0
Home  ›  Bad Brother  ›  Chapter

Bab 25 – Program Hamil

Bab 25 – Program Hamil-1

Jalu memikirkan benar-benar apa yang sebaiknya langkah yang ia ambil. Pertengkaran kecil dengan Lily soal perasaan dan hati nuraninya membuat Jalu paham betapa rumitnya perempuan dan hatinya. Jalu sadar hubungan rahasianya dengan Lily juga salah dan karena hubungan itu pula rasanya sikap Lily  jadi banyak berubah. Lily jadi lebih pendiam dan pemurung, meskipun Lily juga tidak menolak ketika Jalu memeluknya atau menciumnya dengan mesra. Awalnya Jalu bisa menikmatinya, tapi seiring berjalannya waktu, Jalu jadi merasa hanya ia yang bersenang-senang dalam hubungannya ini. Sementara Lily jadi banyak terbebani.

Jalu mendatangi dokter yang sudah di jadwalkan papanya untuk mengetes kesuburannya. Alma tak bisa melakukan pemeriksaan karena memang sedang haid. Jalu menjalani pemeriksaannya dengan hasil yang tentunya sangat memuaskan. Sperma yang ia hasilkan sangat bagus dan sehat serta baik untuk melakukan pembuahan.

Dua hari setelah Alma selesai menstruasi. Jalu berencana mengajak Alma melakukan pemeriksaan. Setidaknya meskipun Jalu tidak benar-benar ingin menghamili Alma, ia juga penasaran apakah istrinya itu cukup subur atau tidak. Sekedar untuk memastikan seberapa besar potensinya punya anak dari Alma.  Paling tidak agar Jalu bisa mempersiapkan diri dan menyiapkan hati Lily juga agar hubungannya tetap baik.

Tapi masalah selalu muncul saat ia akan mengajak Alma periksa. Entah Alma yang tiba-tiba haid lagi atau tiba-tiba nyeri dan kram perut yang membuatnya begitu kesakitan. Jalu merasa kesal dan berfikir bila itu hanya alasan dan akal-akalan Alma karena tak mau hamil. Meskipun Jalu juga tak mau menghamilinya juga.

Jalu sempat ingin marah. Tapi ia ingat sudah dua hari ia menginap bersama Lily di rumah tanpa gangguan dari Alma yang sakit. Sekarang Alma sudah selesai haid dan seperti yang sudah-sudah biasanya Alma akan segera haid lagi sehari atau dua hari setelahnya. Jadi malam ini Jalu bercinta dengan Alma.

Toh untuk bersandiwara menjadi suami yang baik ia perlu melakukan ini juga. Jalu perlu mencari alasan untuk berpaling dari istrinya pada usia pernikahan yang masih seumur jagung ini. Perlu juga meyakinkan bila Alma yang membuatnya jadi berpaling.

“Ku harap kita bisa punya anak tanpa perlu program sebelumnya,” ucap Jalu pagi-pagi setelah bercinta dengan Alma.

Alma mengangguk sambil tersenyum tipis.

Baca juga Bab 37 – Tabir Kelam

“Jangan terlalu merisaukan soal bisnis keluargamu. Kita belajar secara pelan tapi pasti. Selesaikan dulu kontrak kerjamu sembari fokus dengan keluarga kecil kita. Setelah itu baru dengan bisnis keluargamu,” ucap Jalu yang hanya di angguki Alma.

Alma sudah tidak sabar ingin menguasai perusahaan. Tapi semakin ia memikirkan dan memforsir energinya untuk itu, kondisi kesehatannya juga makin memburuk. Alma juga melewatkan banyak malam tanpa bisa bercinta dengan suaminya. Alma sedikit mengkhawatirkan bila sampai Jalu mencari kenikmatan dari tempat lain.

Alma mulai mengendurkan semangatnya untuk mengejar ambisi yang baru ia miliki itu. Sakit karena haid dan kram perut yang sering ia rasakan karena stres dan banyak pikiran. Saraan dari suaminya sepertinya juga layak ia patuhi terlebih Alma merasa belakangan Jalu sering menghabiskan waktu di luar dari pada bersamanya. Meskipun Jalu juga selalu memberi tahu jadwal kegiatan hariannya dan mengatakan bila ia di temani Lily atau orang tuanya. Kadang juga mamanya, Suzan, ikut menemani Jalu.

Meskipun lebih tepatnya Suzan yang minta ikut karena khawatir dengan hubungan rumah tangga putrinya sekaligus menikmati ketampanan Jalu yang tak pernah bosan ia lihat bila sudah bosan dengan brondong-brondong simpananya. Bahkan rasanya Suzan jadi berdandan lebih sexy saat bersama Jalu. Meskipun Jalu menganggapnya tak lebih dari mertua saja. Suzan tetap nekat dan gilanya lagi Alma menyadari itu semua dan gelagat serta akal bulus Suzan. Suzan tak peduli.

●●●

“Kamu masih haid ga teratur?” tanya Jalu setelah Alma tak pernah mengeluhkan soal haid atau kram perutnya lagi.

Baca juga Bab 36 – Lily Hamil

Alma mengangguk dengan ragu sambil mengingat kapan terakhir kali ia haid. “Udah hampir sebulan Mas,” ucap Alma ragu.

Jalu diam menghentikan sarapannya lalu memanggil pelayan di rumahnya. “Ambilkan test pack,” perintah Jalu dengan wajah serius.

“A-aku ga yakin kalo hamil Mas,” ucap Alma antara takut dan senang bila hamil.

It’s okey, kita cuma cek aja, siapa tau kamu hamil. Aku gak mau ketinggalan berita,” ucap Jalu sedikit berusaha terlihat tenang sambil mengangguk dan melanjutkan sarapannya kembali sampai pelayan datang membawakan test pack yang ia minta.

Alma yang menerima test pack dari pelayannya sedikit ragu untuk mencobanya. Ia sudah membaca cara menggunakannya berkali-kali sebelum hari ini datang dan sekarang Alma perlu mencobanya. Hasilnya muncul cukup cepat dan hanya hitungan menit. Tapi baik Jalu dan Alma merasa menunggu hasil test packnya terasa begitu lama. Hingga hanya muncul satu garis merah yang artinya Alma tidak hamil.

“Kalo beberapa waktu kedepan kamu masih gak haid, kita periksa ke dokter,” ucap Jalu sambil menghela nafas dan tersenyum lega namun di artikan Alma sebagai rasa kecewa dan senyuman hanya agar kuat melihat fakta yang ada.

Alma mengangguk pelan. Ada sedikit kekecewaan di hatinya karena tak bisa memberikan hasil seperti yang di harapkan suaminya. Tapi ia tak bisa berbuat banyak toh memang belum waktunya ia hamil.

“Mama bilang dulu waktu hamil aku juga gitu, ga langsung positif gitu test packnya. Mungkin kamu juga gitu,” ucap Jalu yang terdengar seperti sedang berusaha menghibur Alma.

“Hari ini aku pengen ketemu Mama aja, aku pengen curhat,” ucap Alma sambil mengusap wajahnya dengan gusar yang di angguki Jalu.

Bab 25 – Program Hamil-2


36
Posting Komentar
Search
Menu
Theme
Share