Bab 18 - Makan Siang
Usai makan siang di kaki
lima Clara dan Bara sengaja kembali ke hotel agar bisa berbagi bakwan malangnya
dengan Robi atau Bob nantinya. Itupun Bara masih sangat susah untuk ikhlas.
"Kok sepi amat ya
Kak, kak Robi kok gak ada," ucap Clara sambil mengikuti suaminya yang
menggandengnya.
"Iya ya, masih makan
siang paling," jawab Bara lalu masuk ke ruangannya "Ku ambilkan
mangkuk dulu ya," sambung Bara begitu istrinya duduk bersandar.
"Iya, sama minum
juga ya sayang," pinta Clara.
"Siap bos!"
jawab Bara lalu kembali dan mengecup perut Clara, baru ia pergi keluar.
Heran deh kakak lama-lama makin manja aja. Batin Clara yang
geleng-geleng kepala.
Kling! Pesan masuk ke ponsel Bara.
"Bikin repot aja!" kesal Bara begitu sampai ke dapur.
***
"Beneran susah dia,"
ucap Robi yang menunjukkan chat dari Bara pada Bob.
Robi dan Bob yang tengah
menikmati makan siangnya langsung terbahak-bahak dan terlihat sangat puas
dengan apa yang dialami Tina.
"Sukurin lu,"
ucap Bob puas.
"Kamu gak
kasihan?" tanya Robi lalu melanjutkan makannya.
"Gak! Lagian ini gak
setimpal sama apa yang ia lakukan ke Clara," ucap Bob yang sama sekali tak
merasa bersalah.
Cup~
Sebuah kecupan singkat
dilayangkan Robi pada bibir Bob. Bob jelas sangat terkejut, tapi ia tak marah
atau bereaksi terhadap perlakuan Robi barusan. Terlalu terkejut mungkin.
"Buruan makan,"
ucap Robi yang kembali menyadarkan Bob dari lamunannya karena kecupan mendadak
tadi, meskipun Robi sendiri juga deg-degan dan masih belum 100% fokus.
###
Bob dan Robi saling diam
sejak aksi kecup dadakan tadi hingga kembali ke hotel. Robi juga meskipun yang
akhirnya mentraktir Bob. Begitu sampai hotel dan mendapat tatapan bertanya dari
Bara, Robi hanya menggeleng.
"Bob, kenapa? Lu
sakit?" tanya Clara yang melihat Bob tidak fokus.
"Ah, itu enggak. Ini
dompetnya Tina," ucap Bob yang malah menyerahkan dompet milik Tina pada Clara.
"Loh kok bisa di
kamu?" tanya Clara terkejut.
Bob dan Robi hanya diam
dan menundukkan kepala.
"Kamu ambil
ya?" tanya Clara lagi.
Bob hanya mengangguk
pelan sambil menunduk, begitu pula dengan Robi. Bara sendiri langsung pucat,
panik bila Bob akan melaporkan perbuatannya.
"Kan kasihan kak
Tina nya," ucap Clara melembut.
"Habisnya dia
nyebelin jahat sama kamu," ucap Bob lalu menatap Bara dan Clara
bergantian.
"Jahat gimana?"
tanya Clara lembut.
Bob langsung menatap
tajam ke arah Bara. Clara jadi ikut-ikutan menatap suaminya karena Bob.
"Hmm jangan diulangi
lagi ya," ucap Clara lalu memberikan dompet milik Tina kembali pada Bob
"Balikin ke kak Tina ya," perintah Clara.
Bob hanya mengangguk
pelan begitu pula dengan Robi.
"Udah makan belum?
Tadi aku beliin bakwan malang loh Bob," ucap Clara mencairkan suasana
lagi.
Clara gak cemburu, gak curiga. Kok bisa? Batin Robi bingung.
Syukur alhamdulillah deh Clara gak curiga. Hmm istriku
emang baik. Batin
Bara lega.
"Clara, aku gak mau
ketemu sama Tina itu. Dia jahat sama kamu!" ucap Bob mengadu.
"Hm terus gimana
dong balikinnya," ucap Clara membujuk Bob.
"Biar
aku aja," ucap Bara mengajukan diri.
"Lo jalan satu
langkah aja ke arah Tina gue bunuh!" bentak Robi menahan Bara lalu
mengambil dompet milik Tina.
"C-Cie kak Robi,"
ucap Clara yang masih berusaha mencairkan suasana.
"Aku aja yang
balikin, tapi bakwanku jangan dihabisin ya," ucap Bob mengalah.
"Iya," jawab Clara.