0
Home  ›  Bad Brother  ›  Chapter

Bab 04 - Selimut

Bab 04 - Selimut-1

Jalu begitu gundah dengan perasaannya pada Lily. Ini masih hari pertama Lily pergi kemah. Meskipun ini bukan kemah pertama bagi Lily dan juga bukan kali pertama Jalu jauh dari adiknya yang paling kecil itu. Tapi rasanya kali ini jauh berbeda.

Jalu sudah berusaha mengalihkan perhatiannya tentu saja. Menghabiskan waktu di kantor, mengobrol dengan Alma atau olahraga bersama Taji dan papanya. Jalu berusaha keras menyingkirkan Lily dari kepalanya. Tapi tetap tak ada perubahan yang berarti. Bahkan mencoba cuek dan ketus pada Lily juga malah membuatnya makin merasa tidak nyaman dan bersalah.

Jalu ingin memberikan yang terbaik pada perempuan yang ia cintai. Memberikan segala fasilitas terbaiknya, memanjakan dengan segala yang bisa ia berikan. Tapi bila ia baik saja sedikit pada Lily, Lily akan berbuat lebih baik lagi padanya. Lily akan mengintilinya atau tiba-tiba memberikan hadiah sederhana yang menyejukkan hati Jalu.

Seperti saat Jalu mengijinkannya ikut jambore dan Lily memeluknya, atau saat Jalu menjemput Lily ke sekolah. Tiba-tiba keesokan harinya Lily sibuk di dapur membuatkan brownis untuk Jalu. Benar-benar hanya untuk Jalu karena Lily hanya membuat dalam porsi kecil. Tak hanya itu saat Jalu mengajarinya berenang dan jadi terkena demam, besoknya Lily membongkar celengannya dan membelikan Jalu selimut untuk di mobilnya dari Miniso.

“Kakak mau kemana?” tanya Taji.

“Mau kencan,” jawab Jalu singkat lalu berjalan keluar begitu saja sebelum Taji yang bosan merengek ikut dengannya.

●●●

Alma sudah menunggu kedaatangan Jalu yang akan menjemputnya untuk pergi kencan. Ia sudah berdandan sedikit lebih lama dan mengenakan pakaian sedikit lebih sexy sesuai permintaan Suzan.

You look different,” ucap Jalu kaget melihat betapa sexynya Alma dan tampak betapa tidak nyamannya wanita itu.

Alma tersenyum canggung sambil terus-terusan menarik ujung rok mininya. Jalu membukakan pintu mobilnya dan mengambilkan selimut hadiah dari Lily untuk menutupi paha terbuka Alma.

“Ku rasa kamu bakal lebih nyaman kalo kayak gini,” ucap Jalu yang membuat Alma tersenyum sumringah. Jalu juga ikut tersenyum.

Jalu melaju tanpa tujuan pasti dengan Alma. Alma hanya minta di antar ke perpustakaan kota untuk menyumbangkan beberapa buku lalu datang ke acara amal. Setelahnya keduanya tak punya tujuan hingga akhirnya memilih untuk makan ice cream di restoran fast food yang sepi.

“Mamaku bilang aku bakal lebih menarik kalo aku pakek ini,” ucap Alma malu-malu pada Jalu.

Baca juga Bab 37 – Tabir Kelam

Jalu tersenyum, Jalu paham betul apa yang di lakukan Alma dan apa targetnya.

But it’s not my style,” lanjut Alma lalu menatap Jalu.

“Aku kaget kamu bilang gitu, soalnya aku suka kamu yang biasa di kampus. Pakaianmu yang oversize, sepatu kets, celana panjang, ransel, kacamata, kamu unik, beda dari yang lain. Itu yang bikin aku tertarik. Lagi pula kalo aku mau perempuan sexy dengan pakaian minim, mungkin aku tidak akan bekerja keras untuk mengejarmu,” ucap Jalu lembut sambil tersenyum tipis menahan tawanya melihat Alma yang tersipu dengan gombalannya.

“Benarkah?” tanya Alma tak yakin.

Jalu mengangguk. “Kalau tidak untuk apa aku ada disini bersamamu? Untuk apa aku menutupi kakimu itu dengan selimut?” Jalu membalikkan pertanyaan pada Alma.

Alma tersenyum sumringah lalu mengangguk, tampak jelas dalam sorot matanya yang begitu percaya dan terpesona pada Jalu dan segala yang ia ucapkan.

“Ups!” seru Alma yang tak sengaja menjatuhkan ice creamnya ke atas selimut milik Jalu yang masih ia bawa untuk menutupi kakinya.

Jalu langsung mengepalkan tangannya menahan emosi dan amarahnya dengan sekuat tenaga. Selimut istimewa pemberian Lily yang ia jaga sekian lama di kotori begitu saja oleh Alma dengan cerobohnya.

“M-maaf, maaf aku tidak sengaja,” ucap Alma sambil mengelap tetesan ice cream itu dengan tisu dan jadi makin melebarkan nodanya.

Baca juga Bab 36 – Lily Hamil

Jalu tersenyum dengan gigi yang bergemeletuk menahan emosinya.

“A-aku akan mencucinya. A-atau akan ku ganti,” ucap Alma makin panik dan salah tingkah karena makin jadi kacau.

Jalu memalingkan wajahnya. Sungguh kalau bukan Alma anak dan pewaris keluarga Waloh mungkin sekarang sudah ia maki-maki. Tak cukup sampai di situ saja, saat Alma berusaha membersihkannya di westafel, Alma malah menabrak seorang bocah yang berlarian dengan. Jalu hanya bisa menghela nafas lalu mengajak Alma pergi dari restoran cepat saji itu sebelum ia makin banyak membuat masalah.

Jalu langsung mengantar Alma pulang karena ingin segera mengamankan selimutnya dan mencucinya di rumah sebelum nodanya tidak bisa hilang atau merusak warna kainnya. Jalu juga tak bisa lebih lama lagi menahan emosinya bila harus menghadapi Alma lebih lama dari ini.

“A-Aku akan mencucinya. Aku akan bertanggung jawab,” ucap Alma yang malah membawa selimut istimewa milik jalu itu.

“Tidak usah!” larang Jalu langsung dan bersiap untuk menyaut selimutnya kalau saja Surya tidak menghampirinya.

“Oh ada Jalu,” sapa Surya dengan ramah dan hangat. “Dari mana?” tanyanya sambil menepuk bahu Jalu.

“Ah, itu om jalan-jalan, rencananya kencan. Tapi bingung mau kemana jadi pulang lagi,” jawab Jalu sekenanya dan benar-benar ingin segera pergi meninggalkan kediaman keluarga Waloh itu sambil membawa selimutnya pulang.

“A-aku gak sengaja tumpahin ice cream ke selimutnya Mas Jalu, Pa,” ucap Alma sambil menundukkan kepalanya dengan takut.

“Apa?!” Surya meninggikan suaranya tapi segera tersenyum canggung pada Jalu karena malu denga tingkah tolol dan ceroboh putrinya itu.

“T-Tidak masalah, hanya s-selimut. Alma bilang akan membersihkannya,” ucap Jalu berusaha mencairkan suasana meskipun selimut itu tak dapat di bilang hanya.

Selimut istimewa yang di belikan Lily dari tabungannya tak bisa di sebut hanya selimut itu barang istimewa. Jalu tau betapa susah payahnya Lily mengumpulkan uang tanpa meminta dari orang tuanya atau mengambil jalan pintas lainnya. Jalu tau betapa banyaknya tumpukan buku tugas milik teman-teman Lily yang menggunakan jasanya untuk mengerjakan PR.

“B-besok aku akan mengantarnya ke rumahmu begitu selimutnya bersih,” ucap Alma lalu langsung berlari masuk ke rumahnya meninggalkan Jalu berdua dengan papanya dalam kecanggungan. 

Bab 04 - Selimut-2


36
Posting Komentar
Search
Menu
Theme
Share