Bab 8 - Main Api
Bara benar-benar dibuat kacau karena pertemuannya
dengan Tina tadi. Awalnya Bara ingin menegaskan pada Tina agar tak mengganggunya.
Tapi sekarang ia malah dibuat galau tak karuan karenanya, meskipun mati-matian
Bara menahan dan menyembunyikan semuanya sendiri.
Selama dua hari Tina tak menghubungi Bara. Sengaja
untuk memancing Bara agar masuk dalam jeratannya lagi. Lalu bagaimana bila Bara
sudah masuk dalam jeratannya? Tentu Tina tak mau berbagi lelaki dengan yang
lain termasuk Clara.
Selama di kantornya. Bara terus memegangi ponselnya
berharap Tina akan menelefonnya dan mengganggu seperti biasa. Tak lebih, Bara
hanya ingin tau bila Tina normal dan baik-baik saja.
Akhirnya dengan gusar Bara menelfon Tina juga. Bara
terlihat sangat pucat, cemas dan gemetar. Takut bila istrinya tiba-tiba datang
dan mendengar pembicaraannya.
"Ya, halo," jawab Bara begitu Tina
mengangkat telfonnya.
Hening, baik Bara maupun Tina tak ada yang berbicara.
Persis saat pertama kali Bara jatuh hati pada Tina.
"Kita lakukan di belakang. Tapi tanpa sex. Hanya
menghabiskan waktu berdua," ucap Bara pada Tina lalu cepat-cepat menutup
sambungan telfonnya begitu melihat pintu kantornya terbuka.
***
"Yes! Yes!
Yes! Bara I got you!" pekik Tina dengan sangat girang bukan main.
Bahkan Tina sampai meloncat-loncat dan menari-nari
dengan ceria di kamarnya yang bernuansa warna putih gading dan merah hati,
sesuai selera Bara. Alunan musik dengan nada yang ceria dan menyenangkan
langsung di putar Tina sebagai ungkapan rasa bahagianya, bonekanya telah
kembali.
"Gue gak peduli Clara! Bayinya! Keluarganya. Tapi
gue juga tak keberatan bila harus ada di belakang terlebih dahulu," gumam
tina lalu tertawa terbahak-bahak.
"Bahkan seorang Marlin Monroe memulai karirnya
sebagai cleaning service. Jadi tak masalah.
Saat waktunya tiba. Aku! Tina! Tina yang akan menjadi nyonya Bara!"
sambung Tina sambil berteriak-teriak.
Hmm bahkan nama Bara sudah sangat
cocok melekat di namaku.
Batin Tina lalu merebahkan dirinya di kasur empuk yang biasa dipakainya dengan
Bara dulu bercinta.
###
Malam menjelang. Bara sengaja pulang sedikit terlambat
karena ingin tenang sepenuhnya. Bara sadar mulutnya yang ember bisa saja
keceplosan kalau ia tidak benar-benar tenang.
"Gimana aku?" tanya Bara pada Robi.
"Normal," jawab Robi sambil tersenyum dan
mengacungkan kedua jempolnya.
"Ini demi kebaikan semuanya," gumam bara
lalu berjalan memasuki mobilnya dan segera melaju ke rumahnya.
Gila Bara beneran mau main
api! Batin Robi tak
menyangka.
"Duh gawat! Kalo kayak gini aku bisa beneran jadi
budaknya Tina ini!" gumam Robi lalu memikirkan bagaimana sebaiknya ia
menentukan strategi untuk menggagalkan rencana Tina.
Sepanjang perjalanan pulang Robi terus memikirkan
tentang Bara dan Tina juga cara cantik agar Bara tidak berpindah hati ke Tina.
Apalagi ia melihat sendiri bagaimana jatuh bangunnya Bara memperjuangkan Clara.
Huft ternyata gak semudah
yang ku kira buat punya vila di Raja Ampat. Batin Robi sambil menghela nafas.
***
"Kak aku tadi latihan bikin sup kayak punya
bunda. Kesukaannya kakak. Habis mandi kakak coba ya," ucap Clara menyambut
suaminya yang baru pulang.
"Iya sayang," jawab Bara lalu memeluk dan
mengecup kening Clara.
Aku benar-benar gila
sekarang. Batin Bara lalu
tersenyum dan mengecup kening Clara lagi sebelum akhirnya pergi ke kamar mandi.
Sementara suaminya mandi, Clara menyiapkan makan malam
untuk Bara. Menyajikan masakan terbaiknya hari ini. Bahkan demi menyajikan
masakannya kali ini, Clara juga memakai lipstik dan blush on agar terlihat lebih spesial. Tapi bukannya cepat selesai,
Bara malah mandi lebih lama dari biasanya. Bahkan suara guyuran air dari shower
tak henti-hentinya terdengar.
"Kak mandinya lama amat," panggil Clara agak
berteriak.
"Sebentar sayang," jawab Bara yang akhirnya
menyudahi mandinya.
Clara yang tadinya sudah menyiapkan semuanya akhirnya
kembali turun dan memanaskan kuah supaya untuk yang ketiga kalinya.
Yahhh dah gak spesial lagi
deh. Keluh Clara dalam
hati lalu kembali duduk menunggu suaminya.
Tak lama berselang Bara turun dengan piyamanya dan
duduk di samping Clara.
"Nunggu lama?" tanya Bara, yang di jawab
dengan gelengan kepala oleh Clara.
"Kakak kok pakek yang putih?" tanya Clara
yang memperhatikan piyama yang dipakai suaminya "Aku dah siapin yang warna
navy loh tadi. Pasti gak liat,"
sambung Clara dengan wajah cemberutnya.
"Ah ya ampun. Maaf sayang. Oke aku ganti,"
ucap Bara lalu berlari kembali ke kamar agar istrinya tak memasang wajah
cemberutnya lagi.
Meskipun wajah itu tak terlalu berharga lagi sejak
Bara membuka hati untuk Tina kembali.
Kling! Sebuah pesan masuk ke ponsel Bara. Bara
langsung panik dan cepat-cepat membukanya.
Bara langsung menghapus pesan dari Tina lalu kembali
ke istrinya yang sudah menunggu, sebelum istrinya memanggilnya dan menimbulkan
kecurigaan.
"Maaf ya sayang. Aku beneran gak tau," ucap
Bara gelagapan.
"Hmm iya gapapa. Sebenarnya pakek yang tadi juga
gapapa," ucap Clara maklum.
Bara hanya tersenyum mendengar ucapan Clara yang
begitu sabar menghadapinya.
"Kak besok aku mau beli baju buat adek. Kakak
bisa temenin?" tanya Clara.
"Hmm jadi kamu cantik banget hari ini, pakek
dandan sama masak enak ada maunya ya," goda Bara lalu menghentikan
makannya dan mencupit pipi istrinya yang mulai chubby dengan gemas "Iya kakak temenin," sambung Bara
dengan senyum manisnya.
"Ah iya kakak," panggil Clara mendadak.
"Apa?" jawab Bara singkat.
"Kakak tadi kenapa kok tumben mandi sendiri
betah?" tanya Clara lalu mengambilkan krupuk lagi sesuai arah jari
suaminya menunjuk.
"Aku banyak pikiran, bimbang menentukan
pilihan," jawab Bara tak sepenuhnya jujur.
"Hmm ku kira kenapa," ucap Clara sambil
bernafas lega.
"Emang kamu kira kenapa?" tanya Bara lalu
mengelus perut Clara.
"Ya siapa tau muasin diri kakak sendiri,"
jawab Clara menggoda suaminya.
"Onani?" tanya Bara yang langsung diangguki
Clara "Waktu punya istri paling sexy
sedunia gini?" tanya Bara lagi sekaligus memuji istrinya.
"Kakak ih gombal," jawab Clara malu-malu
lalu menyingkirkan tangan suaminya yang mengelus perutnya.
"Mau kemana?" tanya Bara saat istrinya mulai
sok sibuk setelah malu karena pujiannya "Hey Cla. Sayang mau kemana? Kok
aku dikacangin?" tanya Bara yang tak puas menggoda istrinya.
Clara terus menghindar dengan merapikan meja makan,
menyingkirkan peralatan makan suaminya tadi. Seolah tak puas menggoda istrinya
Bara langsung menggendong istrinya dan membawanya ke ruang tengah untuk
menonton televisi bersama.
Semuanya akan baik-baik saja bila Clara tidak tau. Batin Bara senang, tanpa mengingat bagaimana efeknya nanti.