Chapter 15
Andin dan Bimo kembali tinggal di rumah orang
tua Bimo sepulang dari bulan madu singkat mereka. Bu Alin yang baru tau bila
Bimo dan Andin tengah bulan madu merasa bersalah sudah memintanya pulang.
Meskipun begitu Andin dan Bimo tidak keberatan sama sekali. Cara jalan Andin
juga tak sesempurna dulu karena masih terasa nyilu.
Andin dan Bimo juga kerap saling mengkode satu
sama lain dan senyum-senyum sendiri karenanya. Benar-benar seperti abg yang
tengah pacaran back street. Bu Alin sampai ikut geli dan deg-degan melihat cara
Andin dan Bimo menyampaikan perasaan dan menahan diri untuk tidak bermesraan di
tempat ramai.
"Kemarin dah ngapain aja ?" tanya bu
Alin penasaran pada Andin.
Andin hanya membelalakkan matanya lalu
cepat-cepat menggeleng malu. Paham Andin yang tak mungkin menceritakan apa yang
ia lakukan dengan Bimo. Bu Alin beralih menanyai Bimo yang tengah menulis dan
membiarkan Andin sendirian di ruang keluarga. Tapi bukan jawaban yang ia
dapatkan, bu Alin juga mendapat respon yang sama seperti yang Andin lakukan
dari Bimo.
"Ya intinya udah usaha Ma... " ucap
Bimo akhirnya lalu mengusap wajahnya.
Bu Alin sangat senang. Merasa tidak sia-sia
sudah melakukan semuanya pada Bimo dan Andin. Terlihat jelas Bimo dan Andin
yang tengah kasmaran dan jelas tak tidur pisah-pisah lagi.
"Mama... " panggil Silvia yang
datang ke rumah.
Andin terlihat langsung panik dan takut saat
melihat kedatangan Silvia yang tengah hamil besar ke rumah. Jelas pasti ada
Aldo si kurang ajar itu, pikir Andin.
Tapi dugaan Andin salah, ternyata Silvia
datang sendiri. Silvia menatap Andin dengan penuh rasa bersalah dan menyesal,
lalu cepat-cepat masuk mencari mamanya. Begitu Silvia bertemu bu Alin, Silvia
langsung menangis sejadi-jadinya. Mengadukan ini dan itu juga cara keluarga
Aldo yang memperlakukannya dengan buruk.
"Aldo jarang di rumah Ma, aku kesini
diam-diam... " ucap Silvia pada bu Alin.
Andin langsung pergi ke kamar, enggan ikut
campur dengan urusan rumah tangga adik iparnya. Bimo juga hanya melihat
sebentar kedatangan Silvia lalu kembali ke kamar untuk menulis lagi.
Menyelesaikan naskahnya yang sudah di tunggu-tunggu.
"Andin... " panggil Bimo saat
melihat Andin masuk kamar lalu menepuk bahunya.
Paham dengan maksud Bimo, Andin langsung
memeluknya dari belakang dan mencium pipinya lembut. Andin juga mengusap-usap
dada Bimo dengan lembut.
"Silvia ada masalah... Kasihan... "
ucap Andin memberi tahu suaminya soal kedatangan silvia.
Bimo hanya mengangguk. "Biarin, dah
besar... " ucap Bimo menanggapi dengan tenang.
Jangan-jangan yang kemarin beneran Aldo lagi?!
Batin Bimo mengingat orang yang ia lihat saat tengah kecan dengan istrinya.