0
Home  ›  Chapter  ›  My Perfect Husband 2

Bab 15 - Keputusan Besar

 

Bab 15 - Keputusan Besar-1

"Aku mau bertahan dok, jangan bunuh dia. Aku gak mau kehilangan bayiku lagi," ucap Clara sambil menangis.

"Clara, tapi ini bahaya," ucap dokter Wulan khawatir.

"Aku gapapa aku yakin gapapa. Semuanya akan baik-baik saja," ucap Clara yakin sambil menyeka air matanya berkali-kali.

"Hmm kalo emang kamu yakin gitu. Aku bakal usahakan semuanya," ucap dokter Wulan tak terlalu yakin "Clara, tapi kalo kamu belum punya anak sekarang itu juga gak masalah, kamu masih muda. Pinggulmu juga kecil, jadi sulit kalo mau normal. Tapi ya kecuali kalo ukuran bayinya kecil," sambung dokter Wulan mengingatkan.

"Operasi caesar gapapa asal bayiku sehat. Selamat. Aku gapapa mati, asal dia ada," ucap Clara ngotot.

"Hmm Clara yakin?" tanya dokter Wulan yang lagi-lagi tidak yakin.

"Keputusanku masih sama. Keyakinanku buat jagain bayiku juga masih kuat. Tidak ada yang berubah," jawab Clara yakin.

"Kamu tidak menyesal?" tanya dokter Wulan.

Aku akan lebih menyesal kalau aku kehilangan bayiku, juga memberi kesempatan untuk merebut suamiku. Batin Clara.

"Kalau hanya itu aku pergi," ucap Clara lalu menyeka air matanya dan pergi keluar ruangan.

Bara dan Robi langsung menyambut Clara begitu ia keluar ruangan.

"Semuanya baik-baik saja, aku senang bayiku sehat. Mungkin tadi cuma terlalu aktif. Gak sabaran pengen cepet gede hihihi," dusta Clara dengan wajahnya yang ceria.

Bara langsung memeluk istrinya dan menatap Robi dengan tatapan meremehkannya.

"Alhamdulillah kalo gapapa."

"Makasih ya kak dah khawatir sama aku, sama si adek juga," ucap Clara lalu tersenyum dan berjalan begitu saja mendahului Bara dan Robi yang masih saling tatap dengan sengit.

Kok Clara gak tanya aku kenapa. Batin Bara bingung.

Clara kenapa gak tanya apa-apa ya? Padahal semua kacau gini. Batin Robi heran.

Baca juga 29. Vol. 3 : Chapter 12

"Kak, ayo waktuku gak lama nih!" ucap Clara yang membalikkan badannya untuk mengajak Bara dan Robi dengan senyuman khasnya yang ceria.

"Iya," jawab Robi dan Bara kompak lalu mengikuti Clara seolah tidak terjadi apa-apa bahkan terlihat akur kembali.

Tentu pemandangan Bara dan Robi yang berkelahi tadi sempat menimbulkan ketegangan. Tapi melihat Bara dan Robi yang kembali akur saat bersama Clara, sungguh pemandangan yang mengejutkan bagi semua pihak yang ada dan melihat perkelahian tadi.

"Clara, kamu beneran gapapa?" tanya Robi yang sudah siap menyetir.

"Kak Robi suka anak kecil?" ucap Clara yang malah balik tanya.

"Ya suka lah, aku punya banyak keponakan. Mamaku juga dulu sempat buka tempat penitipan anak di rumah," jawab Robi sambil mengenang masa lalunya.

"Sip deh gak usah repot cari baby sitter," ucap Clara lalu tersenyum sebentar dan kembali menatap jalan.

Clara kenapa ya? Batin Bara yang akhirnya merasa bila istrinya tidak beres.

"Aku juga suka anak-anak," ucap Bara lalu memeluk clara sekalian untuk menarik perhatiannya.

Clara hanya mengangguk lalu mengelus tangan Bara yang memeluknya tanpa bertanya atau menanggapi Bara dan hanya menatap ke jalan.

"Istriku masih marah?" tanya Bara lembut lalu mempererat pelukannya.

"Enggak kak," jawab Clara lalu membalas pelukan Bara.

Clara gak tanya apa-apa sama sekali? Batin Robi heran.

Aku luka gak sih sebenarnya kok Clara cuek. Batin Bara yang kesal tak diperhatikan Clara.

"Aw tanganku sakit," ucap Bara sengaja agar Clara memperhatikan keadaannya.

Baca juga 28. Vol.3 : Chapter 11

"Ya ampun kakak! Kok luka gini, kak Robi juga. Ya Allah ini pada kenapa?" tanya Clara yang akhirnya memperhatikan Bara dan Robi.

Fix! Ini ada yang gak beres. Batin Bara dan Robi hampir bersamaan.

"Ya ampun sampe luka semua gini," ucap Clara sambil mengelus pipi suaminya dengan matanya yang berkaca-kaca lalu menelusuri tubuh suaminya hingga ke dada, perut, dan tangannya yang luka "Ya Allah kasian banget ini. Kak Robi juga. Ini tadi pada ngapain aja?" sambung Clara sambil menangis.

Bara dan Robi hanya diam tak berani buka suara bahkan berdehampun tidak. Hanya ada suara Clara yang terisak melihat Bara dan Robi yang babak belur.

"Ini udah diobatin?" tanya Clara yang akhirnya buka suara.

"Udah, tadi," jawab Bara sambil menundukkan kepalanya.

"Jujur kakak sama kak Robi ngapain tadi sampe luka gini?" tanya Clara yang masih penasaran.

"Tadi jatuh," jawab Bara berdusta.

"Kakak bukan anak umur tiga taun! Bisa-bisanya!" ucap Clara tak percaya lalu memalingkan pandangannya dengan kesal.

"Tadi berantem sama Robi. Tapi aku dah baikan kok," ucap Bara yang akhirnya jujur.

"Jangan bohong apa susah kak? Heran deh kamu jadi suka bohong gini! Aku gak suka!" omel Clara lalu memukuli Bara dan kembali mendiamkannya lagi.

###

Sampai di rumah Clara masih saja mendiamkan suaminya, Clara juga hanya bicara pada orang tuanya yang datang untuk menginap. Meskipun Clara tetap mengobati luka di tubuh Bara dan membiarkan Bara memeluk atau menciumnya.

"Bunda aku sebel sama kak Bara," keluh Clara pada bundanya

"Suamimu kenapa?" tanya Caca yang menemani Clara di kamarnya.

"Kakak suka main rahasia. Aku takut kak Bara gak cinta aku lagi. Aku takut kak Bara suka cewek lain. Aku takut kalo nanti kak Bara mau poligami," ucap Clara lalu menangis tersedu-sedu.

"Enggak, kamu positif thinking aja. Insyaallah Bara gak sampe kayak gitu. Dulu bunda waktu hamil kamu juga suka kepikiran kayak gitu, tapi itu cuma kekhawatiran bunda sendiri. Buktinya ayah masih sama bunda kan? Masih sama kita," ucap Caca lalu memeluk putrinya.

Clara hanya mengangguk meskipun ia tak yakin.

"Clara yakin aja kalau jodoh gak mungkin pergi atau diambil orang, kalaupun iya pasti akan kembali lagi. Kayak ayah sama bunda dulu," hibur Caca lalu menyeka air mata Clara.

"Aku s-sa-say_"

"Bunda lebih sayang sama Clara" potong Caca yang tau anaknya sangat sulit untuk menyampaikan perasaannya.

Clara langsung tersenyum dan perlahan kembali ceria, meskipun masih ada beban dan rahasia yang ia simpan.          

"Makan yuk, tadi bunda bikin balado. Kayak kesukaanmu itu loh," ajak Caca lalu bangun dan pergi ke ruang makan bersama Clara yang mengintilinya.

"Bunda kemarin aku dapet banyak kado," ucap Clara senang.

"Wah banyak yang sayang Clara ya sekarang. Dapet kejutan juga lagi dari Bara," ucap Caca yang sekilas menyinggung tentang kebaikan Bara.

Clara hanya menunduk menyembunyikan wajah sumringahnya yang kini mulai memaafkan Bara dengan mengingat kebaikan Bara dan momen romantisnya.

Bab 15 - Keputusan Besar-2
39
Posting Komentar
Search
Menu
Theme
Share