0
Home  ›  Bad Brother  ›  Chapter

Bab 20 - Berpisah

Bab 20 - Berpisah-1

Begitu sampai rumah. Lily langsung mandi dan tidur siang. Ia begitu lelah dan lemas setelah bercinta empat ronde dengan kakaknya. Awalnya Lily masih menyempatkan diri untuk menyemak Alma yang mengajaknya bicara. Tapi lama-lama ia ketiduran dan Jalu meminta Alma meninggalkan Lily sendirian agar bisa istirahat.

“Aku udah siapin beberapa pakaian buat bulan madu minggu depan,” ucap Alma pada Jalu yang baru keluar dari kamar mandi dengan rambut yang basah setelah keramas.

Jalu mengangguk lalu memakai pakaian yang sudah Alma ambilkan untuknya. Jalu ingin tiduran dan memberikan sedikit waktunya bersama Alma. Tapi baru ia duduk bersandar bersiap untuk tiduran, Taji masuk ke kamarnya.

“Apa adek?” tanya Jalu.

“Aku pengen ajak Lily biar sekolah sama aku, bantuin bujuk ke papa,” pinta Taji yang begitu random.

“Hah?!” Jalu kaget mendengar permintaan Taji. “Mending kamu nikah sama Amnda deh,” ucap Jalu lalu mengikuti Taji keluar dari kamarnya dan berpindah ke kamar Taji.

“Kata papa ga boleh, nikahnya habis lulus,” jawab Taji.

“Bilang aja udah kamu hamilin,” ucap Jalu yang samar-samar masih bisa di dengar Alma dan membuatnya tertawa sambil geleng-geleng kepala.

●●●

Keesokan paginya Taji berangkat kebandara menuju Australia untuk kembali melanjutkan pendidikannya. Lily ingin ikut mengantar tapi ia juga harus sekolah. Meskipun Naila dan Robi memberi ijin untuk bolos satu hari saja, Taji menolaknya karena tak mau melihat Lily menangis dan akan jadi lebih berat lagi berpisah dengan adik juga keluarganya kalau begitu. Pacarnya Amanda juga tak boleh ikut mengantar oleh Taji dengan alasan yang sama. Padahal bila Taji mau ia bisa pulang tiap minggu atau tiap ia rindu keluarganya.

Jalu dan Alma juga tampaknya sibuk dengan persiapannya bulan madu dan Lily berusaha menyibukkan diri dengan persiapannya ujian. Lily berusaha menyibukkan dirinya dan rasanya Jalu bisa memaklumi itu. Toh hubungan terlarangnya dengan Lily juga harus di sembunyikan.

“Lily,” panggil Jalu yang masuk ke kamar Lily di tengah malam tiba-tiba.

Baca juga Bab 37 – Tabir Kelam

“Kakak ngapain kesini?! Sana balik ke kamar kakak!” usir Lily setelah membukakan pintu kamar untuk Jalu.

Jalu melangkah masuk lalu memberikan sebuah box perhiasan berbentuk persegi panjang. Jalu mengeluarkan sebuah kalung dengan sebuah leontin kecil berbentuk bulat seperti koin dengan gambar bunga lili dan di sebaliknya ada inisial JL. Jalu memasangkan kalung itu di leher Lily lalu menyematkan sebuah cincin di jari manisnya.

“Aku cari model yang mirip sama punyaku dulu biar Alma gak curiga,” ucap Jalu sambil menunjukkan cincin nikahnya yang sudah ganti dengan cincin baru yang sama seperti milik Lily.

Lily tersenyum lalu memeluk Jalu, Jalu membalas pelukannya lalu mengecup kening dan bibir Lily.

“Pasti bakal ada hari dimana kita bisa bersama selamanya,” bisik Jalu yang kembali mendekap Lily.

Lily mengangguk. Ia juga memiliki keyakinan dan harapan yang sama seperti Jalu.

“Rapiin bukumu, istirahat,” ucap Jalu lalu duduk di tempat tidur Lily.

“Kakak balik sana ke kamar kakak,” usir Lily.

“Gak, kakak temenin kamu sampe kamu ke tempat tidur. Kakak yang matiin lampu,” jawab Jalu berkeras dengan keinginannya.

Baca juga Bab 36 – Lily Hamil

Lily tak bisa menahan senyum sumringahnya mendengar ucapan Jalu. Ia langsung merapikan tasnya besok lalu mencuci tangan juga kakinya sebelum naik ke tempat tidurnya.

“Biasanya aku kayak gini kalo kamu dah tidur nyenyak banget,” ucap Jalu lalu memakaikan selimut pada Lily dan mengecup keningnya lembut.

“Aku tau, kadang aku agak sadar. Tapi males bangun,” jawab Lily yang membuat Jalu tersenyum malu.

Jalu mengusap rabut Lily lalu memeluknya dan merubah posisi Lily hingga memunggunginya, Jalu segera memeluk Lily dari belakang dan mengecup bahunya. “Aku tiap malem ke kamarmu cuma buat kayak gitu, terus aku bakal marah soalnya kamu begadang dan aku ga bisa dapet peluk sama cium kamu,” Jalu mengaku sambil tersenyum mengingat masa-masa dimana ia begitu menutupi perasaannya dari Lily.

Lily membalik badannya lalu membalas pelukan Jalu dan memejamkan matanya. Jalu yang semula masih banyak ingin memberikan pengakuan jadi diam. Lily tau apa yang Jalu lakukan dan Lily memakluminya.

“Aku pengen kita bisa lebih banyak menghabiskan waktu berdua, ga masalah kelakuan kakak kayak gimana, kita harus melalui jalan yang mana, bahkan kalaupun aku harus ke neraka biar bisa bareng sama kakak aku mau. Aku bakal menyelami neraka buat menemukan kebahagiaanku,” bisik Lily lirih sambil perlahan membuka matanya untuk menatap mata Jalu.

“Aku akan melakukan hal yang lebih gila dari yang kamu lakukan Lily, mari menyelami neraka bersama-sama,” ucap Jalu lembut sambil mempererat dekapannya pada Lily.

Lily mengangguk lalu tersenyum senang dan lega. Airmata di pelupuk matanya sudah siap mengalir.

Good night Brother,” bisik Lily.

I just love you,Lily,” ucap Jalu lalu mengecup kening Lily sebelum mematikan lampu dan keluar dari kamarnya.

●●●

Jalu berangkat bulan madu hanya berdua dengan Alma, perjalanannya terasa berat karena ia berangkat tanpa bisa berpamitan dengan Lily yang berangkat sekolah lebih awal. Ada rasa tidak tega dan rindu yang begitu menggebu begitu Jalu tak bisa melihat adiknya itu. Tapi ia hanya memendam semuanya sendiri seperti sebelumnya. Ia juga harus menahan diri untuk tidak menelfon atau berkirim pesan dari Lily agar Alma tak curiga. Meskipun jauh di lubuk hatinya ia begitu merindukan Lily dan sangat mengutuk pernikahannya ini. 

Bab 20 - Berpisah-2


36
Posting Komentar
Search
Menu
Theme
Share