Bab 29 - Foto
Usai sholat subuh
berjamaah clara membuatkan teh manis hangat untuk suaminya. Maklum kandangnya Robi
minim bahan makanan. Tak selang lama Bob bangun di susul Robi.
"Mau teh?"
tawar Clara.
"Sarapan nasi uduk
aja ya Cla?" tawar Bob usai cuci muka dan duduk di samping Clara.
"Iya aku yang kayak
biasanya ya," ucap Clara.
"Kayak yang
dulu?" tanya Bob memastikan selera Clara masih sama.
"Iye," jawab Clara
singkat sambil membuatkan teh manis untuk Bob.
"Lu apa?" tanya
Bob yang masih sinis pada Bara.
"Kak Bara makan sama
aku aja, aku gak mood amat kok buat
makan," ucap Clara menjawab pertanyaan sinis Bob.
"Sarapan apa?"
tanya Robi pada Bob lalu meminum teh yang baru saja di minum Bob.
"Nasi uduk,
mau?" jawab Bob sekalian menawari Robi.
"Jutek kamu,"
bisik Robi yang kesal pada Bob yang menomer satu kan Clara.
Bob hanya mencubit paha
Robi karena bisikan manjanya.
"Aku gak sarapan
nasi," ucap Robi lalu membenarkan duduknya, sementara Bob pergi membeli
nasi uduk di bawah.
"Yaudah tunggu
bentar ya," ucap Bob lalu pergi keluar.
"Sejak kapan kamu
doyan nasi uduk? Pakek yang biasanya lagi. Kamu sering pergi makan sama Bob ya?"
tanya Bara penuh selidik.
"Hadeh kakak aku
sama Bob itu kan dah kayak sodara. Gak usah lebay deh," ucap Clara santai
sambil bersandar dan mengelus perutnya.
Robi hanya tersenyum
melihat Clara dan Bara yang kembali harmonis. Meskipun Bara masih tak jujur
pada Clara bila ada main dengan Tina. Bara juga masih saja belum memutuskan
hubungannya dengan Tina.
"Kak Robi, minggu
besok aku kan mau foto. Kak Robi dateng ya?" pinta Clara.
"Boleh, Bob
juga?" ucap Robi.
"Iya dong.
Harus!" ucap clara semangat. "Aku pengen semua orang dateng biar
fotoku rame," sambung Clara.
Tak selang lama Bob
kembali dengan menenteng plastik berisi dua bungkus nasi uduk.
"Tadi ku tambahin
kentang balado itu loh," ucap Bob pada Clara.
"Asik!" ucap Clara
senang. "Eh elu beli dimana kok cepet?" tanya Clara penasaran.
"Di hatimu,"
goda Bob yang hanya di tanggapi tawa oleh Clara dan langsung mendapat tatapan
tajam dari Bara.
Bob sama sekali tak
menganggap Bara ada, Bob hanya menyiapkan dan melayani Clara seperti dulu saat
masih jadi anak punk.
"Kayaknya
enak," ucap Robi yang melihat makanan di piring Bob dan Clara.
"Tadi aja gak mau!
Beli sendiri sana!" ketus Bob.
Gila ni bocah beneran lembut ke Clara aja! Batin Robi.
"Kak Robi mau
juga?" tanya Clara yang melihat wajah memelas Robi.
"Mau, nyicipin
aja," jawab Robi.
"Yaudah nih
aaa," ucap Clara yang akan menyuapi Robi sama seperti saat menyuapi
suaminya.
"Sayang aku juga mau
makan!" ucap Bara cemburu.
"Oh iya ini,"
ucap Clara yang langsung menyuapi Bara baru Robi.
Tapi tak selang lama Bara
minta disuapi lagi, Robi juga langsung buka mulut minta disuapi, begitu
seterusnya hingga Clara hanya menyuapi bos dan sekertaris yang ada di depannya.
"Dah nih yang
terakhir, siapa yang mam?" tanya Clara, bukan Bara bukan juga Robi Bob
langsung menyambarnya.
Suapan terakhir yang banyak berkah diambil Bob! Batin Bara cemburu,
kesal dan sedih.
Dasar serakah, dah beli sebungkus masih aja nyomot! Batin Robi kesal tapi
senang karena Bob cemburu.
"Nih makan punyaku
aja," ucap Bob memberikan piringnya yang masih utuh pada Clara.
"Gak usah Bob, tadi
dah makan dikit kok," tolak Clara.
"Sesuap?" tanya
Bob.
Bara dan Robi jadi
tersadar bila sikapnya sudah keterlaluan hingga membuat Clara tak jadi sarapan
dan moodnya sudah hilang.
Niatnya mau bikin Bara sadar malah jadi bikin Clara
gak sarapan, mana aku jadi makan banyak lagi. Batin Robi menyesal.
"Yaudah yuk pulang!"
ajak Bara pada istrinya.
Clara hanya mengangguk,
lalu ke kamar merapikan tasnya.
"Maaf ya kak Robi,
Bob jadi bikin repot," ucap Clara sebelum pulang.
"Iya gapapa,"
ucap Robi yang mengantar Clara dan Bara turun. "Clara, kalau kamu ada
masalah. Apapun itu kamu kesini aja. Gapapa aku ijinin," sambung Robi.
"Ah iya makasih Kak,
makasih dah mau tampung aku," ucap Clara.
"Kamu bukan anak
kucing Cla, anggap aja kamu berkunjung ke kakak laki-lakimu dan asuransi
mu," ucap Robi.
"Bob cerita
ya?" tanya Clara sambil tertawa kecil.
"Hati-hati ya,"
ucap Robi saat Clara sudah sampai bawah dan masuk ke mobil Bara. "Aku
bakal buka semuanya kalo Clara sampe kenapa-napa!" ucap Robi mengancam Bara.
Bara hanya diam seolah
tak mendengar ucapan Robi barusan.
"Da Clara, jagain
keponakanku ya," ucap Robi ceria pada Clara.
###
Sesampainya di rumah,
Bara dan Clara langsung disambut orang tua Bara dengan wajah marah. Adam
terlihat sangat marah dengan beberapa kertas di tangannya. Ruang tamu
benar-benar terasa tak nyaman.
"Loh ayah sama bunda
kok gak bilang kalo mau kesini?" tanya Clara lalu menyalimi kedua
mertuanya.
"Clara masuk dulu
ya, kita mau ngomong sama Bara," ucap Anna lembut.
Clara hanya menatap Bara
dengan heran dan bingung. Bara sendiri juga bingung kenapa orang tuanya marah.
Padahal saham hotel juga tidak ada penurunan apa pun, bisnisnya juga lancar,
kerjaan aman terkendali, kehamilan Clara juga baik.
"Gapapa sayang masuk
aja," ucap Bara meyakinkan istrinya.
"Enggak, aku mau
tau!" tolak Clara.
Plak! Tamparan keras pertama kali dari Anna melayang ke
pipi Bara. Untuk pertama kalinya orang tua Bara marah besar. Bahkan bundanya
sampai menamparnya cukup keras.
"Kamu ngapain aja di
belakang istrimu?" bentak Anna yang kesal bukan main sampai matanya
berkaca-kaca saat memarahi putranya.
Suasana langsung menjadi
tegang karena Anna yang langsung memarahi putranya habis-habisan. Adam tak
bicara apa-apa dan hanya memeluk istrinya agar tenang. Bara juga hanya diam
sambil menggenggam tangan Clara.
"Kamu keterlaluan!
Ayah gak pernah didik kamu jelek gini! Selingkuh! Mau nyeraiin Clara
pula!" ucap Adam yang akhirnya buka suara.
"Selingkuh?"
tanya Clara heran pada ayah mertuanya.
Adam hanya melemparkan
beberapa foto saat Bara pergi bersama Tina. Clara cukup sesak saat
mengetahuinya. Tapi ia berusaha tetap tegar. Dengan tarikan nafas yang menahan
air matanya, Clara mulai tersenyum.
"Ayah sama bunda
salah paham," ucap Clara lembut lalu duduk berhadapan dengan mertuanya.
"Kemarin aku kedatangan pengacara juga kirim kayak gini. Aku sampe pergi dari
rumah, ini juga kita habis nginep dari apartemennya kak Robi. Itu cuma ulahnya
orang yang gak suka aku sama kakak akur aja. Lagian aku sama kakak baik-baik
saja," sambung Clara membela suaminya.
Anna menatap Clara dengan
tatapan miris. Anna dan Adam jelas tak akan main marah dan tuduh bila tak
pernah melakukan penyelidikan mendalam. Tapi apa yang mereka lihat benar-benar
di luar dugaan. Pasalnya Clara terlihat sangat tegar dan tabah.
Anna jelas tau bila
menantunya itu sedang menutupi sesuatu dan tengah berusaha menjaga hubungannya
dengan Bara. Entah apa alasan Clara yang masih saja percaya pada Bara dengan
segala ketidakjujuran nya.
"Aku percaya kalo
kak Bara cuma cinta dan setia sama aku, aku gak peduli apa foto ini benar atau
salah. Tapi yang aku tau suamiku cuma punya ku. Itu saja gak lebih," ucap
Clara lalu mengembalikan foto-foto perselingkuhan Bara pada mertuanya.
Ucapan Clara yang sangat
meyakini suaminya benar-benar menjadi tamparan keras bagi Bara. Adam sendiri
yang mendapatkan bukti kuat tak berani menyanggah ucapan menantunya yang
terlihat kekeh dengan apa yang ia yakini.
"Clara yakin?"
tanya Adam lembut.
"Ayah, aku tau hubunganku
sama kak Bara ini dipaksa. Seperti buah yang di karbit, hasilnya tak mungkin
baik. Tapi itu yang terlanjur ku beli, jadi aku harus menerima semuanya,"
ucap Clara sesak. "Aku istri sah, sementara bila memang suamiku selingkuh.
Wanita itu hanya simpanan sampai kapanpun!" sambung Clara tegas.
"Kenapa kamu bilang
gitu nak?" tanya Adam yang heran dengan pola pikir Clara yang sangat
mempercayai suaminya.
"Karena dia hanya
bernafsu dan ingin kebahagiaanku. Sementara tidak mungkin seorang pria
memberikan kebahagiaan yang adil pada dua wanita sekaligus. Pasti akan ada yang
terluka. Lalu buat apa aku harus repot memikirkannya? Kalau memang dia mau
suamiku, ambilah. Aku tidak akan menghalangi lagi," jawab Clara panjang
lebar. "Tapi itu gak mungkin kan Kak?" sambung Clara yang jelas langsung
menampar perasaan dan hati Bara yang sudah keterlaluan.
"Ayah bunda, kalo ada yang mau di sampaikan sama kak Bara lagi silahkan. Aku mau ke kamar dulu ya, mau mandi," pamit Clara lalu pergi ke kamar meninggalkan Bara dan mertuanya.