Bab 30 - Bathub
Clara yang masuk ke kamar
hanya bisa menangis. Kamar langsung dikunci. Ia benar-benar sakit saat
mertuanya memberitahu soal hubungan gelap suaminya. Bahkan Clara yang awalnya
menepis semuanya dan ingin berbakti pada suaminya menjadi benar-benar kecewa.
Sakit! Hanya itu yang dirasakan Clara saat ini. Kecewa? Wanita mana yang tak
kecewa bila arjunanya buaya?
"Bunda sedih Nak,
ayahmu jahat. Bunda takut kalo bunda gak bisa bertahan kamu gak ada yang
sayangin. Bunda takut kamu gak ada yang ngurus," ucap Clara sambil
mengelus perutnya sambil menangis.
"Bunda gak papa ayah
kayak gitu, asal ayah sayang sama kamu lebih dari apapun," ucap Clara yang
hanya memikirkan nasib anak dalam kandungannya tanpa ada hal lain.
Clara memang sakit saat
suaminya main gila, tapi Clara lebih khawatir bila anaknya tak terurus setelah
kepergiannya bila ia tak mampu lagi bertahan. Clara bahkan mulai belajar rela
membagi suaminya dengan wanita lain entah siapapun itu, asalkan anaknya
mendapat haknya secara utuh.
"Bunda sedih Nak.
Bunda khawatir," ucap Clara yang masih belum bisa tenang.
###
Bara dan orang tuanya
benar-benar khawatir pada Clara yang tak kunjung membukakan pintu. Hingga
akhirnya Bara meminta kunci cadangan. Tapi sialnya kunci dalam kamar Bara masih
tertancap dari dalam yang membuatnya tak bisa di buka dengan kunci cadangan.
Akhirnya Bara yang sudah kelewat khawatir mendobrak pintu kamarnya secara
paksa.
Anna dan Adam juga
harap-harap cemas dengan kondisi menantunya. Bara langsung masuk ke kamar mandi
dan mendapati istrinya sedang merendam tubuhnya. Kedua tangannya di gunakan
untuk menahan tubuhnya agar tetap terendam di dalam air.
Bara panik bukan main,
dengan cepat dan sigap Bara menarik tubuh Clara keluar dari air. Clara langsung
membuka matanya dan melihat wajah panik dari suaminya.
"Apa Kak?"
tanya Clara bingung lalu mengusap wajahnya yang basah.
"No! Jangan kayak gitu. Kakak
takut," ucap Bara lalu memeluk erat istrinya tanpa peduli bila ia jadi
basah karena ikut masuk dalam bak.
"Ada apa Kak? Aduh
kakak bikin bingung deh," ucap Clara yang di peluk suaminya.
"Clara jangan bunuh
diri gini dong! Aku gak mau pisah dari kamu tau!" ucap Bara khawatir bukan
main pada istrinya.
"Siapa yang bunuh
diri?" tanya Clara heran.
Bara hanya menatap Clara
dengan perasaannya yang campur aduk. Sementara Clara terdiam dengan keheranan
nya. Tapi tak selang lama keduanya tertawa karena teringat saat pertama kali
mereka berhubungan intim. Meskipun memang Clara di perkosa saat itu.
"Masih kayak dulu
ya," ucap Clara lalu memunggungi suaminya dan menutupi tubuh polosnya.
"Aku khawatir
sayang. Sangat khawatir," ucap Bara lalu mengecup bahu dan punggung
istrinya.
"Aku gapapa
Kak," ucap Clara meyakinkan suaminya. "Kakak bajunya dilepas sana
sekalian mandi bareng," perintah Clara yang hanya diangguki Bara.
"Yaudah buruan. Kalo gak aku mau udahan mandinya, kakak suka
kelamaan!" ucap Clara mengancam suaminya.
"Iya bentar,"
ucap Bara lalu keluar dari bathub.
***
Anna dan Adam yang
mendengar percakapan mesra antara anak dan menantunya langsung bernafas lega.
Karena setidaknya Clara baik-baik saja.
"Udah yuk Yah, kita
tinggal aja. Dah baikan. Gapapa," ucap Anna mengajak suaminya pulang .
"Em, iya,"
jawab Adam tak yakin. "Tunggu aja lah bunda, sampe kelar mandi sama makan.
Ayah kepikiran sama cucuku yang dari Clara," sambung Adam yang tak ingin
cepat-cepat meninggalkan menantunya apalagi tadi Bara sudah jujur pada orang
tuanya.
"Udah Yah gapapa,"
ucap Anna yang tetap memaksa suaminya untuk pergi dari rumah Bara.
"Alah bunda, boleh
ya. Kan jarang main ke sini, ayah juga jarang ngobrol sama Bara," ucap Adam
yang benar-benar tak ingin meninggalkan rumah Bara.
"Ayah mau minta
jatah berapa kali nanti?" tanya Anna yang langsung memberikan tawaran
pamungkas nya.
"Wah, ayah mendadak
pengen cepet pulang. Yaudah yuk bunda," ucap Adam tanpa dosa sambil
menggandeng istrinya ke mobil.
Ya ampun suamiku ini. Batin Anna heran dengan sikap Adam yang jadi
labil begini.
"Yah, ini tapi hari
sabtu loh," ucap Anna saat sudah di dalam mobil dan melaju cukup jauh dari
rumah putranya itu.
"So?" tanya Adam santai.
"So, Aya sama Aska nginep di rumah. Leo
juga. Seru ya!" jawabku lalu bersandar di bahunya.
Ya Allah! Kejebak sama Anna lagi! Keluh Adam dalam hati
yang langsung cemberut sementara istrinya cekikikan melihat reaksinya.
###
"Sayang_"
"Stop! Aku gak mau
kita bahas apapun selain anak. Aku gak mau bahas masalah tadi. Tidak untuk saat
ini atau nanti, itu masalah kakak soalnya," potong Clara seolah tau apa
yang akan di ucapkan suaminya.
Bara hanya tersenyum lalu
mengecup kening Clara dengan lembut. Clara hanya menghela nafasnya dengan
berat.
"Jujur ini
menyakitkan Kak," ucap Clara terbuka. "Tapi selama kakak janji mau
mengutamakan anak kita di atas segalanya aku anggap semua masih sama sebelum masalah
ini datang," sambung Clara lalu meminum vitaminnya.
"Maaf sayang, aku
janji gak akan terulang lagi," ucap Bara meyakinkan istrinya.
Clara hanya menatapnya
lalu mengeringkan rambutnya dengan handuk tanpa respon apapun pada suaminya.
"Buat anak kita,
tanpa kamu minta dia juga dah ku utamakan," ucap Bara lagi lalu memeluk
istrinya yang duduk manis di depan meja rias nya.
"Janji ya?"
tanya Clara.
"Aku ayahnya sayang.
Jelas aku jagain dia kondisi kayak gimanapun," jawab Bara sambil
mengangguk.
Tok…Tok…Tok...
"Ya?" sahut Bara.
"Anu pak, maaf mau
ngomong sama mbak Clara," ucap bibi pelan dan sangat berhati-hati.
"Mau apa?"
tanya Bara lagi.
"Masuk aja bi,"
ucap Clara.
"Eng anu mbak jadi
gini, saya mau pinjam uang dulu. Nanti potong dari gaji saya aja gak papa,"
ucap bibi pelan dan sangat sungkan.
"Buat apa bi?"
tanya Clara.
"Bayar uang
semesteran anak saya," jawab bibi dengan wajahnya yang tertunduk.
"Berapa bi?"
tanya Clara lalu mengambil dompet suaminya.
"Tiga juta mbak,"
jawab bibi singkat.
Clara hanya mengangguk
lalu menghitung uang di dompet suaminya.
"Ini pas tiga juta
ya bi," ucap Clara lalu memberikan uang cash yang di hitungnya tadi.
"I-Iya mbak
makasih," ucap bibi senang karena diberi pinjaman uang dengan cepat dan
tanpa banyak syarat dari Clara.
"Yaudah sana bi, aku
mau sama kak Bara," ucap Clara lalu mengembalikan dompet suaminya.
"Iya mbak, makasih,"
ucap bibi lalu pergi meninggalkan Clara dan Bara.
Bara hanya pasrah saat
isi dompetnya kembali terkuras. Setelah bibi keluar kamar, Bara membantu
istrinya menyisir rambut. Bukan membantu sih sebenarnya, hanya saja Bara ingin
memanjakan istrinya. Tapi belum lama Bara memanjakan istrinya, bibi kembali
datang.
"Bapak, mbak Clara,
ada tamu," ucap bibi.
"Siapa?" tanya
Bara singkat tanpa ada niatan meninggalkan istrinya.
"Dokter Tina
katanya. Sama temen nya mbak Clara," jawab bibi.
"Iya bentar
bi," ucap Clara lalu bangun dan berjalan keluar kamar diikuti Bara.
Mau apa lagi si Tina ini? Batin Bara kesal dan panik bila Tina menyampaikan
yang tidak-tidak pada Clara.
"Ada apa?"
tanya Clara tanpa basa-basi.
"Aku mau minta maaf.
Soal yang kemarin," ucap Claudia buka suara.
"Pergi aja, aku gak
mau bahas apapun itu tentang kamu yang ikut campur," usir Clara pada
Claudia. "Kamu juga Kak, pulang aja. Aku gak mau ketemu kamu,"
sambung Clara mengusir Tina lalu kembali ke kamarnya.
"Bara," panggil
Tina pelan pada Bara yang terlihat tak suka padanya dan Claudia.
"Pergilah, aku mau
memperbaiki rumah tanggaku. Setidaknya ini bukan mainan," ucap Bara lalu
mengikuti istrinya masuk ke kamar.
