0
Home  ›  Chapter  ›  My Perfect Husband 2

Bab 4 - Liburan

Bab 4 - Liburan-1

Bara tidak terlalu banyak menyiapkan persiapan baby moonnya. Karena tau istrinya sangat serius belajar karena ingin sejajar dengannya. Apalagi Bara tak mau menyakiti bayi kecilnya bila terlalu keras atau terlalu sering meminta jatahnya pada Clara, meskipun Bara akui Clara jauh lebih sexy dan cantik dengan aura keibuannya saat hamil.

"Kakak mau ngajak jalan kemana?" tanya Clara pada suaminya sambil packing.

"Ke Paris," jawab Bara.

"Hah?" saut Clara yang terkejut dengan spontan.

"Van java, hihihi. Mau ke Paris beneran ya?" goda Bara sambil cekikikan setelah sukses menggoda istrinya.

"Ih kakak apaan sih," ucap Clara malu-malu kucing.

"Kalo Clara mau kakak ambil cutimu sekarang aja ya," ucap Bara lalu ikut membantu istrinya packing.

"Kalo ditanya mau kesana apa enggak ya jelas aku mau, tapi kan yang umroh aja kamu gak berangkat-berangkat, masa cuma piknik mau cepet," ucap Clara lalu menyiapkan kotak obatnya.

"Kan jagain kamu juga. Aku khawatir tau sayang. Kamu lagi hamil, masa ku tinggal umroh. Mana aku juga morning sick lagi," ucap Bara lalu memilihkan pakaian untuk istrinya.

Bara memilihkan banyak baju sexy untuk istrinya, untuk pakaian saat keluar Bara memilih daster panjang dan tertutup. Clara hanya duduk sambil menyiapkan charger dan perintilan lain sementara suaminya menyiapkan semua pakaian sendiri. Clara juga tak banyak membawa make upnya, karena Bara memang tidak suka bila ia banyak make up. Jadi Clara hanya membawa lipstik merah nya, lip gloss dan blush on agar tak terlihat pucat.

"Sayang, bawa yang putih apa kotak-kotak?" tanya Bara yang susah memilih pakaian.

"Putih," jawab Clara.

"Aku suka kotak-kotak," ucap Bara labil.

"Kamu cuma milih baju loh kak, labil. Gimana ngasih nama adek nanti?" tanya Clara sambil tersenyum.

Sama milih aku atau kak Tina nantinya. Sambung Clara dalam hati.

"Duh iya aku juga belum siapin nama lagi buat adek," ucap Bara lalu menepuk jidatnya "Ayah lupa kasih nama kamu nak. Duh maaf ya," ucap Bara lalu mendekat dan mengecup perut Clara dengan lembut "Maaf ya bundanya adek," sambung Bara lalu mengecup kening istrinya.

"Iya nanti kita cari sama-sama oke," ucap Clara lalu melanjutkan packingnya.

"Iya," jawab Bara yang jadi lesu karena lupa belum memberi nama untuk anaknya.

"Udah dong ayahnya adek. Kok cembelut mulu cih," ucap Clara menghibur suaminya lalu mengecup bibirnya dengan lembut.

"Kamu sabar bener sih ay, ngadepin suami kayak aku," ucap Bara lalu memeluk istrinya.

Ya kan posisiku mau kegeser. Mana kamu juga terpaksa nikah sama aku kalo gak kejadian waktu itu. Batin Clara.

"Ya sabar dong. Kan sama suamiku sendiri," jawab Clara lalu menatap Bara yang langsung melumat bibirnya dengan lembut.

Astagfirullah hal adzim. Bisa-bisanya aku mikir buat kasih tempat Tina di hatiku, padahal ada Clara sama si kecil yang tulus cinta sama aku. Batin Bara yang berusaha sadar dan berfokus pada keluarga kecilnya.

"Aku cinta Clara. I love you so much and much. Much. More," ucap Bara lalu mengecup kening Clara.

Flashback on~

Bara terus merangkul Tina setelah lama menunggunya selesai dari kelasnya.

Baca juga 29. Vol. 3 : Chapter 12

"Apa?" tanya Tina menunggu Bara memujinya.

"Kamu cantik," ucap Bara lalu melepaskan ikatan rambut Tina.

"Dan?" tanya Tina meminta lebih.

"I love you," ucap Bara sambil tersenyum sumringah.

"I know," jawab Tina sambil berjalan beriringan dengan Bara ke depan untuk jajan bakso seperti biasa.

"But i love you so much," ucap Bara tak terima dengan jawaban Tina.

"I love you much. Much and much more," bisik Tina lalu mengecup pipi Bara.

"Really?" tanya Bara yang malu-malu kucing.

"Yes," jawab Tina lalu berlari meninggalkan Bara duluan ke tukang bakso.

Flashback off~

"Ini pertama kali loh kakak bilang gitu. Biasanya aku yang bilang 'i love you' kamu juga cuma jawab 'i know' gitu doang," ucap Clara senang.

"Ah masa?" tanya Bara tak percaya ternyata istrinya tak secuek yang ia kira.

"Aku tulis di buku harianku dulu ya," ucap Clara senang lalu mengambil bukunya yang ia simpan di laci.

"Kamu sejak kapan nulis gituan?" tanya Bara yang terus menatap istrinya.

"Sejak hamil lagi," jawab Clara sambil menulis.

"Kok aku gak tau?" tanya Bara cemburu karena kelewatan hal sepenting itu dari istrinya.

"Em mungkin karena aku jarang ngisi, kalo pun ngisi juga waktu di kantin sama Claudia, ato Patricia gitu," jawab Clara lalu menutup bukunya yang sudah selesai ia pakai.

Bara langsung mengambilnya dan membaca tiap lembarnya.

"Kok baru dikit?" tanya Bara "Kan kamu hamil dah lama," sambung Bara.

"Kan sibuk juga kak," jawab Clara santai "Oh iya kakak gak boleh ya baca buku ini. Ini privasi. Rahasia," sambung Clara menggoda suaminya yang jadi makin cemberut .

Baca juga 28. Vol.3 : Chapter 11

"Kok main rahasia," ucap Bara yang mulai ngambek dan memunggungi Clara.

"Nanti kalau dah penuh bukunya buat kakak," ucap Clara sambil memeluk Bara dari belakang.

"Beneran ya?" tanya Bara lalu melirik Clara.

"Iya sayang," jawab Clara sambil mengelus perut sixpack suaminya. "Perutmu kok kendor kak, gak kayak dulu," ucap Clara mengalihkan pembicaraan.

Bara langsung panik begitu mendengar ucapan istrinya seputar fisiknya terutama perutnya yang selalu dibanggakannya. Dengan cepat Bara melepaskan kemejanya dengan terburu-buru hingga beberapa kancingnya terlepas.

"Perutku," ucap Bara sambil menatap perutnya di depan cermin "Perutku kendor. Ototnya ilang," sambung Bara meratapi perutnya yang lama tak dilatihnya karena terlalu santai di rumah bersama istrinya.

Clara hanya tersenyum geli melihat suaminya yang begitu kemayu bila membahas fisik, sambil memunguti kancing baju suaminya yang terlepas dan berceceran.

"Cla ini gimana?"  tanya Bara panik.

Dengan santai Clara melepaskan dressnya hingga ia hanya memakai bikini lalu menempelkan perutnya dengan perut suaminya.

"Aku juga kok. Buncit juga nih," hibur Clara.

Bara yang tadinya panik langsung tersenyum manis melihat bagaimana istrinya menenangkannya.

"Aku ambil ponsel. Mau fotoin waktu kayak gini," ucap Bara lalu mengambil ponselnya.

###

Pagi-pagi setelah sarapan Bara dan istrinya langsung bersiap pergi berlibur. Tentu Bara berangkat dari rumah orang tuanya untuk berpamitan terlebih dahulu, juga mertuanya. Baru ia berangkat dengan pesawat pribadi keluarganya yang biasa dipakai ayahnya ke Papua atau tempat lain antar pulau.

"Hai tante," ucap Tina begitu masuk rumah Anna dan menemuinya yang tengah menemani Aya menunggu Lisa pulang sekolah.

"Hai aduh anak tante. Jadi rajin main ke sini," sambut Anna lalu cipika-cipiki dengan Tina.

"Tante bawa apa nih?" tanya Aya sambil berjinjit penasaran dengan bawaan Tina.

"Ini lasagna buatan tante. Aya mau?" ucap Tina ramah.

"Tidak. Aku tadi dah makan spaghetti bikinan tanteku kok," jawab Aya lalu berlari dan kembali lagi memamerkan mangkuknya yang kosong.

Sialan. Clara beneran nantangin aku. Batin Tina yang merasa kecolongan.

"Nih aku dibikinin spesial. Tidak pedas," ucap Aya pamer pada Tina yang langsung di terima Anna.

"Wah iya," ucap Tina lalu sengaja jongkok agar bisa menyenggol mangkuk yang berisi spaghetti yang dibawa Aya.

Plok! Dengan sengaja Tina sukses menjatuhkannya hingga semua spaghettinya jatuh ke lantai.

"Ah!" ucap Aya spontan.

Yes! Jauh-jauh lo dari calon keponakan gue! Batin Tina dengan kejam.

"Aduh! Ya ampun. Tante gak sengaja. Maaf ya. Maaf. Duh. Sayang ya. Tumpah," ucap Tina pura-pura menyesal.

Aya hanya mengangguk dengan wajahnya yang cemberut dan sedih, lalu mulai merapikan makanannya yang berceceran sendirian.

"Tante jangan bilang tante Claraku ya. Nanti aku gak disayang lagi," ucap Aya lalu memunguti bola-bola dagingnya yang menggelinding.

"Iya sip," ucap Tina lalu mulai membantu Aya.

"Yah. Kok ditumpahin nak?" ucap Anna yang baru datang juga dengan spaghetti bikinan menantunya "Katanya mau makan sama oma," sambung Anna lalu meletakkan piringnya di atas sofa.

"Maaf tante. Tadi Tina yang gak sengaja senggol Aya," ucap Tina yang berusaha mencuri hati Anna.

Anna hanya menaikkan alisnya lalu memanggil pelayannya untuk mengepel lantai yang terkena tumpahan spaghetti.

Tina baik. Aku cocok. Coba masih punya anak cowok lagi. Batin Anna lalu mengajak Aya makan bersamanya juga Tina.



39
Posting Komentar
Search
Menu
Theme
Share