Bab 19 - Email
Sepulangnya dari hotel, Bara
langsung bermanja-manja dengan istrinya sebelum Clara curiga padanya. Obrolan
ringan seputar kampus dan anak menjadi topik utama. Apalagi Bara sempat
menerima ajakan dari Tina untuk ngegym
setelah insiden tadi siang.
"Sayang nanti aku
mau ngegym boleh?" tanya Bara
setelah solat maghrib bersama istrinya.
"Tumben Kak,"
ucap Clara heran.
"Perutku gak kenceng
lagi nih," ucap Bara beralibi.
"Emm padahal tadi
aku mau ngajak kakak cek si adek," keluh Clara yang mulai murung.
Aduh gimana ini. Batin Bara yang tak enak hati.
Tak selang lama ponsel Bara
mulai bergetar dan banyak notifikasi muncul.
Clara hanya menghela
nafas. Tangannya mulai mengelus perutnya sendiri.
Ayah gak bisa temenin Dek. Batin Clara sedih.
"Nanti aku sama kak
Robi sama Sofia aja," ucap Clara mengijinkan suaminya pergi.
"Maaf ya aku dah
terlanjur bilang iya tadi," ucap Bara yang jadi makin tidak enak hati pada
istrinya.
Kalo aja Clara tau aku pergi sama Tina, mungkin dia
gak bakal gini. Batin
Bara lalu membantu istrinya melepaskan mukenanya.
"Kakak gak cemburu
aku sama kak Robi?" tanya Clara penasaran.
Bara hanya tersenyum lalu
mengelus perut istrinya dengan lembut.
"Aku cemburuan kamu
tau kan? Apalagi kamu pergi sama orang lain," ucap Bara lalu mengecup
kening Clara lembut.
"Terus kok
ngijinin?" tanya Clara penasaran.
"Soalnya sama
Robi," jawab Bara tertahan. "Robi maho," sambung Bara sambil
berbisik.
"Maho apaan?"
tanya Clara bingung sambil melipat mukenanya.
"Gay, cowok sama
cowok," jelas Bara sambil berbisik.
"Ah masa sih Kak!
Jangan gosip deh!" ucap Clara tak percaya sambil menepuk paha Bara.
"Yaudah nanti kamu
amati aja sendiri kalo gak percaya," ucap Bara lalu mengecup kening Clara.
"Jangan-jangan kakak
gay juga ya?" ucap Clara yang langsung menyudutkan Bara.
"Ya enggak lah! Kalo
aku maho kamu gak bakal hamil Cla! Adek mana betah!" sanggah Bara yang
langsung bad mood karena tuduhan
istrinya.
Clara langsung
memicingkan matanya sambil menatap suaminya.
"Aku mau
siap-siap," ucap Clara lalu bangun dan mulai bersiap pergi.
Ah masa sih kak Robi kayak gitu! Gak cocok amat sama
kepribadiannya. Batin
Clara tak percaya.
###
Bara akhirnya benar-benar
membiarkan istrinya pergi bersama Robi dan Sofia juga Bob yang ternyata ikut.
Bara sebenarnya masih bad mood karena
Clara mencurigainya sebagai gay, juga karena tak mampu melihat tumbuh kembang
bayi kecilnya.
"Kenapa sih Ra, kok
cemberut terus?" tanya Tina pada Bara yang dari tadi sit up dan melatih ototnya dengan beban.
"Gara-gara kamu aku
jadi gak bisa sama Clara nih!" omel Bara pada Tina.
Deg! Omelan Bara yang dari tadi diam benar-benar menusuk
hati Tina. Sesak dan cemburu karena tau Bara mementingkan Clara dan anaknya di
atas segalanya. Bahkan saat Bara sedang bersamanya.
Perlahan Tina memilih
untuk beristirahat dan mengirimkan foto dan rekaman suaranya pada Clara melalui
email. Tentu saja Tina membuat email samaran agar tak terlacak.
"Bara, minum
dulu," ucap Tina membawakan minuman isotonik pada Bara. "Kalo kamu gini
aku gak hitung kencan loh!" ancam Tina karena Bara dari tadi terlihat
sangat emosi.
***
Kling! Entah notifikasi yang keberapa masuk ke ponsel Clara.
"Hapemu rame
ya," ucap Sofia setelah memesan ramen untuk makan malam bersama dengan Bob
dan Robi juga.
"Iya, rame grup.
Biarin aja," ucap Clara yang mengabaikan ponselnya dan asik bermain ludo
dengan ponsel Robi bersama Bob juga Robi.
"Hmm. Iya, aku
pinjam ya. Mau minta internet," ucap Sofia.
"Iya jangan yutupan
ya," jawab Clara.
Kling! Email masuk ke ponsel Clara dan menunjukkan foto mesra
Bara dan seorang wanita yang lebih dewasa dari Clara, Sofia yang bingung dan
kaget dengan apa yang ia lihat bahkan tangannya langsung gemetar.
Robi yang kebetulan
melihat tingkah aneh Sofia langsung menengok apa yang Sofia lihat. Jelas Robi
juga terkejut lalu segera menutup bibirnya dengan telunjuknya mengisyaratkan
agar Sofia diam, lalu Robi meraih ponsel Clara dan menghapus emailnya.
"Udah?" tanya Clara.
Duk! Sengaja Robi menendang kaki Sofia.
"Ada iklan, notifikasimu
nih banyak jadi hank!" ucap Robi.
"A-Aku mau pipis
dulu," pamit Sofia mendadak lalu pergi.
Clara hanya mengangguk
begitu pula dengan Bob sambil melanjutkan gamenya.
Tak selang lama Robi juga pamit ke toilet.
Ah masak iya kak Robi maho. Gak gak mungkin! Batin Clara.
"Elo!" ucap Bob
mengingatkan giliran Clara bermain.
"Eh Bob! Masak iya
kak Bara bilang Kak Robi maho. Gak mungkin lah ya," ucap Clara pada Bob
yang membuat Bob cukup kaget hingga tersedak liurnya sendiri.
Bob jelas bukan kaget
karena Clara memberitahunya soal penyimpangan pada diri Robi. Tapi karena Clara
juga tau soal rahasia Robi ini, apalagi Bob mulai dekat dengan Robi akhir-akhir
ini.
"Tuh kan lo
kaget!" sentak Clara sambil menggebrak meja dengan pelan "Tadi gue
juga kaget waktu kak Bara cerita," sambung Clara yakin.
"I-Iya," ucap Bob
sambil menganggukkan kepalanya dengan sangat canggung dan berharap agar Robi
cepat datang.
"Lo percaya?"
tanya Clara, Bob langsung menjawabnya dengan gelengan.
"Permisi pesanannya,"
ucap pelayan yang menyajikan ramen yang sudah di pesan tadi.
Clara hanya mengangguk
dan tersenyum pada si pelayan. Sementara Bob hanya diam dengan wajahnya yang
kebingungan dan panik.
"Udah jangan syok,
nanti kita cari tau sama-sama," ucap Clara lalu mengambil sumpit.
Lah, Clara masih aja gak peka. Gue panik di bilang
syok. Ya udahlah, malah bagus. Batin Bob senang dan lega lalu tersenyum dan
mengangguk.
"Kak Robi sama Sofia
mana ya, lama amat dah keburu laper nih," keluh Clara yang sudah tak sabar
untuk menyantap ramennya.
"Biar ku cari
sebentar ya," ucap Bob.
###
Bara akhirnya mulai menikmati
tiap waktunya bersama Tina. Bukan hanya karena paksaan dari Tina yang mengancamnya.
Tapi juga ia merasa sia-sia bila ia main api tapi tak menikmatinya sama sekali.
"Mau makan
malem?" tawar Tina.
Bara yang mendengar
tawaran Tina sebenarnya cukup tertarik. Tapi ia tiba-tiba teringat soal
istrinya yang belum dikabarinya sama sekali.
"Aku traktir, gimana
kalo makan ramen?" tawar Tina yang hanya diangguki Bara karena tak fokus.
"Ck!" decak Bara
mendadak saat berjalan keluar dari tempat gym.
"Kenapa?" tanya
Tina.
"Bini gue dari tadi off," jawab Bara dengan kesal .
"Lagi seru kali me timenya," hibur Tina.
"Gapapa lagi. Lagian adikku itu kan sama sodaranya juga," sambung Tina
dengan maklum.
"Adikmu?" tanya
Bara heran.
"Iya Clara,"
jawab Tina sambil mengangguk. "Aku merasa banyak kecocokan tau gak sih,
sama Clara. Kayaknya aku sama dia emang cocok jadi sodara. Gimana menurut
kamu?" tanya Tina.
"Aku gak
yakin," jawab Bara ragu.
***
"Aduh, kenyang
banget!" ucap Clara yang sudah menghabiskan semangkuk besar ramen ditambah
tempura juga segelas green tea.
"Dah kenyang? Yakin
gak mau jajan kebab?" tanya Robi yang dari tadi senggol-senggolan kaki
dengan Bob.
"Mau tapi bungkus
aja lah Kak. Buat kak Bara nanti. Kasian tadi gak bisa ku temenin," ucap Clara
pengertian.
Duh, pantesan mas Robi sama Bob gak kasih tau Clara. Batin Sofia sedih dan
susah sekaligus karena tak bisa jujur pada Clara.
"Gak usah! Pasti dia
juga dah beli makan!" larang Bob dengan keras.
"Loh kenapa? Kak Bara
kan suka kebab, jadi gapapa Bob. Besok kan masih bisa di angetin," ucap Clara
ngotot.
"Nyebelin! Di bilang
gak usah ngeyel amat!" kesal Bob.
Clara hanya tersenyum
menanggapi larangan Bob. Dan merasa bila Bob melakukannya karena Bob masih
cemburu pada Bara yang menikahinya
"Yaudah yuk
balik," ucap Sofia yang makin tak nyaman.
Clara tetap memesan kebab
untuknya dan Bara. Meskipun Bob melarangnya. Bahkan Clara mau sedikit mengantri
untuk membelinya.
"Duh, aku ke kamar
mandi bentar ya," ucap Clara.
"Ikut!" ucap Sofia
yang langsung mengintili Clara.
Bob dan Robi akhirnya
bisa berdua, perlahan kedua telapak tangannya mulai bersentuhan dan menggenggam
satu sama lain.
"Bang, Clara tau loh
kalo kamu em," ucal Bob dengan lirih dan gugup.
"Gapapa, jangan
khawatir," ucap Robi santai lalu menaikkan genggamannya untuk mengecup
punggung tangan Bob. "Kalo emang iya harus gimana lagi dong?" tanya
Robi pada Bob yang membuatnya tersipu malu dan memalingkan wajahnya.
Tapi entah keberuntungan
atau kesialan. Saat Bob memalingkan wajahnya ia melihat Bara yang bergandengan
dengan Tina masuk. Dengan gerak cepat Bob melepaskan genggaman tangannya dan
bersiap menghajar Bara. Tapi baru ia akan melangkah Robi langsung menariknya dan
menunjuk ke arah Clara dan Sofia yang datang.
"Bajingan!"
maki Bob dengan kesal.
"Aku urus Bara,
alihkan perhatian Clara!" perintah Robi pada Bob yang langsung di turuti Bob
tanpa perlawanan.
"Pergi! Jangan
kesini ada Clara sama Sofia," ucal Robi yang berlari menghampiri Bara.
Bara langsung membulatkan
matanya saat melihat Bob yang sedang mengalihkan perhatian Clara. Meskipun Sofia
malah menatap jelas ke arahnya.
"Pulang! Bentar lagi
aku antar istrimu," ucap Robi lalu menarik Bara pergi dan mengabaikan Tina
begitu saja "Sofia tau semuanya, besok ku jelaskan, semua dalam kendali. Untuk
saat ini cepat pulang!" sambung Robi yang masih menyeret Bara pergi.
Argh! Selalu saja begini tiap ingin makan malam! Apa
susahnya sih makan malam berdua dengan Bara! Kesal Tina yang di tinggal Bara.
Bahkan Tina yang memang
tak membawa mobil itu jadi kehilangan harapan untuk bisa diantar Bara pulang ke
rumahnya.