Bab 14- Fu*k Me! 🔞
Lily
menikmati burger buatan Jalu dengan senang. Pagi ini terasa seperti mimpi.
Setelah belumnya ia merasa dirinya bagai di neraka tapi hari ini Lily
mendapatkan surganya. Bagaikan menyelami neraka untuk mencari kebahagiaan.
Inilah yang di lakukan Lily juga Jalu sekarang. Tentu Jalu paham konsekuensi
besar yang akan ia terima bila ketahuannantinya. Tapi daripada peduli pada
konsekuensi tersebut Jalu lebih peduli untuk meluapkan segala yang sudah ia
simpan rapat-rapat bersama Lily.
Lily
juga bukan gadis polos yang tolol. Ia paham bila ia melakukan hal yang lebih
dari ini akan sangat beresiko untuknya. Sedikit ingatannya sebelum di buang ibu
kandungnya kembali muncul. Lily ingat ibunya pernah bercerita bila ayahnya
adalah pria yang sangat tampan namun meninggalkannya karena ia mengandung Lily
saat itu. Lily ingat betapa mengenaskannya dirinya saat itu. Seorang anak-anak
umur 3 tahun yang di tinggal setelah merayakan ulang tahunnya di rusun kumuh,
lalu di buang ke panti asuhan. Meskipun pada akhirnya ada Naila dan Robi yang
mengadopsinya dan memperlakukannya dengan sangat baik. Tapi Lily tetap ingat
bagaimana masa kecilnya yang kelam itu.
Lily
ingat dan begitu banyak peringatan yang rasanya menahan Lily untuk melangkah
lebih jauh lagi. Tapi saat ia melihat Jalu yang menggenggam tangannya dengan
pandangan penuh cinta padanya membuatnya luluh dan mengabaikan semuanya.
Keduanya tau ini salah dan seharusnya tidak nekat seperti ini. Tapi inilah yang
sudah lama mereka impikan dan tahan sejak lama.
“It’s
time for me and you, baby…” bisik Jalu lalu melumat bibir Lily dengan
lembut lalu menggendongnya ke kamar.
Senyum
penuh suka cita dan tatapan penuh cinta antara Jalu dan Lily rasanya tak bisa
pudar dari wajah Lily maupun Jalu. Tak ada yang lebih membahagiakan dari apa
yang mereka rasakan saat ini. Rasanya ini adalah hal paling membahagiakan yang
tak dapat di gambarkan oleh apapun dan terlalu serakah untuk membagikan
kebahagiaannya pada yang lain.
“Ohh,
I’m so happy Lily,” bisik Jalu lagi sambil mulai melepaskan kancing baju
Lily satu persatu dengan tangan yang bergetar.
Lily
tersipu malu dan senang disaat yang bersamaan ketika Jalu mulai melepaskan
pakaiannya dengan gemetar menahan hasratnya yang menggebu dan rasa bahagianya
yang tak bisa di tahan lagi itu.
Tapi
saat Jalu berhasil melepaskan seluruh kancing atasan Lily dan bisa melihat
secara langsung dan jelas kedua payudara Lily yang begitu sintal nyaris meluap
dari dalam branya membuat Jalu makin bergairah. Namun sialnya Alma malah
menelfonnya di saat penting begini.
Jalu
menghentikan aksinya terlebih dahulu untu mengangkat telfon dari istrinya yang
begitu mengganggunya di saat istimewa ini. Lily sedikit kesal karena
kemesraannya yang intim bersama Jalu jadi terhenti. Telfonnyapun cukup lama dan
terdengar manja juga begitu berbelit-belit tidak bermutu.
Lily
meninggalkan Jalu di kamar sendirian agar bisa menelfon dengan lebih leluasa.
Lily turun ke bawah, mengambil lingerienya dan kembali ke atas untuk
memungut seragamnya dan merapikannya agar tidak lecek dan tampak mencurigakan
dengan gantungan baju yang ada di lemari.
“Em,
tidak perlu. Mungkin nanti sore aku sudah bisa pulang. Apa tidak masalah kalau
nanti aku mengajak Lily untuk makan bersama kita?” tanya Jalu sementara Lily
melepaskan seluruh pakaiannya dan menggantinya dengan menegnakan lingerie
merah yang Jalu hadiahkan untuknya.
“Oh,
iya ide bagus. Kita bisa makan malam di rumahku, kita bisa menginap sebelum
kita pergi bulan madu. Nanti aku akan menjemputmu setelah pekerjaanku kelar.
Siapkan saja pakaianku, sampai jumpa nanti,” ucap Jalu yang akhirnya mematikan
telfonnya.
“Kakak…”
panggil Lily yang menggerai rambutnya dan memamerkan tubuh indahnya saat
menggunakan lingerie pada Jalu.
“Oh…my…god…”
gumam Jalu tak bisa menutupi kekagumannya pada Lily. Jalu langsung mematikan
ponselnya dan meletakkan di atas laci sebelum menerjang tubuh Lily.
Lily
sendiri sudah dapat melihat betapa siapnya Jalu untuk bercinta dengannya dari
balik celananya yang tampak sangat sempit untuk terus menahan kejantanan
perkasa yang sudah siap tempur itu.
“Fuck
me, like you wish,” lirih Lily yang terdengar begitu jelas dan menggoda di
telinga Jalu.
Jalu
tertawa kecil sambil geleng-geleng kepala, antara senang dan heran kenapa Lily
bisa belajar untuk menggodanya seperti ini. “Darimana kamu belajar jadi nakal
kayak gini?” tanya Jalu lalu menidurkan Lily kembali di tempat tidurnya lalu
mulai melepaskan ikat pinggangnya dan membuka celananya agar kejantanannya
dapat sedikit kelonggaran.
“Novel,
manga, bokep, mama papa kalo lagi berduaan, kamu,” jawab Lily sambil tersenyum
nakal menggoda Jalu.
Jalu
mengengguk paham lalu memulainya dengan mengecup kening Lily dengan lembut lalu
pipinya, terus turun dan memberi sedikit tanda kepemilikan di lehernya sebelum
akhienya melumat bibir sexy yang sudah lama Jalu dambakan itu.
Suara
desahan samar terdengar di tengah cumbuannya pada Lily. Suara desahan yang
sudah lama hanya ada dalam fantasi Jalu tapi sekarang bisa ia wujudkan secara
nyata.