0
Home  ›  Chapter  ›  My Perfect Husband 2

Bab 28 - Apartemen Robi

Bab 28 - Apartemen Robi-1

Sofia akhirnya pulang ke rumah orang tua Clara. Karena Clara sudah mulai tenang dan mau disentuh suaminya. Meskipun Sofia sangat ingin mencakar wajah Bara yang kerap menyakiti hati sepupunya ini.

"Istriku percaya dong sama aku, aku gak pernah cari pengacara buat ceraiin kamu. Gak mungkin sayang! Gak bakal pernah mungkin aku mau cerai dari kamu!" ucap Bara meyakinkan Clara sambil menatap matanya yang sendu.

"Tapi tadi Claudia bilang kakak gak tega bilang kalo bosen sama aku, dia juga bilang kal_"

"Kapan kamu tau aku sama Claudia ngobrol? Aku cinta kamu, banget Cla. Kamu kok bisa percaya sama Claudia?" potong Bara dengan tatapannya yang makin serius.

"Kak, kalo aku emang ngerebut kakak dari kak Tina gara-gara Kakak dulu dijodohin sama aku. Nanti waktu aku dah melahirkan aku mengijinkan kakak nikah sama kak Tina," ucap Clara lalu tersenyum sambil menggenggam tangan suaminya yang dari tadi terkepal.

Bob dan Robi tak bisa menyembunyikan keterkejutannya saat mendengar ucapan Clara yang mengambil keputusan dengan tegas. Bahkan senyum manis Clara mulai tersungging di bibirnya untuk menguatkan hatinya.

"Gak! Istriku cuma Clara!" ucap Bara yang langsung menolak ucapan istrinya.

Baca juga Bab 39 – Positiv

"Kakak gak bisa benar-benar bahagia kalo sama aku," ucap Clara lalu mengeratkan genggamannya.

"Bunuh aja aku sekarang Cla. Aku gak mau punya istri baru, aku mau sama kamu. Sama Clara aja. Kenapa sih kamu pengen banget pisah?" ucap Bara menggebu-gebu.

"Aku mau kakak bahagia. Itu aja. Kak aku mau lihat kakak bahagia, lihat anakku juga bahagia sama ayahnya. Mungkin juga bahagia sama istrimu nanti," ucap Clara sambil beberapa kali menghela nafas.

Bob langsung menitipkan air matanya apalagi ia tau sahabatnya tengah down dan menahan sakit sendirian. Robi juga ikut sedih dan menarik Bob masuk ke kamar agar tidak mengganggu Bara dan Clara.

"Aku gak tega Clara sampe kayak gitu. Aku gak tega liat Clara putus asa," ucap Bob sambil membungkam mulutnya dan mulai menangis.

Baca juga 29. Vol. 3 : Chapter 12

Robi hanya bisa diam dan mendekap kekasihnya itu. Ia sendiri juga dalam posisi yang sulit. Ingin memberi tahu Clara, tapi Clara dalam kondisi hamil dan menahan sakit yang mulai menggerogotinya, ingin menahan Bara, Bara sendiri kerap lupa daratan. Bahkan Robi sempat ingin memberi tahu orang tua Bara atau Clara. Tapi mulutnya langsung kaku saat berhadapan dengan mereka.

"Aku gak mau kehilangan Clara. Gapapa aku gak jadi siapa-siapanya asal Clara bahagia dan sehat aku dah senang. Bukan kayak gini," ucap Bob miris karena benar-benar mengenal Clara.

"Sstt baby, iya aku paham. Kita gak bisa apa-apa. Kita cuma bisa support mereka. Sabar. Kita harus kasih banyak support buat mereka. Clara sama anaknya," ucap Robi yang di angguki Bob.

###

Bara sama sekali tak bisa tidur, bukan karena ia menginap di kandangnya Robi. Tapi karena ucapan istrinya yang pasrah dan penuh tanda tanya besar. Bahkan Bara juga tak merasa puas dan lega meskipun langsung memecat orang tua Claudia dari hotelnya. Bahkan Bara juga mencabut semua fasilitas dan pemecatan nya pun tanpa pesangon sama sekali.

Tapi apapun yang ia lampiaskan tetap tak mampu untuk membuatnya terpejam. Ucapan Clara yang pasrah dan seolah tak mampu mendampinginya lagi membuatnya tak bisa tidur dengan nyaman.

"Pagi," sapa Bara pada istrinya yang bangun karena mendengar suara adzan subuh.

"Kakak," lirih Clara lalu bangun dan mengikat rambutnya. "Solat dulu yuk," ajak Clara lembut.

"Iya ayo," jawab Bara lalu mengikuti istrinya keluar kamar.

"Bangunin Bob sama kak Robi gak?" tanya Clara sambil menggulung bajunya dan bertingkah seolah tak ada apa-apa dan yang semalam sudah berlalu begitu saja.

39
Posting Komentar
Search
Menu
Theme
Share