Jalu cukup kaget ketika Lily
menanyakan soal apa yang ia lakukan semalam. Jalu sedikit khawatir bila Lily
menyadari perasaannya. Jalu ingin merahasiakan semuanya dulu, ia masih belum
siap bila rahasia besarnya terbongkar. Belum saatnya, belum saat ini. Meskipun
Jalu juga merasa akan ada waktunya ia jujur pada Lily agar ia bisa lega.
Jalu makin berhati-hati pada Lily
juga Taji yang mungkin akan membongkar rahasianya. Jalu tak mau bila
keluarganya ada yang tau Lily akan di pisahkan darinya. Apalagi papanya pernah
bilang ingin menjodohkan Lily dengan anak pemilik tambang minyak demi
membesarkan bisnisnya dan tentu saja demi kebaikan Lily juga. Jalu paham
maksudnya baik, tapi ia juga menginginkan Lily lebih dari apapun dan ia sudah menahannya.
Rasanya tak adil bila Jalu yang sudah menahan diri malah orang lain yang
mendapatkan Lily secara cuma-cuma.
Jalu makin sering mengunci pintunya
hingga akhirnya ia memasang smart lock door khusus di pintu kamarnya
karena Jalu tak mau simpanan beberapa foto Lily yang ia simpan atau sex toy di
kamar mandinya ketahuan. Jalu juga tak mau bila beberapa celana dalam dan bra
milik Lily yang ia curi ketahuan, entah dengan Lily atau anggota keluarganya
yang lain.
“Kayaknya aku perlu pasang smart
lock juga biar bisa main lama-lama sama Amanda,” ucap Taji pada Jalu sambil
mencoba jas.
“Bukannya kamu bisa main di tempat
lain, hotel, vila, apartemen. Ga usah lakuin itu di rumah. Ada Mama, Lily,
gausah jadi anak nakal kalo di rumah,” ucap Jalu sambil mematut dirinya di
cermin.
“Terus kakak ngapain pasang kayak
gituan?” tanya Taji yang langsung menskak Jalu.
Jalu terdiam lalu menatap Taji
dengan sebelah alis terangkat. “Aku mau keluarin produk baru, itu uji cobanya,”
jawab Jalu yang terdengar masuk akal di telinga Taji.
Jalu kembali fokus mematut dirinya
di depan cermin begitu pula dengan Taji lalu kembali sibuk bersiap-siap pergi
ke pesta kelulusannya yang sudah ia siapkan.
“Permisi Tuan,” panggil seorang
pelayan pada Jalu yang membawa sebuah buket bunga dan sebuah cincin pesanannya
yang baru saja datang.
“Oi…oi…oi… kakak gercep banget
begitu punya cewek,” ucap Taji menggoda Jalu.
●●●
Lily tampak cantik dan mempesona,
dalam balutan kebaya berwarna hijau tua. Lagi-lagi senada dengan mamanya.
Harusnya hanya para istri dan ibu yang datang dengan kebaya dan para gadis
menggunakan gaun. Tapi karena permintaan mamanya yang tak bisa di tolak Lily
patuh memakai kebaya juga. Sementara rambutnya di ikat rendah yang rapi.
Kebayanya juga berpotongan rendah dan sederhana, tapi terlihat begitu anggun
saat Lily yang mengenakannya.
Jalu merasa Lily benar-benar ada
dalam posisi sebagai pasangannya dalam pesta kali ini. Rasanya bunga dan cincin
yang ia siapkan untuk Alma ingin di berikan saja pada Lily. Tak hanya Jalu yang
terpesona pada Lily, tapi juga Taji dan beberapa tamu lainnya. Rasanya seperti
pesta kali ini di tujukan untuk Lily bukan Jalu.
“Auratmu kemana-mana, dasar
murahan!” bisik Jalu pada Lily yang kesal karena Lily yang terus di datangi
para pria yang ingin berkenalan dengannya.
Lily menundukkan pandangannya lalu
menutupi dadanya dengan tangannya.
Alma yang baru datang mencari Jalu
cukup kaget melihat Jalu yang menyanding seorang gadis cantik dengan pakaian
dan paras yang begitu cocok dengannya. Si tampan yang kharismatik dan si cantik
dengan keanggunannya. Bahkan Alma sudah mengira gadis itu pasangan Jalu karena
menggunakan kebaya dan Jalu terus menggenggam tangannya.
“Alma!” seru jalu sambil melambaikan
tangan pada Alma dan langsung melepaskan genggaman tangannya pada Lily.
“Aih cantiknya Lily,” sapa Suzan
yang memuji Lily.
Lily tersipu sambil tersenyum dan
menyalimi Suzan. Sementara Surya tak bisa mengalihkan pandangannya dari tubuh
Lily yang begitu molek dan belahan dadanya yang samar terlihat saat Lily
bersalaman dengannya tadi.
Alma ikut menyalimi Lily.
Kecurigaannya pada Lily hilang begitu saja. Alma juga kagum pada kecantikan
Lily, cara Lily bersikap juga begitu anggun dan elegan. Alma perlu banyak
belajar dan mengenal Lily bila ingin masuk dalam keluarga Jalu dengan nyaman.
Acara berjalan dengan lancar dan
menyenangkan. Beberapa artis datang di undang untuk menyemarakkan pesta, tak
hanya merayakan kelulusan Jalu tapi juga peluncuran chanel TV yang baru saja di
akuisisi oleh FS Group dan resmi menjadi chanel TV ke lima yang dimiliki FS
Group.
Di tengah acara setelah peresmian
dan giliran Jalu naik ke panggung untuk menyampaikan pidato singkatnya. Jalu
naik sambil membawa sebuah buket bunga dengan pita besar bertuliskan ‘will
you merry me?’.
“Sebelum saya tutup,” Jalu tiba-tiba
turun dari panggung dan berjalan menghampiri Alma ke mejanya. “Ini gadis yang
menjadi motivasi saya untuk terus berproses menjadi lebih baik. Almaida Waloh,”
Jalu berlutut di depan Alma. “Will you merry me?” tanya Jalu yang sudah
jelas di terima Alma dengan haru.
Semua orang larut dalam suasana haru
dan romantis yang Jalu sajikan. Alma langsung memeluk Jalu, setelah pelukannya
di lepas kebahagiaan Alma makin bertambah ketika Jalu mengeluarkan kotak cincin
dari jasnya dan langsung menyematkan sebuah cincin bertahtakan berlian di
jemari lentik Alma.
“Ini bukan karena apa-apa ya
ngajakinnya di sini, biar ga ada yang nikung ini sebenarnya,” ucap Jalu
melemparkan candaan agar suasana cair kembali.
Tapi di tengah kebahagiaan yang ada
Jalu tak sengaja bertatapan dengan Lily. Lily terlihat begitu syok dengan
airmata yang mengalir di pipinya. Jalu melihat kesedihan yang begitu jelas
terukir di wajah Lily. Tak ada senyum sedikitpun. Jelas tangisan Lily bukan
tangis haru seperti yang lain, Jalu mematahkan hatinya dan Jalu rasanya paham
akan hal itu.
Lily bangun dari duduknya dan
langsung pergi keluar dari pesta ketika sadar Jalu terus menatapnya dan tetap
mencium Alma di depan semua orang. [Next]
0 comments