0
Home  ›  Chapter  ›  My Perfect Husband 2

Bab 8 - Main Api

Bab 8 - Main Api-1


Bara benar-benar dibuat kacau karena pertemuannya dengan Tina tadi. Awalnya Bara ingin menegaskan pada Tina agar tak mengganggunya. Tapi sekarang ia malah dibuat galau tak karuan karenanya, meskipun mati-matian Bara menahan dan menyembunyikan semuanya sendiri.

Selama dua hari Tina tak menghubungi Bara. Sengaja untuk memancing Bara agar masuk dalam jeratannya lagi. Lalu bagaimana bila Bara sudah masuk dalam jeratannya? Tentu Tina tak mau berbagi lelaki dengan yang lain termasuk Clara.

Selama di kantornya. Bara terus memegangi ponselnya berharap Tina akan menelefonnya dan mengganggu seperti biasa. Tak lebih, Bara hanya ingin tau bila Tina normal dan baik-baik saja.

Akhirnya dengan gusar Bara menelfon Tina juga. Bara terlihat sangat pucat, cemas dan gemetar. Takut bila istrinya tiba-tiba datang dan mendengar pembicaraannya.

"Ya, halo," jawab Bara begitu Tina mengangkat telfonnya.

Hening, baik Bara maupun Tina tak ada yang berbicara. Persis saat pertama kali Bara jatuh hati pada Tina.

"Kita lakukan di belakang. Tapi tanpa sex. Hanya menghabiskan waktu berdua," ucap Bara pada Tina lalu cepat-cepat menutup sambungan telfonnya begitu melihat pintu kantornya terbuka.

***

"Yes! Yes! Yes! Bara I got you!" pekik Tina dengan sangat girang bukan main.

Bahkan Tina sampai meloncat-loncat dan menari-nari dengan ceria di kamarnya yang bernuansa warna putih gading dan merah hati, sesuai selera Bara. Alunan musik dengan nada yang ceria dan menyenangkan langsung di putar Tina sebagai ungkapan rasa bahagianya, bonekanya telah kembali.

"Gue gak peduli Clara! Bayinya! Keluarganya. Tapi gue juga tak keberatan bila harus ada di belakang terlebih dahulu," gumam tina lalu tertawa terbahak-bahak.

"Bahkan seorang Marlin Monroe memulai karirnya sebagai cleaning service. Jadi tak masalah. Saat waktunya tiba. Aku! Tina! Tina yang akan menjadi nyonya Bara!" sambung Tina sambil berteriak-teriak.

Hmm bahkan nama Bara sudah sangat cocok melekat di namaku. Batin Tina lalu merebahkan dirinya di kasur empuk yang biasa dipakainya dengan Bara dulu bercinta.

###

Malam menjelang. Bara sengaja pulang sedikit terlambat karena ingin tenang sepenuhnya. Bara sadar mulutnya yang ember bisa saja keceplosan kalau ia tidak benar-benar tenang.

"Gimana aku?" tanya Bara pada Robi.

Baca juga 29. Vol. 3 : Chapter 12

"Normal," jawab Robi sambil tersenyum dan mengacungkan kedua jempolnya.

"Ini demi kebaikan semuanya," gumam bara lalu berjalan memasuki mobilnya dan segera melaju ke rumahnya.

Gila Bara beneran mau main api! Batin Robi tak menyangka.

"Duh gawat! Kalo kayak gini aku bisa beneran jadi budaknya Tina ini!" gumam Robi lalu memikirkan bagaimana sebaiknya ia menentukan strategi untuk menggagalkan rencana Tina.

Sepanjang perjalanan pulang Robi terus memikirkan tentang Bara dan Tina juga cara cantik agar Bara tidak berpindah hati ke Tina. Apalagi ia melihat sendiri bagaimana jatuh bangunnya Bara memperjuangkan Clara.

Huft ternyata gak semudah yang ku kira buat punya vila di Raja Ampat. Batin Robi sambil menghela nafas.

***

"Kak aku tadi latihan bikin sup kayak punya bunda. Kesukaannya kakak. Habis mandi kakak coba ya," ucap Clara menyambut suaminya yang baru pulang.

"Iya sayang," jawab Bara lalu memeluk dan mengecup kening Clara.

Aku benar-benar gila sekarang. Batin Bara lalu tersenyum dan mengecup kening Clara lagi sebelum akhirnya pergi ke kamar mandi.

Sementara suaminya mandi, Clara menyiapkan makan malam untuk Bara. Menyajikan masakan terbaiknya hari ini. Bahkan demi menyajikan masakannya kali ini, Clara juga memakai lipstik dan blush on agar terlihat lebih spesial. Tapi bukannya cepat selesai, Bara malah mandi lebih lama dari biasanya. Bahkan suara guyuran air dari shower tak henti-hentinya terdengar.

"Kak mandinya lama amat," panggil Clara agak berteriak.

"Sebentar sayang," jawab Bara yang akhirnya menyudahi mandinya.

Clara yang tadinya sudah menyiapkan semuanya akhirnya kembali turun dan memanaskan kuah supaya untuk yang ketiga kalinya.

Baca juga 28. Vol.3 : Chapter 11

Yahhh dah gak spesial lagi deh. Keluh Clara dalam hati lalu kembali duduk menunggu suaminya.

Tak lama berselang Bara turun dengan piyamanya dan duduk di samping Clara.

"Nunggu lama?" tanya Bara, yang di jawab dengan gelengan kepala oleh Clara.

"Kakak kok pakek yang putih?" tanya Clara yang memperhatikan piyama yang dipakai suaminya "Aku dah siapin yang warna navy loh tadi. Pasti gak liat," sambung Clara dengan wajah cemberutnya.

"Ah ya ampun. Maaf sayang. Oke aku ganti," ucap Bara lalu berlari kembali ke kamar agar istrinya tak memasang wajah cemberutnya lagi.

Meskipun wajah itu tak terlalu berharga lagi sejak Bara membuka hati untuk Tina kembali.

Kling! Sebuah pesan masuk ke ponsel Bara. Bara langsung panik dan cepat-cepat membukanya.

Bab 8 - Main Api-2

Bara langsung menghapus pesan dari Tina lalu kembali ke istrinya yang sudah menunggu, sebelum istrinya memanggilnya dan menimbulkan kecurigaan.

"Maaf ya sayang. Aku beneran gak tau," ucap Bara gelagapan.

"Hmm iya gapapa. Sebenarnya pakek yang tadi juga gapapa," ucap Clara maklum.

Bara hanya tersenyum mendengar ucapan Clara yang begitu sabar menghadapinya.

"Kak besok aku mau beli baju buat adek. Kakak bisa temenin?" tanya Clara.

"Hmm jadi kamu cantik banget hari ini, pakek dandan sama masak enak ada maunya ya," goda Bara lalu menghentikan makannya dan mencupit pipi istrinya yang mulai chubby dengan gemas "Iya kakak temenin," sambung Bara dengan senyum manisnya.

"Ah iya kakak," panggil Clara mendadak.

"Apa?" jawab Bara singkat.

"Kakak tadi kenapa kok tumben mandi sendiri betah?" tanya Clara lalu mengambilkan krupuk lagi sesuai arah jari suaminya menunjuk.

"Aku banyak pikiran, bimbang menentukan pilihan," jawab Bara tak sepenuhnya jujur.

"Hmm ku kira kenapa," ucap Clara sambil bernafas lega.

"Emang kamu kira kenapa?" tanya Bara lalu mengelus perut Clara.

"Ya siapa tau muasin diri kakak sendiri," jawab Clara menggoda suaminya.

"Onani?" tanya Bara yang langsung diangguki Clara "Waktu punya istri paling sexy sedunia gini?" tanya Bara lagi sekaligus memuji istrinya.

"Kakak ih gombal," jawab Clara malu-malu lalu menyingkirkan tangan suaminya yang mengelus perutnya.

"Mau kemana?" tanya Bara saat istrinya mulai sok sibuk setelah malu karena pujiannya "Hey Cla. Sayang mau kemana? Kok aku dikacangin?" tanya Bara yang tak puas menggoda istrinya.

Clara terus menghindar dengan merapikan meja makan, menyingkirkan peralatan makan suaminya tadi. Seolah tak puas menggoda istrinya Bara langsung menggendong istrinya dan membawanya ke ruang tengah untuk menonton televisi bersama.

Semuanya akan baik-baik saja bila Clara tidak tau. Batin Bara senang, tanpa mengingat bagaimana efeknya nanti.

39
Posting Komentar
Search
Menu
Theme
Share