Epilog
Kesehatan Clara
berangsur membaik, kondisinyapun mulai setabil seiring berjalannya waktu. Tina
jelas masih terus coba mengganggu. Tapi kali ini Bara benar-benar menutup
segala aksesnya. Terlebih setelah tau jika perbuatannya nyaris membuatnya
kehilangan Clara untuk selamanya. Anaknyapun juga sempat mengalami penurunan
kesehatan karena tak bisa mendapat ASI di hari awal kehidupannya.
Perasaan
Clara jelas lebih baik, tapi tak bisa kembali 100% sama seperti sebelumnya. Sebelum
semuanya jadi berantakan dan Bara kembali berjuang memperbaiki rumah tangganya.
Meskipun hubungannya dengan mertuanya kembali memanas, tapi Bara tetap berusaha
menunjukkan segala kesungguhannya.
“Aku sayang
kamu,” ucap Bara yang tak pernah lupa menyatakan perasaannya tanpa perlu
diminta.
Clara hanya
mengangguk sambil tersenyum tipis tiap kali mendengar ucapan Bara yang
menyatakan perasaannya lagi dan lagi.
“Aku ga
minta buru-buru pulang, kalo kamu suka disini aku disini terus juga gapapa,”
ucap Bara yang benar-benar mengesampingkan segalanya untuk istrinya.
“Perasaanku
masih sakit kadang kalo inget,” ucap Clara pelan sambil mendekap bayinya.
“Trauma ya…”
lirih Bara lalu mendekap Clara agar bersandar padanya. “Maaf, aku ga tau harus
nunjukin keseriusanku gimana lagi. Apa perlu kita pakek hp satu aja?” tawar Bara.
“Kerjaanmu
gimana?” tanya Clara yang khawatir pada kesibukan suaminya.
“Ya kerja,
kan kamu bisa awasin,” jawab Bara sembari menyerahkan ponselnya. “Aku ganti
nomer,” ucap Bara.
Clara
mengangguk pelan. “Aku gak mau membatasi kamu Kak,” lirihnya. “Aku memikirkan
perjanjian pernikahan,” lanjut Clara.
“Boleh!”
seru Bara yang langsung setuju tanpa berpikir dua kali. “Ambil semuanya, jangan
menunggu nanti, sekarang atas nama kamu semua juga boleh. Aku cuma mau sama
kamu, sama anak kita.”
“Kita
miskinkan Ayah kalo nakal, dek!” ucap Clara penuh senyum pada Lia, putri
kecilnya.
Lia yang
baru hitungan bulan dan jelas tak paham apa-apa hanya tersenyum karena melihat
bundanya tersenyum.
“Iya! Gapapa,
Ayah dah janji gak bakal ngulangin bener-bener!” ucap Bara lalu menelfon notarisnya
untuk mengurus segalanya.
Sementara Bara
tengah berbahagia dan berusaha memperbaiki rumah tangganya. Tina dibuat
menderita oleh segala tuntutan dan pasal berlapis yang di layangkan Robi
padanya agar memiliki efek jera atas segala tindakannya selama ini.
Cerita selanjutnya ada disini :