0
Home  ›  Bad Brother  ›  Chapter

Bab 27 – Curiga

Bab 27 – Curiga-1

Jalu terus berusaha merayu Lily agar tidak merajuk dan mendiamkannya. Jalu tak peduli lagi bila Alma memergokinya sedang merayu Lily atau bermesraan dengannya. Lily merasa begitu kesal dan cemburu, terlebih Jalu tak pernah membicarakan ini sebelumnya. Padahal Jalu tau bagaimana cara Lily memperolehnya.

“Aku marah sama Kakak, udah sana keluar,” usir Lily lalu mendorong Jalu keluar dari kamarnya.

“Aku minta maaf Sayangku,” ucap Jalu lembut dan terdengar memohon sambil menahan tangan Lily yang mendorongnya.

“Kakak ga sayang aku, ga bener-bener sayang aku,” ucap Lily sambil meronta berusaha melepaskan tangannya yang di genggam Jalu.

Jalu langsung menggendong Lily dan menidurkannya di tempat tidur sambil menindihnya. “Kita sudah sering bicarakan ini Lily, pembuktian apa lagi yang kamu minta? Apa lagi yang mau kamu lakukan, hmm? Mendiamkanku? Mau sampai kapan kita gitu? Mau sampai kapan kamu bersikap kekanak-kanakan begini?” cerca Jalu yang membuat air mata Lily mengalir.

Lily langsung memeluk erat Jalu dan mulai menangis. “Aku cemburu, aku marah, aku sebal, aku… aku… aku ga tau harus gimana sekarang, aku ga ngerti perasaanku,” aku Lily sambil menangis.

“Mas…” panggil Alma yang tiba-tiba masuk ke kamar Lily dan mendapati suaminya sedang berpelukan dengan Lily yang sedang menangis.

“Stt!” seru Jalu lalu mengibaskan tangannya agar Alma pergi dan memberi isyarat bila ia akan menjelaskan semuanya nanti.

Alma mengangguk lalu menuruti Jalu untuk pergi dari kamar Lily. Perasaannya sedikit aneh dan merasa ada yang janggal begitu melihat Jalu dan Lily dalam posisi seintim itu di tempat tidur. Tapi Alma juga tau bila tak hanya Jalu yang bisa seintim itu dengan Lily. Taji juga begitu, ia terlihat biasa minta di suapi, mencium atau memeluk Lily.

Itu bila hari biasa dan Lily tidak sedang menangis. Kali ini Lily menangis dan jelas kakaknya pasti akan berusaha menghiburnya. Mungkin bila Taji di posisi Jalu juga akan melakukan hal yang sama. Tapi tadi Alma melihat jelas betapa intimnya Jalu. Bahkan Jalu tak pernah seintim itu dengannya. Membayangkan apapun alasan yang Jalu ucapkan nanti Alma yakin tidak akan menyakitkan hatinya dan terdengar rasional. Tapi ia tak bisa berbohong pada hati kecilnya, ia cemburu dan airmatanya sudah mengalir dengan sendirinya.

“Lily tadi sedih, di bikin cemburu sama cowoknya. Jadi aku coba hibur dia. Gak lebih dari itu,” ucap Jalu setelah hampir sejam di kamar Lily.

Baca juga Bab 37 – Tabir Kelam

Alma mengangguk sambil tersenyum. Tentu Jalu akan mengatakan alasan-alasan yang masuk akal untuk menjelaskan segala sesuatu pada Alma soal keluarganya.

“Mas, bisa gak sih kamu ga terlalu dekat dengan Lily. Maksudku boleh dekat tentu saja kalian dekat, kalian keluarga. Tapi jangan seintim itu,” ucap Alma lembut berusaha menyampaikan kecemburuannya terhadap Lily selembut yang ia bisa.

“Kamu masih ga suka Lily? Kamu masih ga bisa menerima anggota keluargaku?” Jalu membalikkan pertanyaan pada Alma merasa kedekatannya dengan Lily akan terancam karena kecemburuan Alma.

Alma menggeleng dan langsung menyeka airmatanya. “Aku berusaha memahami keluargamu, aku berusaha bisa menerima dan di terima keluargamu, aku berusaha. Tapi kalau seperti tadi aku tak bisa memahaminya,” ucap Alma lalu duduk di tempat tidurnya.

“Apanya yang salah?” tanya Jalu tak mau di sudutkan dan ikut duduk di samping Alma.

“Kedekatanmu, sentuhan itu, pelukan tadi, apa itu wajar di lakukan pada wanita lain?”

“Wanita lain? Dia adikku, dia bukan wanita lain. Dia keluargaku.”

“T-tapi…”

Baca juga Bab 36 – Lily Hamil

“Apa kamu bakal marah juga kalo aku peluk mama? Kalo aku cium atau di cium mamaku? Apa kamu bakal marah juga kalo mamaku peluk aku sambil tiduran?”

“Tapi kamu ga pernah seintim itu sama aku! Kamu ga pernah semesra itu sama aku!” bentak Alma tak bisa menahan cemburunya lagi.

Jalu diam sambil mengusap wajahnya. “Kita sudah pernah bertengkar karena masalah ini dan kamu mengulang ini lagi. Kenapa kamu tidak bisa menerima Lily?”

“A-aku bisa menerimanya. Tapi tadi, tadi kamu begitu mesra dan intim dengannya. Bagaimana bisa aku tidak cemburu, sementara suamiku begitu intim dengan wanita lain!”

“Siapa yang wanita lain? Dia adikku! Keluargaku, kamu yang jadi wanita lain disini!”

Alma melotot kaget dan tak terima di sebut sebagai wanita lain padahal jelas bila ia menikah dengan Jalu secara sah. Ia datang bukan karena kemauannya sendiri. Tapi karena Jalu yang meminangnya, Jalu yang memintanya menjadi istri. Ia bukan wanita yang mengemis dan memaksa untuk di cintai, tapi sekarang ia malah di sebut sebagai wanita lain.

Alma menunjuk Jalu. “Aku istrimu Mas, aku istrimu! Istri! Aku bukan wanita lain,” ucap Alma tegas sambil menunjuk-nunjuk dada Jalu.

“Terus maumu apa? Singkirin Lily? Buang dia? Gitu?” tantang Jalu.

“Iya! Lakukan itu kalo kamu berani!” tantang Alma.

Jalu hanya diam lalu pergi meninggalkan Alma di kamarnya. Alma berusaha mengejar Jalu tapi Jalu terus melangkah pergi, tidak sendiri tapi mengajak Lily. Lily tampak bingung dan terseret-seret mengikuti Jalu bahkan sampai tidak memakai sandal dan hanya memakai pakaian rumahan sekenanya saja.

“Kakak! Kakak kenapa? Aku mau di bawa kemana?” tanya Lily panik sambil berusaha meronta tapi terus di seret Jalu hingga masuk mobil dengan begitu kasar.

Perasaan Alma jadi begitu campur aduk. Antara cemburu dan senang Jalu benar-benar menyingkirkan Lily. Apa lagi sikap Jalu pada Lily langsung berubah 180 yang membuat Alma jadi senang. Kecurigaan Alma pada Jalu langsung hilang secara perlahan dan sekarang ia hanya perlu menutupi kecurigaan mertuanya bila menanyakan kemana Jalu dan Alma saat makan malam nanti.

Bab 27 – Curiga-2


36
Posting Komentar
Search
Menu
Theme
Share