0
Home  ›  Chapter  ›  My Perfect Husband 2

Bab 11 - Persiapan Ulang Tahun Clara

 

Bab 11 - Persiapan Ulang Tahun Clara-1

Bara merasa jauh lebih lega setelah menemui Tina beberapa waktu yang lalu. Bara juga sudah tidak segila sebelumnya yang sering gugup, meskipun Bara kerap colongan menelfon atau chating dengan tina saat istrinya kuliah atau tengah terlelap. Clara tentu tau tiap kali suaminya diam-diam menghubungi entah siapa, tapi Clara berusaha keras untuk berfikir positif pada suaminya.

"Siapa kak?" tanya Clara begitu Bara masuk kamar.

"Hah? Clara bangun!" pekik Bara terkejut.

"Hihihi kakak ih sampe kaget gini kenapa sih?" tanya Clara lalu memeluk suaminya dan mengambil ponselnya dari kantung celana Bara.

"Kerjaan," jawab Bara lalu mengecup kening Clara dan meraba kantung celananya.

Hapeku! Batin Bara panik.

"Kakak nyari ini?" tanya Clara yang sudah menggenggam ponsel Bara.

"Sejak kapan kamu ambil? Kok gak kerasa?" tanya Bara menutupi kepanikannya bila Clara mengecek ponselnya yang belum ia bersihkan.

"Kakak suka begadang akhir-akhir ini. Aku gak suka loh kak," ucap Clara lembut lalu mematikan ponsel Bara dan menyimpannya di lacinya.

Mampus hape gue! Batin Bara tak tenang.

"Dah yuk bobo, ngantuk," ajak Clara lalu duduk dan kembali tiduran diikuti Bara.

"Hapeku?" tanya Bara.

"Kamu mau tidur sama hape apa sama aku?" jawab Clara yang balik tanya.

Loh sejak kapan kak Bara peduli sama hapenya? Perasaan biasanya kak Bara cuek. Batin Clara heran.

"Aku tadi cari nama buat si adek. Ada di hape," ucap Bara beralibi lalu membenarkan selimut dan memeluk istrinya erat.

Gawat ini kalo sampe Clara curiga. Aku gak mau berantem sama dia. Batin Bara panik.

"I love you so much Clara," bisik Bara lalu mengecup kening clara lembut "Makasih dah mau jadi istriku," sambung Bara lalu mempererat pelukannya.

Clara hanya berdeham untuk menanggapi ucapan suaminya yang begitu romantis.

Iya pasti cuma perasaanku aja kalo kakak aneh-aneh. Astagfirullah. Suamiku kerja keras aku malah negatif thinking ke dia. Batin Clara menyesal.

"Adek jangan bikin repot bunda ya sayang," ucap Bara sambil mengelus perut Clara.

Apa jangan-jangan kakak lagi nyiapin surprise ya buat aku? Batin Clara menghibur diri.

###

Seperti aktivitas biasanya Clara menyiapkan sarapan dan yang lainnya sebelum kuliah. Tapi lain dari hari biasanya kali ini Clara menunggu hadiah romantis dari suaminya.

Kakak pasti inget kalo ini hari ulang tahunku. Batin Clara yakin dengan senyumannya yang tak lepas dari wajah manisnya.

"Kenapa hari ini kok seneng amat?" tanya Bara heran.

"Gapapa, mendadak seneng aja hari ini," ucap Clara lalu masuk ke dalam mobil.

Wah kakak sok lupa, pasti mau kasih kado istimewa. Batin Clara makin senang.

Duh nanti gimana ya caranya ketemuan sama Tina? Mana dah janji mau makan malem di pinggir jalan lagi. Batin Bara bingung.

"Kakak hari ini pulang cepet ya," pinta Clara sambil memakai sabuk pengaman.

"Insyaallah ya sayang," jawab Bara tidak yakin bisa menuruti permintaan sederhana istrinya.

"Nanti malem kamu mau aku pakek baju apa?" tanya Clara meminta pendapat Bara.

"Em pakek yang biasa aja," jawab Bara yang makin heran pada istrinya yang begitu ceria.

"Kakak, pengen aku cuti kapan?" tanya Clara manja.

"Kamu selesaikan semua tugas aja dulu. Kalo bisa minggu ini nanti kakak urus, kalo belum mungkin minggu depannya," jawab Bara lalu mengecup tangan Clara.

Duh apa kak Bara lupa ya? Gak gak mungkin pasti ada surprise hari ini hmm. Kak Bara kan ember, pasti jadi gak seru deh kalo bikin dia ember sekarang. Batin Clara lalu menggenggam tangan Bara.

Baca juga Bab 39 – Positiv

"Hari ini kok pengen makan kue ya kak," pancing Clara yang sebenarnya sudah tak sabar ingin menerima surprisenya.

"Adek pengen kue ya nak? Apa bundanya?" goda Bara pada istrinya.

"Cheese cake enak nih kayaknya pakek krim beri," ucap Clara.

"Nanti ya kita beli, apa mau ku cariin sekarang?" tanya Bara berusaha memenuhi semua permintaan ngidam Clara sambil mengelus perutnya.

"Nanti aja," ucap Clara lembut lalu menatap suaminya yang dikira rapi menutupi surprisenya.

Duh bisa-bisa gak jadi nemenin Tina nih. Batin Bara was-was.

"Kamu mau apa lagi? Nanti kucarikan, kayak biasanya aku kan yang pilih langsung?" tanya Bara lalu memarkirkan mobilnya.

"Mau cek si adek gimana," ucap Clara lalu mengecup pipi Bara.

"Bukannya minggu lalu habis cek?" tanya Bara heran.

"Mau liat dia cowok apa cewek kak. Gak sabar tau gak sih," ucap Clara sambil mengelus perutnya.

Pasti ayahmu juga gak sabar buat tau kamu cowok apa cewek. Jangan ditutupin ya nak nanti, kamu kado paling indah buat bundamu yang masih bocah ini. Batin Clara yang sangat ceria.

"Kayaknya aku ada meeting. Tapi aku usahakan ya," ucap Bara lalu mengecup bibir Clara dan menggandengnya sambil membawakan semua barang bawaan Clara ke kelas.

Apa acara makan ku sama Tina ku majuin aja ya, biar bisa sama Clara nanti malam. Batin Bara yang akan merubah jadwal pertemuannya.

"Kakak nanti jemput aku ya," pinta Clara lalu menyalimi suaminya.

"S-Si-Siap," jawab Bara ragu lalu mengecup kening Clara sebelum pergi.

Hmm pasti surprisenya belum siap 100% nih. Tebak Clara dalam hati.

***

Bara benar-benar dibuat pusing dan bingung harus menata ulang jadwalnya menemui Tina yang terlanjur menyetujui makan bersama di kaki lima seperti dulu.

Tina cuma punya sembilan jadwal. Kalo aku turutin ini tinggal delapan, aku cuma perlu ngehabisin jadwalnya terus aku bisa bebas dan kembali ke istriku. Batin Bara bimbang.

"Argh! Posisi ini sungguh menyebalkan!" kesal Bara yang teringat bila ia perlu menjemput istrinya pula sedangkan Tina masih ada praktek di klinik.

"Pak Bara dapat kiriman dari Tina," ucap Robi yang mengantarkan kotak tuperware berisi sushi untuk Bara.

"Iya taruh aja nanti ku makan," jawab Bara dengan wajahnya yang menunduk di meja.

Kring! Dering ponsel Robi yang langsung ia angkat.

"Halo Cla, ada apa?" jawab Robi ramah.

Bara langsung bangun dengan sangat terkejut. Paham bila bosnya ingin tau apa yang ia bicarakan Robi langsung menspeaker panggilannya.

"Suamiku dah ada?" tanya Clara antusias, Bara langsung menggeleng.

"Belum sampai, mungkin bentar lagi. Ada apa? " ucap Robi yang terpaksa membohongi Clara.

"Kak aku mau tanya tapi rahasia ya. Janji gak boleh bilang sama suamiku, loh!" ucap Clara yang mulai memelankan suaranya.

Bara langsung memelototi Robi.

Baca juga 29. Vol. 3 : Chapter 12

"Iya janji," jawab Robi yang jadi canggung dan takut setelah dipelototi Bara.

Bajingan beraninya nikung istriku! Clara juga mau main rahasia sama Robi! Kurang ajar! Untung langsung ketahuan.  Batin Bara kesal lalu mengepalkan tangannya.

"Ini kan ulang tahunku, kak Bara dah nyiapin apa?" tanya Clara.

Deg! Seolah tersambar petir di siang bolong. Bara baru teringat kalau istrinya ulang tahun. Padahal Bara sudah mentatonya di lengannya juga menandai semua kalender yang ia punya.

"Ya rahasia dong. Nanti gak surprise lagi kalo kamu tau," ucap Robi lalu mengalihkan pembicaraan ke hal lain.

Ya Allah! Hal sepenting ini gimana aku bisa lupa! Duh sekarang aku harus bagaimana. Batin Bara bingung bukan main, karena terlalu fokus pada Tina ia sampai melupakan hari istimewa istrinya.

"Yaudah ya kak. Nanti bilangin aja ke kak Bara kalo gak bisa jemput gapapa aku mau pulang dulu ke rumah," ucap Clara sebelum menyudahi telfonnya.

"Kenapa?" tanya Robi pada Bara yang terdiam dengan wajahnya yang pucat.

"Lo kok gak ngingetin gue sih Bi!" omel Bara.

Robi langsung menarik tangan Bara dan menunjukkan tatonya, lalu kalender di meja Bara, juga notifikasi di kalender ponsel Bara sendiri.

"Kalender di tempat karyawan juga ada. Lu nya aja yang dah lupa daratan! Malah selingkuh sama Tina!" ucap Robi yang malah memarahi bosnya.

"Ya lu jangan ngegas dong," ucap Bara yang malah mengkeret begitu di marahi Robi.

Robi bahkan berani berkacak pinggang dan menatap Bara dengan tajam karena kesal Bara yang sudah mulai kelewat batas. Tentu saja Robi juga tak mau membiarkan Tina menang begitu saja.

"Pesenin tukang dekor sama bunga. Buket mawar merah hati dan putih. Buat tulisan angka dua dan empat di dalam buketnya, penuhi bunga warna pink dari tangga sampai ke ruangan ku, kasih lilin juga. Siapin steak, sup, ice cream dengan potongan buah segar, kue cheese cake dengan krim buah beri di atasnya," perintah Bara yang langsung dicatat Robi dan di laksanakan dengan baik "Kerjakan sebelum maghrib harus selesai," sambung Bara yang sudah panik.

"Siap pak!" jawab Robi lalu tersenyum sumringah begitu Bara kembali sibuk dengan istrinya lagi dan tidak memperdulikan Tina seperti beberapa hari belakangan.

Bara juga bahkan langsung berlarian kesana kemari ikut menyiapkan kejutan untuk istrinya. Bahkan Bara ikut menata kamarnya nanti dengan meniup balon dan menempelkan nya di langit-langit kamar.

"Pak Bara, ini saya ada kado buat mbak Clara. Saya cuma bisa kasih dikit," ucap seorang wanita paruh baya yang bekerja menjadi cleaning service.

Bara langsung menerimanya dengan senyum manis di wajahnya.

"Ibu, doain istri saya sehat, lancar sampe ngelairin aja aku dah berterimakasih. Kok sampe repot gini," ucap Bara yang mulai menghormati para karyawan dengan rendah hati lalu menerimanya.

Tak selang lama para pegawai lainnya berdatangan memberikan satu persatu kado untuk Clara yang pasti sudah mereka siapkan sebelumnya. Tidak seperti Bara yang dadakan.

Cuma aku yang lupa sama ulang taun Clara. Batin Bara sedih lalu segera menyeka air matanya yang menetes dan cepat-cepat menyiapkan surprisenya lagi.

"Pak Bara ini dari saya sama anak saya. Katanya dia mau jadi princess kayak mbak Clara. Dia bikin sendiri loh," ucap seorang wanita yang entah siapa namanya.

"Iya terimakasih ya," ucap Bara lalu meletakkan kado darinya "Salam buat anakmu. Pasti Clara cantik pakek mahkota bunganya," sambung Bara.

Duh aku mau kasih kado apa dong ini buat Clara. Batin Bara bingung.

"Dekor dah siap pak, bunga juga dalam perjalanan," lapor Robi.

"Makanannya?" tanya Bara.

"Tengah disiapkan," jawab Robi sambil tersenyum bangga "Oh iya, ini buat Clara, sama babynya nanti," ucap Robi memberikan sarung tangan rajut berukuran besar dan kecil.

"Lah gue?" tagih Bara.

"Duh sorry gak bikin lupa, kebanyakan mikir Tina gue," sindir Robi pada Bara.

"Kampret lu!" balas Bara lalu pergi begitu saja.

###

Bara benar-benar bingung ingin memberikan apa pada istrinya. Hampir semua yang akan ia beri sudah diberikan para karyawan. Keluarga Bara juga ikut memberikan kado pada Clara yang dikirim ke rumahnya.

Keluarga Clara juga sudah merayakan ulang tahun Clara di rumahnya tadi. Fajar memberikan banyak sekali manik-manik dengan bermacam-macam warna, Caca memberikan sekotak perhiasannya, Sofia memberikan gantungan kunci couple untuk Clara. Bambang si kucing juga ikut memberikan tikus untuk Clara sebagai rasa senangnya meskipun Clara tidak suka dan akhirnya membuangnya saat Bambang tidak tau.

"Ya ampun aku doang yang lupa, Bambang aja kasih hadiah buat Clara. Dasar kucing," kesal Bara yang akhirnya membeli gelang berbahan kulit dengan sedikit emas sebagai hiasannya.

Ini terlalu murah buat Clara. Aku bodoh. Batin Bara sedih lalu menjemput Clara ke rumah mertuanya.

Bara benar-benar murung begitu sampai ke rumah orang tua Clara. Bahkan meskipun Fajar menyambutnya.

"Kamu kenapa?" tanya Fajar.

"Bingung yah mau kado apa buat Clara," jawab Bara yang masih cemberut.

Fajar hanya geleng-geleng kepala mendengar jawaban Bara yang begitu putus asa. Benar-benar tidak cocok dengan pembawaannya yang cool dan romantis kini malah bingung tentang kado.

"Oh dah sampai," ucap Clara yang baru keluar kamar mandi setelah mandi dan hanya memakai handuk yang melilit tubuhnya.

"Hai sayang," sapa Bara yang langsung ceria dan mengikuti istrinya.

***

"Aku dah pulang, besok saja aku operasi," ucap Tina yang sudah sampai rumah.

"Hai aunty," sambut keponakan Tina begitu ia masuk rumah.

"Hm kamu mau ngapain? Hari ini aku ada kencan, jadi gak bisa ke salon ya," ucap Tina yang paham maksud keponakannya ini.

"Huft ketauan ya mau ku," ucapnya pura-pura merajuk "Kalo aku ikut kencanmu gimana?" sambungnya sedikit memaksa.

"No Elfira pasti kamu kacaukan semuanya. Apalagi kamu dah pernah ketemu dia," tolak Tina mentah-mentah.

"Siapa emangnya?" tanya Elfira penasaran.

"Rahasia," ucap Tina menggoda keponakannya lalu masuk ke kamar untuk bersiap-siap.

39
Posting Komentar
Search
Menu
Theme
Share