0
Home  ›  Chapter  ›  Young Money

Chapter 13

 Chapter 13-1

"Mau kemana? " tanya Andin setelah memakai sabuk pengaman.

"Mau makan... " jawab Bimo singkat.

"Em..." deham Andin lalu memalingkan pandangannya agar senyumnya tak di lihat Bimo tapi tetap saja Bimo bisa melihatnya dari pantulan kaca mobilnya.

"Kita belum pernah kencankan?" tanya Bimo yang hanya di angguki Andin dengan malu-malu kucing. "Ayo mulai hubungan sebagai suami istri dengan benar."

Andin kembali menganggukkan kepalanya lalu menatap Bimo sebentar sebelum kembali memalingkan pandangannya lagi. Bimo langsung menggenggam tangan Andin yang meremas gamisnya karena malu. Tangan lembut Andin jadi dingin dan sedikit berkeringat, terlalu gugup mungkin. Bimo sendiri juga tak sehebat apa yang tokoh utamanya lakukan dalam tulisannya selama ini.

Bila seorang Ten Ayashi akan membuat tiap wanita jatuh cinta tanpa melihat sosoknya dan membuat tiap wanita mengira ia seorang bad boy yang romantis. Seorang Ten Ayashi sebenarnya adalah pria pemalu dan tertutup, lihat saja mungkin bila Aldo tidak mengganggu Andin ia masih akan membiarkan Andin tidur di sofa atau mungkin ia tak mungkin mencium bibir Andin. Semua ada hikmahnya.

"Mas, apa aku harus jadi manja juga? " tanya Andin yang teringat bila apa yang di lakukan Bimo agar sesuai dengan apa yang Andin harapkan meskipun sebenarnya bukan karena itu alasan Bimo melakukan semuanya untuk Andin.

"Boleh kalo kamu mau..." jawab Bimo lalu mengecup jemari Andin sambil terus menyetir.

●●●

Bimo memesan masakan kesukaan Andin, mie ayam jamur dengan ceker. Sesuai yang di tulis Andin pada deskripsinya. Jauh sekali dari kesan romantis. Apalagi Bimo malah membawanya ke food court, tak hanya itu tempat yang di pilih Bimo juga cukup ramai dengan para abg tanggung yang tengah berpacaran. Meskipun bukan tempat seperti ini yang Bimo inginkan untuk berkencan, tapi Bimo merasa tempat seperti ini yang bisa membuat Andin lebih santai saat bersamanya.

"Kamu gak pernah baca novel lagi kenapa? " tanya Bimo di tengah makan malamnya dengan Andin.

"Cerita di novel itu jelek, fiksi, cuma fantasi aja," jawab Andin yang menghentikan makannya.

"Kenapa? "

"Tidak ada wanita bahagia dan jadi suka rela waktu di hamili. Tidak ada wanita yang senang hamil duluan. Semuanya cuma fiksi. Aku gak mau baca lagi... "

"Ten Ayashi juga? "

Andin hanya mengangguk lalu mengambil ponselnya. "Aku suka main game sekarang... " Andin langsung menunjukkan game bertema masak-masakan, fashion, sampai hewan peliharaan di ponselnya. "Seru main ini... "

Bimo merasa sedih mendengar Andin menjadi fansnya kini meninggalkannya begitu saja. Meskipun Bimo tetap tersenyum memahami Andin yang tidak tau bila ia adalah Ten Ayashi meskipun sudah di kode beberapa kali.

Baca juga 29. Vol. 3 : Chapter 12

"Habis ini nonton yuk! Aku tadi beli tiket buat nonton La La Land, aku pesen yang kursi couple," ajak Bimo ceria.

Andin hanya mengangguk dengan senyum manisnya lalu kembali melanjutkan makan mie ayamnya. Melihat Andin yang makan pangsitnya terakhir, Bimo langsung memesan pangsit lagi juga ceker lagi.

"Aku lapar sekali, " ucap Bimo saat Andin menatapnya karena memesan lagi. "Andin suka otak-otak gak ?" tanya Bimo.

Andin hanya mengangguk. "Es jeruk lagi... " pinta Andin.

Tak lama setelah Bimo memesan makanan tambahannya akhirnya datang. Andin terlihat senang dengan semua pesanan yang datang. Bimo juga mencoba untuk mentuapi Andin meskipun Andin malu-malu menerimanya.

"Enak? " tanya Bimo yang kembali hanya di angguki Andin dengan malu-malu lalu menutupi wajahnya dengan tangannya karena Bimo terus memandanginya.

Bimo yang awalnya malu-malu pada Andin kini jadi lebih berani untuk memulai. Apalagi reaksi Andin yang begitu menggemaskan. Rasanya hampir tiap waktu Andin melakukan ageyo (애교: bertingkah imut) hampir di setiap waktu. Belum lagi Andin juga sangat perhatian padanya dan sikapnya juga lembut. Pria mana yang akan tetap keras hatinya saat berhadapan dengan Andin, untuk tidak mencintainya.

"Hah... Kenyang... " ucap Andin sambil duduk bersandar setelah semua makanannya habis.

Bimo hanya tersenyum melihat istrinya yang kekenyangan, kali pertama Bimo melihat Andin kekenyangan benar-benar lucu. Andin terlihat sangat mengantuk tak hanya itu lipstiknya sudah hilang, satu-satunya make up yang di pakai pun sudah tak menghiasi bibirnya.

"Eh! Mas! Lihat deh Ten Ayashi ada di sini! " pekik Andin yang tengah menscrol instagramnya lalu melirik ke kanan dan kiri mencari keberadaan orang yang masih di kaguminya.

"Aku Ten Ayashi... " ucap Bimo datar.

Andin langsung cemberut, mengira bila Bimo marah padanya. Andin langsung mematikan ponselnya.

"Kenapa? " tanya Bimo yang melihat reaksi Andin.

"Mas marah ya ?" ucap Andin yang balik tanya.

Baca juga 28. Vol.3 : Chapter 11

"Coba kamu bilang sama aku, minta follback gitu! " perintah Bimo.

"Mas follback... " ucap Andin patuh.

"Akunmu di privacy ya? "

Andin hanya mengangguk sambil menunduk dan mulai menurunkan tangannya.

"Siniin tangannya... " pinta bimo sambil mengulurkan tangannya.

Dengan takut-takut Andin mengulurkan tangan kanannya. Bimo langsung menarik tangannya dan menggenggamnya lalu memfoto tangan kanan Andin.

"Akunmu di privacy terus ya... " ucap Bimo yang di angguki Andin. "Udah yuk, bentar lagi mulai filmnya... " ajak Bimo.

Bimo langsung membayar bill makan malamnya, lalu berjalan bersama Andin masuk ke bioskop. Tapi bukan menikmati filmnya, Andin langsung tidur begitu filmnya di putar sambil memegangi tangan suaminya dan bersandar di bahunya.

"Ya Allah, baru mau bilang aku cinta kamu, malah dah tidur... " gumam bimo lalu mengecup kening Andin.

Bimo tetap menikmati filmnya meskipun ia tetap lebih memperhatikan istrinya agar tidurnya tetap nyaman. Samar-samar Bimo mendengar suara decap cumbuan dan desah pelan dari bangku di atasnya. Bimo benar-benar risih sebenarnya, betapa menjijikkannya berbuat mesum di tempat umum. Tapi bila Bimo menegurnya, apa untungnya juga untuk Bimo? Jadilah Bimo hanya membiarkannya saja dan kembali menikmati filmnya.

Hingga film usai Andin masih terlelap sampai Bimo membangunkannya. Tidak sulit untuk membangunkan Andin, Andin juga terlihat lebih fresh meskipun tetap mengantuk.

"Maaf Mas, ketiduran... " ucap Andin sambil mengucek-ucek matanya yang hanya di angguki Bimo.

"Pulang yuk, lanjut tidur di kamar... " ucap Bimo sambil meregangkan tubuhnya lalu bangun sambil menggandeng Andin.

Bimo langsung mengerutkan alisnya saat melihat pria bajingan yang tak asing baginya. Aldo! Aldo disana! Beberapa kali Bimo mengkerjapkan matanya, tak percaya bila yang ia lihat adalah Aldo. Tapi kenapa bukan bersama Silvia? Kenapa malah ada wanita lain? Tidak mungkin Aldo. Bimo berusaha keras menepis pertanyaan-pertanyaan yang ada di kepalanya.

"Kenapa Mas? " tanya Andin saat Bimo berhenti berjalan.

Duh mau tanya Andin malah nanti dia parnoan lagi. Alah yaudah lah... Batin Bimo lalu menggelengkan kepalanya.

"Kayak temenku... Mau ku panggil dah jauh... " dusta Bimo lalu melanjutkan langkahnya.

●●●

Andin yang sudah ganti baju langsung tidur di samping Bimo yang masih asik memainkan ponselnya. Sementara Andin langsung siap untuk tidur.

"Andin, bulan depan honey moon yuk !" ajak Bimo sambil memeluk Andin dari belakang.

Ya Allah, bulan madu? Aku harus gimana ini. Batin Andin senang lalu menganggukkan kepalanya pelan dan langsung mendapat kecupan dari Bimo.

"Andin, a-ak-aku... Aku... Aku... Ci... Cin... Cinta... S.. Sa... Sama kamu... " ucap Bimo pelan dan gugup. Lidahnya terasa kelu dan sangat kaku untuk mengucapkannya. Tak hanya itu keberaniannya juga langsung hilang saat harus bicara langsung menyampaikan isi hatinya.

"A... Ak... Aku... Aku juga... " lirih Andin malu-malu.

 Chapter 13-2

30
Posting Komentar
Search
Menu
Theme
Share