Bab 5 - Baby Moon
Tina benar-benar kesal
melihat Anna dan Aya yang terlihat sangat menyukai masakan Clara dan hanya
mencicipi sedikit masakan yang ia bawa.
"Tante gak suka?"
tanya Tina memulai pembicaraan.
"S-Suka tapi dah
kenyang ngabisin spaghettinya Clara," jawab Anna basa-basi.
"Kalo Aya kenyang,"
jawab Aya meskipun tidak ditanya.
Tina hanya nyengir lalu
mengelus tengkuknya.
"Em apa ku antar buat
Bara sama Clara aja ya tante?" tanya Tina pada Anna.
"Si Bara sama Clara
baru baby moon ke Bandung. Sweet bener kan anak tante," jawab
Anna lalu menambahkan lada di spaghettinya.
Argh!
Bajingan Clara! Umpat Tina dalam hati.
"Oh gitu tante. Padahal
mau bagi-bagi ke temen-temen Clara juga loh," ucap Tina yang berusaha terlihat
dekat dan care dengan Clara.
"Em gitu. Bentar kok
perginya. Paling sabtu kalo gak minggu juga pulang," ucap Anna lalu
mengambil ponselnya dan menunjukkan foto Bara pada Tina "Tuh liat anaknya tante
habis pamer foto. Duh. Tante gak sabar mau gendong cucu lagi," sambung Anna
dengan wajahnya yang sangat senang dan sumringah.
"Bara pakek tato
tante?" tanya Tina kaget melihat tato di tangan dan perut hingga pinggang
Bara.
"Hm dah lama. Berapa
hari gitu habis nikah langsung pasang tato. Katanya biar Clara gak cemburu.
Biar Clara mau bobo sama dia. Hihihi gemes kan ya," jawab Anna santai
bahkan sangat bangga dengan keharmonisan anak-anaknya yang membangun rumah
tangga masing-masing.
Seperti tersambar petir di
siang hari, Tina tak dapat berkata apa-apa lagi hingga ia hanya bisa diam dan
berusaha mencerna tiap ucapan Anna tadi.
Gak
mungkin Bara bisa secinta itu sama Clara. Bara gak mungkin berubah secepat itu!
Batin
Tina tak percaya.
"Ini kurang
pastanya," ucap Anna mengomentari masakan Tina yang juga membuyarkan
lamunan Tina "Coba tante masih ada anak cowok lagi. Boleh deh buat kamu. Tante
sih yes ya kalo sama you," sambung Anna santai dan tanpa
adanya maksud apapun.
Kalo
aja dulu. Argh. Semuanya gak bakal gini kalo gak ada bocah bau kencur busuk
itu! Maki Tina dalam hati.
"Tapi kan cowok boleh
poligami tante," ucap Tina sambil tersenyum penuh arti.
"Tante gak suka cowok
yang poligami. Gak ada wanita yang 100% mau dimadu. Tante juga cewek. Kamu
juga. Kita sama-sama gak suka kan berbagi pasangan kita," ucap Anna
menanggapi ucapan Tina yang dianggap sebagai ancaman.
Bla
bla bla. Buset bawel juga si bangkot ini lama-lama. Batin Tina yang sangat
kesal karena tau Anna mulai menolak tawarannya secara halus.
"Tante gak mau
kehilangan Clara. Tante sayang sama Clara. Jadi meskipun kamu mau dan rela dimadu
sama Bara. Tapi Clara, tante gak mau bikin dia sakit. Dia dah jadi anak tante
juga sekarang," ucap Anna bijak.
Lo
pikir gue mau? Gue dimadu. Gue cuma selir. Tapi memiliki rasa seperti
permaisuri. Liat aja! Batin Tina tak terima.
"Tapi kalo Bara sama
Clara cerai. Lain lagi ceritanya," ucap Anna yang langsung terlihat sedih
dan murung.
Jackpot!
Bara, Clara. Kalian harus cerai. Batin Tina senang lalu menunduk dan
tersenyum kecil.
"Oma mau eek,"
ucap Aya pada Anna.
"Hah? Oke ayo lepas
dulu nak celananya," ucap Anna lalu mengurus cucunya "Bentar
ya," pamit Anna pada Tina.
###
Bara menghabiskan banyak
sekali waktunya untuk memanjakan Clara dan menggoda nya. Bara bahkan
mengesampingkan kebutuhan biologisnya karena ingin mencharge hatinya dengan Clara dan anaknya sambil mencari nama.
"Cla, kamu juga bantu
cari nama dong," pinta Bara lalu mengecup bibir Clara yang baru selesai
minum susu.
"Aku pengen baby girl. Namanya cewek semua,"
ucap Clara lembut.
"Kalo boy gimana?" tanya Bara sambil
mengecup kening Clara.
"Ayahnya dong yang
namain," jawab Clara lalu memeluk suaminya.
"Huft aku nemunya nama
cewek mulu," keluh Bara lalu mengelus punggung clara dan mulai memeluknya
erat.
"Ya udah kita catat aja
dulu," saran Clara lalu duduk di tempat tidur dengan notes kecil di tangannya.
Bara mulai mencatat tiap
nama yang terlintas di benaknya. Sambil sesekali mengecup istrinya yang tengah
membaca di sampingnya, atau menanyakan pada Clara dan anaknya tentang nama-nama
yang sudah di buatnya.
"Kalo Anabel?"
tanya Bara pada istrinya.
"Anakku bukan arwah
gentayangan yang merasuki boneka kak," ucap Clara santai menolak nama dari
suaminya.
"Hmm iya juga ya,"
ucap Bara setuju lalu mencoret nama di notesnya
"Sayang, kamu jangan baca mulu dong," sambung Bara sambil menarik
buku yang tengah dibaca istrinya.
"Aku ada kuis pak Bara.
Jadi aku harus belajar," jawab Clara lalu meletakkan bukunya di atas
pangkuannya.
"Nanti kan bisa belajar
sama aku aja," jawab Bara lalu menutup buku Clara dan memasukkannya ke
koper agar Clara hanya fokus berlibur dengannya.
Kakak
masih sama. Mungkin cuma kekhawatiranku aja kalo dia bakal kepincut kak Tina
lagi. Batin Clara lalu tersenyum manis.
"Kenapa senyum-senyum
gitu?" tanya Bara yang jadi salah tingkah melihat istrinya yang tersenyum
manis saat menatapnya.
"Enggak aku cuma
kepikiran kakak bakal kepincut sama kak Tina lagi. Padahalkan gak mungkin.
Hahaha aduh. Pikiranku jadi aneh-aneh aja," jawab Clara sambil tertawa
kecil.
Clara,
aku bakal berusaha buat tetap jadi punyamu, sama anakku nanti. Batin Bara.
"Iya dong. Lagian Tina
juga cuma," ucap Bara tertahan.
Cinta
pertamaku. Sambung Bara dalam hati.
"Mantan. Sampah,"
ucap Bara lalu duduk dan memijit lembut kaki Clara.
Clara hanya mengangguk lalu
tersenyum sambil mengelus perutnya. Bara hanya ikut tersenyum melihat istrinya
yang terlihat senang dengan jawabannya.
Clara. Aku hanya miliknya. Setelah ini akan kusudahi semua perasaan tololku ini! Batin Bara penuh keyakinan.