0
Home  ›  Chapter  ›  My Perfect Husband 2

Bab 29 - Foto

Bab 29 - Foto-1


Usai sholat subuh berjamaah clara membuatkan teh manis hangat untuk suaminya. Maklum kandangnya Robi minim bahan makanan. Tak selang lama Bob bangun di susul Robi.

"Mau teh?" tawar Clara.

"Sarapan nasi uduk aja ya Cla?" tawar Bob usai cuci muka dan duduk di samping Clara.

"Iya aku yang kayak biasanya ya," ucap Clara.

"Kayak yang dulu?" tanya Bob memastikan selera Clara masih sama.

"Iye," jawab Clara singkat sambil membuatkan teh manis untuk Bob.

"Lu apa?" tanya Bob yang masih sinis pada Bara.

"Kak Bara makan sama aku aja, aku gak mood amat kok buat makan," ucap Clara menjawab pertanyaan sinis Bob.

"Sarapan apa?" tanya Robi pada Bob lalu meminum teh yang baru saja di minum Bob.

"Nasi uduk, mau?" jawab Bob sekalian menawari Robi.

"Jutek kamu," bisik Robi yang kesal pada Bob yang menomer satu kan Clara.

Bob hanya mencubit paha Robi karena bisikan manjanya.

"Aku gak sarapan nasi," ucap Robi lalu membenarkan duduknya, sementara Bob pergi membeli nasi uduk di bawah.

"Yaudah tunggu bentar ya," ucap Bob lalu pergi keluar.

"Sejak kapan kamu doyan nasi uduk? Pakek yang biasanya lagi. Kamu sering pergi makan sama Bob ya?" tanya Bara penuh selidik.

"Hadeh kakak aku sama Bob itu kan dah kayak sodara. Gak usah lebay deh," ucap Clara santai sambil bersandar dan mengelus perutnya.

Robi hanya tersenyum melihat Clara dan Bara yang kembali harmonis. Meskipun Bara masih tak jujur pada Clara bila ada main dengan Tina. Bara juga masih saja belum memutuskan hubungannya dengan Tina.

"Kak Robi, minggu besok aku kan mau foto. Kak Robi dateng ya?" pinta Clara.

"Boleh, Bob juga?" ucap Robi.

"Iya dong. Harus!" ucap clara semangat. "Aku pengen semua orang dateng biar fotoku rame," sambung Clara.

Tak selang lama Bob kembali dengan menenteng plastik berisi dua bungkus nasi uduk.

"Tadi ku tambahin kentang balado itu loh," ucap Bob pada Clara.

"Asik!" ucap Clara senang. "Eh elu beli dimana kok cepet?" tanya Clara penasaran.

Baca juga Bab 39 – Positiv

"Di hatimu," goda Bob yang hanya di tanggapi tawa oleh Clara dan langsung mendapat tatapan tajam dari Bara.

Bob sama sekali tak menganggap Bara ada, Bob hanya menyiapkan dan melayani Clara seperti dulu saat masih jadi anak punk.

"Kayaknya enak," ucap Robi yang melihat makanan di piring Bob dan Clara.

"Tadi aja gak mau! Beli sendiri sana!" ketus Bob.

Gila ni bocah beneran lembut ke Clara aja! Batin Robi.

"Kak Robi mau juga?" tanya Clara yang melihat wajah memelas Robi.

"Mau, nyicipin aja," jawab Robi.

"Yaudah nih aaa," ucap Clara yang akan menyuapi Robi sama seperti saat menyuapi suaminya.

"Sayang aku juga mau makan!" ucap Bara cemburu.

"Oh iya ini," ucap Clara yang langsung menyuapi Bara baru Robi.

Tapi tak selang lama Bara minta disuapi lagi, Robi juga langsung buka mulut minta disuapi, begitu seterusnya hingga Clara hanya menyuapi bos dan sekertaris yang ada di depannya.

"Dah nih yang terakhir, siapa yang mam?" tanya Clara, bukan Bara bukan juga Robi Bob langsung menyambarnya.

Suapan terakhir yang banyak berkah diambil Bob! Batin Bara cemburu, kesal dan sedih.

Dasar serakah, dah beli sebungkus masih aja nyomot! Batin Robi kesal tapi senang karena Bob cemburu.

"Nih makan punyaku aja," ucap Bob memberikan piringnya yang masih utuh pada Clara.

"Gak usah Bob, tadi dah makan dikit kok," tolak Clara.

"Sesuap?" tanya Bob.

Bara dan Robi jadi tersadar bila sikapnya sudah keterlaluan hingga membuat Clara tak jadi sarapan dan moodnya sudah hilang.

Niatnya mau bikin Bara sadar malah jadi bikin Clara gak sarapan, mana aku jadi makan banyak lagi. Batin Robi menyesal.

Baca juga 29. Vol. 3 : Chapter 12

"Yaudah yuk pulang!" ajak Bara pada istrinya.

Clara hanya mengangguk, lalu ke kamar merapikan tasnya.

"Maaf ya kak Robi, Bob jadi bikin repot," ucap Clara sebelum pulang.

"Iya gapapa," ucap Robi yang mengantar Clara dan Bara turun. "Clara, kalau kamu ada masalah. Apapun itu kamu kesini aja. Gapapa aku ijinin," sambung Robi.

"Ah iya makasih Kak, makasih dah mau tampung aku," ucap Clara.

"Kamu bukan anak kucing Cla, anggap aja kamu berkunjung ke kakak laki-lakimu dan asuransi mu," ucap Robi.

"Bob cerita ya?" tanya Clara sambil tertawa kecil.

"Hati-hati ya," ucap Robi saat Clara sudah sampai bawah dan masuk ke mobil Bara. "Aku bakal buka semuanya kalo Clara sampe kenapa-napa!" ucap Robi mengancam Bara.

Bara hanya diam seolah tak mendengar ucapan Robi barusan.

"Da Clara, jagain keponakanku ya," ucap Robi ceria pada Clara.

###

Sesampainya di rumah, Bara dan Clara langsung disambut orang tua Bara dengan wajah marah. Adam terlihat sangat marah dengan beberapa kertas di tangannya. Ruang tamu benar-benar terasa tak nyaman.

"Loh ayah sama bunda kok gak bilang kalo mau kesini?" tanya Clara lalu menyalimi kedua mertuanya.

"Clara masuk dulu ya, kita mau ngomong sama Bara," ucap Anna lembut.

Clara hanya menatap Bara dengan heran dan bingung. Bara sendiri juga bingung kenapa orang tuanya marah. Padahal saham hotel juga tidak ada penurunan apa pun, bisnisnya juga lancar, kerjaan aman terkendali, kehamilan Clara juga baik.

"Gapapa sayang masuk aja," ucap Bara meyakinkan istrinya.

"Enggak, aku mau tau!" tolak Clara.

Plak! Tamparan keras pertama kali dari Anna melayang ke pipi Bara. Untuk pertama kalinya orang tua Bara marah besar. Bahkan bundanya sampai menamparnya cukup keras.

"Kamu ngapain aja di belakang istrimu?" bentak Anna yang kesal bukan main sampai matanya berkaca-kaca saat memarahi putranya.

Suasana langsung menjadi tegang karena Anna yang langsung memarahi putranya habis-habisan. Adam tak bicara apa-apa dan hanya memeluk istrinya agar tenang. Bara juga hanya diam sambil menggenggam tangan Clara.

"Kamu keterlaluan! Ayah gak pernah didik kamu jelek gini! Selingkuh! Mau nyeraiin Clara pula!" ucap Adam yang akhirnya buka suara.

"Selingkuh?" tanya Clara heran pada ayah mertuanya.

Adam hanya melemparkan beberapa foto saat Bara pergi bersama Tina. Clara cukup sesak saat mengetahuinya. Tapi ia berusaha tetap tegar. Dengan tarikan nafas yang menahan air matanya, Clara mulai tersenyum.

"Ayah sama bunda salah paham," ucap Clara lembut lalu duduk berhadapan dengan mertuanya. "Kemarin aku kedatangan pengacara juga kirim kayak gini. Aku sampe pergi dari rumah, ini juga kita habis nginep dari apartemennya kak Robi. Itu cuma ulahnya orang yang gak suka aku sama kakak akur aja. Lagian aku sama kakak baik-baik saja," sambung Clara membela suaminya.

Anna menatap Clara dengan tatapan miris. Anna dan Adam jelas tak akan main marah dan tuduh bila tak pernah melakukan penyelidikan mendalam. Tapi apa yang mereka lihat benar-benar di luar dugaan. Pasalnya Clara terlihat sangat tegar dan tabah.

Anna jelas tau bila menantunya itu sedang menutupi sesuatu dan tengah berusaha menjaga hubungannya dengan Bara. Entah apa alasan Clara yang masih saja percaya pada Bara dengan segala ketidakjujuran nya.

"Aku percaya kalo kak Bara cuma cinta dan setia sama aku, aku gak peduli apa foto ini benar atau salah. Tapi yang aku tau suamiku cuma punya ku. Itu saja gak lebih," ucap Clara lalu mengembalikan foto-foto perselingkuhan Bara pada mertuanya.

Ucapan Clara yang sangat meyakini suaminya benar-benar menjadi tamparan keras bagi Bara. Adam sendiri yang mendapatkan bukti kuat tak berani menyanggah ucapan menantunya yang terlihat kekeh dengan apa yang ia yakini.

"Clara yakin?" tanya Adam lembut.

"Ayah, aku tau hubunganku sama kak Bara ini dipaksa. Seperti buah yang di karbit, hasilnya tak mungkin baik. Tapi itu yang terlanjur ku beli, jadi aku harus menerima semuanya," ucap Clara sesak. "Aku istri sah, sementara bila memang suamiku selingkuh. Wanita itu hanya simpanan sampai kapanpun!" sambung Clara tegas.

"Kenapa kamu bilang gitu nak?" tanya Adam yang heran dengan pola pikir Clara yang sangat mempercayai suaminya.

"Karena dia hanya bernafsu dan ingin kebahagiaanku. Sementara tidak mungkin seorang pria memberikan kebahagiaan yang adil pada dua wanita sekaligus. Pasti akan ada yang terluka. Lalu buat apa aku harus repot memikirkannya? Kalau memang dia mau suamiku, ambilah. Aku tidak akan menghalangi lagi," jawab Clara panjang lebar. "Tapi itu gak mungkin kan Kak?" sambung Clara yang jelas langsung menampar perasaan dan hati Bara yang sudah keterlaluan.

"Ayah bunda, kalo ada yang mau di sampaikan sama kak Bara lagi silahkan. Aku mau ke kamar dulu ya, mau mandi," pamit Clara lalu pergi ke kamar meninggalkan Bara dan mertuanya.

39
Posting Komentar
Search
Menu
Theme
Share