob gak cerita ya? Batin Bara menebak-nebak.
"Cla, kadonya bunda ada di rumah ya besok cepet
di buka oke?" ucap Anna lalu mencium pipi Clara "Panjang umur, sehat,
babynya juga sehat, pinter, jadi
lebih baik," sambung Anna mendoakan menantunya yang sedang berulang tahun.
"Amin," ucap Anna dan orang-orang yang
menyemak doa Anna dari tadi.
"Selamat ulang tahun ya sayang," ucap Anna
lalu memeluk Clara.
"Doa dari ayah sama aja kayak bunda," bisik
Adam di antara istri dan menantunya.
"Ayah gak kreatif," cibir Anna sementara
Adam hanya cengar-cengir "Yaudah ya sayang, bunda sama ayah mau pulang
dulu besok Lisa sekolah soalnya," pamit Anna.
"Aku bolos sehari dong bunda, aku mau sama kak
Clara," rengek Lisa yang langsung nempel di belakang Clara.
"Aya juga," ucap Aya yang langsung
ikut-ikutan.
"Tuh kan diikutin kak Aya," ucap Adam lalu
menggendong cucunya.
Lisa langsung cemberut begitu pula dengan Aya yang dilarang
bolos.
"Besok sabtu kita jalan-jalan ya, berempat bareng
kak Sofia juga," ajak Clara untuk menghibur Aya dan Lisa.
"Aku gak diajak nih," ucap Hana lalu
cipika-cipiki dengan Clara.
"Diajak kalo kak Hana gak sibuk ngurusin
Kim," ucap Clara lalu memeluk Hana.
"Hihihi iya deh, nanti kita karaoke bareng
ya," ucap Hana "Seru ya ternyata punya adik perempuan kayak kamu.
Bisa main bareng," sambung Hana yang menggenggam tangan Clara erat.
Dan masih banyak lagi perbincangan hangat antara Clara
dan keluarga suaminya. Bahkan Bara yang ada di sana seolah diabaikan karena
terlalu asik dengan Clara. Hingga akhirnya Clara mengantar keluarga suaminya
sampai depan karena Lisa mau menginap bersama Clara dan rela tidur bertiga
dengan Clara dan Bara tanpa tau rencana nakal Bara lainnya.
"Tadi kita sampai mana?" tanya Clara pada
Bob dan Robi yang masih duduk menanti.
"Lupakan, tadi aku juga dah ngobrol sama bang
Robi," dusta Bob lalu tersenyum canggung.
Robi juga hanya mengangguk-anggukkan kepalanya.
"Cla, pokoknya ingat ya cowok itu godaannya ada
tiga. Harta, tahta, wanita!" ucap Bob menekankan pada kata wanita untuk
menyindir Bara yang langsung kikuk.
"Hahaha tenang aja Bob, kak Bara gak gitu kok.
Iya kan kak?" ucap Clara lalu meminta dukungan suaminya.
"I-Iya. Iya Cla," ucap Bara terbata-bata.
"Kak Bara masalah harta mana mikir dia, tahta
juga buat apa?" ucap Clara tanpa tau apa yang di lakukan Bara di
belakangnya.
"Wanita?" tanya Robi spontan.
Wajah ceria Clara langsung hilang dan menatap suaminya
cukup serius, ada rasa cemburu dan takut kehilangan yang terpancar dari mata
indahnya.
"Kehidupan kami," ucap Clara lalu menarik
nafas dan tersenyum "Baik-baik saja, kak Bara juga setia sama aku. Kalo
gak setia, gak cinta, gak sayang. Dia gimana munculnya?" sambung Clara
yang kembali mengembangkan senyumnya sambil mengelus perutnya.
Robi langsung merubah posisi duduknya dan menaikkan
sebelah alisnya seolah bertanya pada Bara. Bob juga langsung menunduk sambil
mengelus tengkuknya.
"Cla, gue laper. Nanti gue bawa pulang juga boleh?
Mau bagi buat papa juga," pinta Bob.
"Ya boleh dong! Boleh banget! Bawa aja yang
banyak," jawab Clara dengan ceria.
"Ayo, biar ku bantu," ucap Robi yang siap
melayani.
"Kak Robi, Bob. Aku capek punggung sama kakiku
pegel. Aku ke kamar dulu ya," pamit Clara lalu merapikan barang bawaannya
termasuk kado dari Bob.
"Iya Cla," jawab Bob lalu tos dengan Clara
sementara Robi hanya mengangguk takut tak tahan dengan tangan lembut Clara.
"Ayo," ajak Bara sambil merangkul pinggang
Clara tanpa tatapan tajam pada Bob jangankan tatapan tajam hanya menatapnya pun
Bara tak berani.
Clara langsung berjalan meninggalkan pestanya bersama
suaminya yang terus mendampinginya. Belum berapa langkah Bara langsung
menggendong Clara ala bridal.
"Akur kan?" tanya Robi sambil menyenggol
bahu Bob.
"Kok gue main kesel ya sama lakinya Clara,"
kesal Bob sambil mengambil menyilangkan tangannya di depan dada.
"Kamu tanya gitu karena sempat suka sama Clara
atau,"
"Gue liat lakinya Clara main gila tadi. Pengen
gue hajar tu orang," potong Bob yang sudah emosi.
Jadi tadi Bara nekat. Batin Robi cukup kaget dengan ucapan Bob
dan sikap Bara yang sembrono.
"Sama," jawab Robi singkat.
"Lo temen nya kan?" tanya Bob kaget dengan
jawaban Robi.
"Iya, cewek tadi rambut pendek?" tanya Robi
yang langsung diangguki Bob.
"Dia mantannya Bara, mantan ku juga tapi yah. Gak
penting. Dulu Bara sempat mau serius sama dia tapi ditolak. Well sekarang dia sadar Bara penting.
Jadi dia balik lagi ke Bara," ucap Robi sedikit bercerita.
"Terus lo kenapa diam?" tanya Bob sedikit
curiga dan tak percaya pada Robi.
"Lo liat Clara? Lo temen deketnya kan? Bara bilang
lo pernah suka sama dia. Tadi lo liat gimana dia? Apa lo tega
bilanginnya?" tanya Robi yang terjebak dalam posisi yang sama dengan Bob.
Bob hanya diam sambil mengusap wajahnya dengan gusar.
"Gak tega kan lo? Gimana gue yang deket ke
mereka?" ucap Robi lalu menepuk bahu Bob.
"Bang, itu mantan lu gak bisa dikondisikan?"
sindir Bob.
Robi langsung tertawa terbahak-bahak mendengar ucapan
Bob yang sama lucunya dengan Clara saat sedang marah.
"Apa?" tanya Bob yang bingung saat Robi
terbahak-bahak.
"Lo sama Clara lucu ya kalo lagi marah,
nyeletuknya itu loh," jawab Robi yang puas tertawa.
Bob yang dari tadi penuh emosi akhirnya tersenyum
karena ucapan Robi dan mendengar tawa Robi.
"Ku siapkan makananmu, pakek nasi apa lauk
aja?" tanya Robi.
"Pakek nasi, kalo bisa beras, lauknya banyakin,
bahan mentah juga gak nolak," jawab Bob apa adanya sambil mengambil
piring.
Buset temennya Clara gini
amat ya. Batin Robi yang
tetap menuruti permintaan Bob.
"Oh iya bang, kan lakinya Clara yang punya ni
hotel. Lu juga deket. Ada kerjaan gak biar gue?" tanya Bob.
Etdah! Lengkap amat mintanya. Batin Robi begitu mendengar pertanyaan Bob.
"Em nanti ku pikirkan. Gue punya nomer lo, jadi
pasti kalo ada kerjaan gue kasih tau," jawab Robi sopan.
"Hah? Kok bisa?" tanya Bob terkejut
mendengar jawaban Robi.
"Bara itu posesif sama Clara, semua kontak di
ponsel Clara Bara punya," jawab Robi lalu tersenyum menahan tawa.
"Lah apa hubungannya sama elu?" tanya Bob
yang masih belum paham.
"Gue tangan kanannya," jawab Robi
geleng-geleng kepala, tak selang lama ia kembali terbahak-bahak karena wajah
melongo Bob.
Lucu juga kali ya kalo bisa
punya pacar kayak Bob gini.
Batin Robi yang sudah dua kali dibuat tertawa Bob.
"Lu suka cowok?" tanya Robi.
"Gue normal!" jawab Bob cepat.
"Gue kira," ucap Robi menutupi entah apa
perasaannya.