0
Home  ›  Chapter  ›  My Perfect Husband 2

Bab 24 - Rencana Foto

 

Bab 24 - Rencana Foto-1

Selama seminggu Clara bermanja-manja dengan suaminya, meskipun perasaannya mengganjal dan merasa bila Bara ada main dengan Tina. Hingga akhirnya saat Bara keluar kamar untuk menelfon Clara terbangun dari tidurnya.

Awalnya Clara hanya ingin buang air kecil. Tapi saat mendengar suaminya menelfon seseorang Clara menguping. Hanya sebentar. Tapi itu lebih dari cukup untuk meyakinkan dirinya bila suaminya tak setia lagi.

"Iya besok kalo Clara bisa di tinggal kita jalan lagi," ucap Bara. "Gak tau ah! Bacot! Gue mau tidur fotonya jangan di sebar," ucap Bara lagi.

Clara hanya menghela nafasnya dengan berat. Ia tau bila tak mungkin rumah tangganya akan lancar, Clara tau itu tapi ia hanya diam. Clara sudah jauh lebih siap sekarang. Apalagi ia tau banyak orang yang mendukungnya.

"Kebelet ya?" tanya Bara saat memasuki kamar dan melihat Clara yang duduk di atas tempat tidur.

"Iya kakak dar_" ucap Clara yang sengaja tak menyelesaikan ucapannya untuk menanyai Bara. "Kakak, nanti kalo aku melahirkan kakak tetep jadi suamiku kan?" tanya Clara.

"Loh kok tanya gitu. Jelas kakak ada terus buat kamu. Kita bikin sama-sama kita lalui semua sama-sama," ucap Bara lalu tiduran di samping Clara.

"Kalo gitu kakak janji ya bakal temenin aku waktu melahirkan nanti," ucap Clara lalu membenarkan selimutnya.

"Iya dong! Kakak nanti jagain Clara terus," ucap Bara antusias.

Clara hanya tersenyum mendengar ucapan suaminya yang bertingkah seolah tak terjadi apa-apa dan tanpa rasa sesal sudah mulai menutupi sesuatu darinya.

"Nanti ayah yang nomer satu liat kamu Nak, ayah adzani nanti. Uh jadi gak sabar," ucap Bara sambil memeluk Clara dan mengelus perutnya.

Pelukannya gak kayak dulu. Kak Bara bukan suamiku yang dulu lagi. Batin Clara yang membiarkan apa yang di lakukan suaminya.

###

Pagi menjelang. Clara menghindari Bara, mulai mandi bersama sampai peluk atau jabat tangan dengan Bara. Bara benar-benar heran dibuatnya dan jadi takut. Khawatir bila ternyata Clara mendengar percakapannya dengan Tina semalam.

"S-Sayang," panggil Bara yang melihat Clara masih menyiapkan bekal makan siang untuknya.

Clara hanya diam dan cepat-cepat menyelesaikan bekal untuk suaminya, seperti biasanya.

"Nanti dihabiskan ya Kak, hati-hati," ucap Clara pada suaminya.

"Sayang, kamu kenapa?" tanya Bara lalu mendekat ke arah Clara.

"Gak tau Kak. Aku em cuma kepikiran aja pengen foto waktu hamil," ucap Clara tidak nyambung, sengaja karena ia sendiri bingung dengan apa yang di rasakannya.

"Kamu yakin?" tanya Bara lagi, tak puas dengan jawaban istrinya.

Baca juga Bab 39 – Positiv

Aku kecewa sama kamu Kak. Jawab Clara dalam hati.

"Iya aku pengen di foto, sama kakak, Lisa, foto keluarga," ucap Clara.

"Weekend ini ya?" tanya Bara menuruti permintaan istrinya.

"Kak, aku ini kurang apa?" tanya Clara mendadak.

"Kamu sempurna, sebagai istri atau wanita. Bentar lagi juga jadi ibu," jawab Bara meyakinkan istrinya.

"Kakak gak ada jadwal buat cerai?" tanya Clara.

Bara benar-benar terkejut dengan pertanyaan istrinya yang bahkan tanpa ekspresi sama sekali.

"Kok tanya gitu! Aku gak mau cerai Cla! Tidak! Tidak pernah!" bantah Bara tegas.

"Poligami?" tanya Clara lagi.

"Sama aja! Aku gak cerai! Gak poligami! Cuma jadi suamimu sama ayahnya anak kita nanti!" jawab Bara tegas.

Clara hanya mengangguk lalu tersenyum kecil mendengar jawaban suaminya. Setidaknya suaminya masih ada untuknya.

***

"Bob, hari ini mau kemana?" tanya Robi sambil makan sereal bersama Bob.

"Belum tau mau kemana, beresin rumah, belajar masak, beresin dapur atau mau pulang ke rumah papa," jawab Bob.

"Ngapain pulang?" tanya Robi yang takut bila Bob pergi.

"Kangen aja, dah dua minggu loh aku di rumahmu Bang," jawab Bob.

"Nanti aku aja yang temenin, biar gak kena omel," ucap Robi yang sangat ingin melindungi Bob, atau lebih tepatnya memang itu sikap posesifnya.

Baca juga 29. Vol. 3 : Chapter 12

"Minggu depan aja bang ke sananya," ucap Bob. "Nanti aku main ke hotel ya," sambung Bob.

"Bawain makanan buat papa, kalo main bilang aja kamu pacarku kalo di tahan sama resepsionis," ucap Robi yang menyelesaikan sarapannya.

"Ye masa gitu. Kita kan gak ada hubungan apa-apa," ucap Bob lalu memalingkan wajahnya yang bersemu.

"Kamu mau status jelas hmm?" tanya Robi menggoda Bob sambil mendekat dan memegang dagu Bob agar menghadap padanya. "Call me hubby. Now I'm your husband," ucap Robi lalu mengecup kening Bob.

Bob langsung memalingkan wajahnya karena senang dengan ucapan Robi yang memperjelas hubungannya.

"Aku berangkat kerja ya baby, jangan macam-macam i love you," ucap Robi sambil mengecup bibir Bob sekilas dan pergi begitu saja.

"Siapa juga yang mau jadi wifenya," ucap Bob mengelak meskipun ia begitu senang dan berdebar saat Robi mengucapkannya.

###

Sesampainya Robi di kantor ia langsung menerima banyak tugas dan menyelesaikan semua dengan baik. Apalagi Bara juga datang terlambat ke hotel.

"Ada apa?" tanya Robi pada Bara yang terlihat kusut.

"Aku khawatir Clara tau, semalam aku di telfon Tina lagi. Aku takut Bi kalo Clara pergi," ucap Bara.

"Terus kenapa gak tinggalin aja Tina?" saran Robi apa adanya.

"Aku dah janji. Dia juga ancam aku. Aku gak mau keluargaku berantakan. Perasaanku juga makin gak menentu," ucap Bara lalu mengusap wajahnya dengan gusar.

"Ku rasa kamu bukan takut Clara dan keluargamu bakal berantakan, tapi kamu takut kehilangan Tina juga. Kamu benar-benar mulai lepas kendali. Lagi pula sejak kapan kamu bisa dikendalikan wanita?" ucap Robi blak-blakan. "Kalau bukan cinta lalu apa?" sambung Robi kesal.

Bara hanya menggelengkan kepalanya. Bara bahkan tak kuat menyanggah atau membantah ucapan Robi. Pikirannya terlalu kacau memikirkan hubungannya yang jadi rumit.

"Tidak ada yang sulit. Kau hanya di suruh memilih yang halal dan haram. Apa sulitnya?" ucap Robi lagi lalu pergi meninggalkan Bara.

"Permisi, pak Bara meeting sudah siap," ucap resepsionis Bara, Bara hanya mengangguk lalu mematut tubuhnya sebentar di depan cermin sebelum keluar ruangan.

"Aku bingung harus apa. Semuanya menyulitkan bagiku," gumam Bara lalu keluar dari ruangannya setelah menatap cukup lama foto pernikahannya dengan Clara dulu.

Sudah tiga tahun lebih. Dan akan empat tahun bersamanya. Kenapa aku malah begini. Ini menjaga komitmen yang sulit bagiku. Batin Bara lalu memijat pangkal hidungnya.

***

"Clara, jadi kan ikut bunda sama kakakmu ke kajian?" tanya Anna yang menjemput menantunya bersama Hana.

"Jadi bunda, aku mau ikut. Bentar ya mau cari kerudung dulu" ucap clara.

"Sip deh bunda tunggu," ucap Anna lalu duduk menunggu menantunya, sementara Hana mengikuti Clara masuk ke kamarnya.

"Cla, kamu baik-baik saja?" tanya Hana pada Clara.

"Maksudnya gimana Kak? Ya aku baik-baik aja lah," ucap Clara lalu tersenyum menanggapi pertanyaan Hana.

Apa yang ku lihat di tempat ngegym itu salah ya. Batin Hana yang ragu untuk bertanya atau menyampaikan sesuatu pada Clara.

"Oh iya, minggu depan aku pengen foto. Nanti Kak Hana ikut ya. Aku belum pernah foto sama kakak sejak hamil," pinta Clara yang jelas di angguki Hana.

Keduanya hanya saling diam. Tanpa pembicaraan lagi selama Clara memakai kerudung di kepalanya.

"Clara, apapun yang kamu hadapi. Masalah sebesar apapun. Jangan cerita ke temanmu. Ceritakan ke aku atau keluargamu. Aku gak tau tapi aku khawatir kalo adikku ini kenapa-napa ya," ucap Hana cemas.

"Iya kak Hana, aku janji. Semua baik-baik saja," ucap Clara lalu menghela nafas berat.

39
Posting Komentar
Search
Menu
Theme
Share