BLANTERORBITv102

Bab 13 – Tempat Rahasia

Sabtu, 20 Juli 2024

“Tadaa!” seru Jalu ceria begitu ia memarkirkan mobilnya di sebuah rumah minimalis sederhana. “Mulai sekarang ini bakal jadi tempat rahasia kita,” ucap Jalu lalu menggandeng Lily masuk.

“B-buat apa?” tanya Lily antara gugup dan senang.

Jalu duduk di sofa kamasutra yang berhadapan langsung dengan sofa biasa di ruang tamu. Lily ikut duduk bergadapan dengan Jalu lalu meletakkan box hadiah berisi lingerie dari jalu di atas meja kayu kecil yang disediakan hanya untuk pajangan.

“Lily, aku suka kamu. Sayang kamu, cinta kamu melebihi apa yang kamu tau. Aku merahasiakan semuanya sama seperti kamu. Kamu udah liat kan bukti-bukti yang aku kirimin ke kamu?” tanya Jalu setelah akhirnya jujur pada Lily.

Lily kaget dan hanya bisa terdiam tak menyangka dengan apa yang ia dengar.

“Kamu satu-satunya objek fantasiku dari dulu. Meskipun baru lima tahun belakangan aku sadar kalo kamu doang satu-satunya yang bisa bikin aku gak menentu, bergairah, merasa penuh cinta,” aku Jalu lalu mendekat dan berlutut di hadapan Lily sambil melepas cincin nikahnya.

“K-kenapa…”

“Aku ga pernah cinta sama Alma. Akan ku buktikan kalau aku hanya akan mendapat kepuasan dari kamu. Melakukan semua yang pertama sama kamu. Aku cuma terpaksa nikah sama Alma. Papa dah lama banget pengen kerja sama sama perusahaan batubara keluarganya. Tapi selalu di tolak. Papa punya rencana lain kalo dia ga bisa dapet perusahaan itu, dia pengen jodohin kamu sama anak pemilik tambang minyak. Aku gak mau itu. Aku gabisa kalo kamu jadi milik orang lain Lily,” Jalu akhirnya menjelaskan semuanya yang belum bisa ia jelaskan pada Lily dengan mata yang berkaca-kaca dan penuh kesungguhan.

“K-kenapa kakak ga pernah bilang?” tanya Lily dengan gemetar.

“Apa dulu kalo aku bilang semuanya akan berubah? Aku ga tau gimana perasaanmu. Aku takut kalo ternyata kamu ga punya perasaan sebesar yang aku punya. Gimana kalo dulu kamu tolak aku? Apa yang bakal kamu ucapkan? Apa yang bakal Taji katakan? Mama Papa, orang-orang semua yang ga tau gimana perasaan kita yang sebenarnya.”

Lily hanya diam. Jalu benar, itu juga alasannya sedari dulu menyembunyikan perasaannya dari Jalu dan yang lain.

“Apa kata semua orang waktu tau aku jatuh cinta sama adikku sendiri?!” Jalu masih berapi-api.

“Tapi aku bukan adikmu sungguhan. Aku cuma anak pungut…”

“Iya! Benar! Kamu cuma anak pungut! Cuma orang asing yang tiba-tiba masuk ke keluargaku!” sela Jalu. “Maka jadilah seperti itu terus Lily, agar aku bisa terus bersamamu,” lanjut Jalu dengan lebih lembut lalu mengecup bibir Lily juga keningnya dengan lembut. Secara terang-terangan dan dalam kondisi sadar yang sudah lama Jalu impikan.

Lily membalas kecupan Jalu lalu keduanya tersenyum lega dan saling memeluk satu sama lain dengan erat. Segala beban dan rahasia yang selama ini mereka sembunyikan dengan perasaan takut dan was-was hilang seketika. Lega, tidak ada beban lagi. Keduanya bisa lebih jujur dan terbuka sekarang.

Kling! Pesan dari Alma yang langsung di balas Jalu.

“Ih kakak bohong,” ucap Lily menegur Jalu karena Jalu beralasan ada urusan mendadak di kantor.

Jalu hanya tersenyum lalu tertawa dan kembali mencium Lily. “Ayo ku ajak berkeliling!” ajak Jalu sambil menggenggam tangan Lily.

Jalu dengan ceria dan lembut juga penuh kasih sayang menunjukkan tiap ruangan yang ada di tempat tinggal rahasianya itu. Lily paham segala perlatan erotis yang sudah di siapkan kakaknya. Tak hanya itu Jalu juga menyiapkan kamar yang nyaman meskipun tak seluas rumah yang mereka tempati sebelumnya.

“Kita bisa dimana aja, ga cuma di kamar. Bisa di kamar mandi, dapur, ruang tamu tadi, taman belakang, atap, kalo kamu gak malu buat telanjang di sana,” ucap Jalu sedikit menggoda Lily yang membuat Lily tersipu malu.

“Kakak ih dosa. Pikirannya kawin mulu,” ucap Lily menegur Jalu.

Jalu tersenyum lalu mengangkat tubuh Lily dan mendudukkannya di meja makan. “Di rumah ini gak ada pelayan, pembantu, tukang kebun. Tempat ini tempat rahasia paling aman yang ku buat. Kita bisa benar-benar bebas di sini,” ucap Jalu lalu memberikan botol obat berisi pil penunda kehamilan. “Aku sudah siapkan semuanya Sayangku,” ucap Jalu lalu mengecup bibir Lily.

Lily memandangi obat yang Jalu berikan dan langsung meminumnya dengan bantuan sedikit air dalam sekali telan.

“Kita bisa sarapan dulu, kamu gak usah masak. Hari ini, biar aku yang masak,” ucap Jalu lalu kembali mencium Lily sebelum beranjak ke dapur dan menyiapkan makanan.

Lily mengangguk patuh lalu melepaskan jilbabnya dan meletakkannya di atas kursi. Sementara Jalu terus memasak sambil sesekali mengawasi gerak-gerik Lily.

“Aku bakal sering cari cara biar bisa sering sama kamu, ga usah khawatir. Setelah perusahaan Waloh masuk ke FS Group, aku bakal cari cara buat cerai dari Alma. Kita bakal bareng terus apapun yang terjadi, bagaimanapun caranya. Aku janji,” ucap Jalu pada Lily yang tampak begitu bahagia bersamanya.

“Kakak kenapa gak bulan madu sama kak Alma?” tanya Lily penasaran.

“Minggu depan rencananya bulan madu. Aku pengen ajak kamu biar aku bisa sama kamu terus. Tapi kayaknya keluarga Alma ga mau bareng sama keluarga kita,” senyum Lily perlahan memudar. “Gak usah sedih, malam pertamaku kan sama kamu,” hibur Jalu.

Lily memutar matanya jengah. “Oh iya, kalo nanti kebobolan terus hamil gimana kak?” tanya Lily panik.

“Yaudah gapapa, kamu tetep aku sembunyiin sampe lahiran. Terus kita pindah ke tempat yang lebih bagus, lebih gede buat gedein anak kita,” jawab Jalu yang benar-benar sudah memikirkan segalanya.

Lily tersenyum lalu mengangguk. Tak ada keresahan apapun lagi di hatinya sekarang. Apapun yang terjadi setelah ini ia siap. [Next]




Author

dasp world

Agensi kepenulisan dan penerbitan cerita fiksi online.