0
Home  ›  Chapter  ›  Young Money

Epilog

 Epilog-1

Tiga tahun berlalu...

 

Bimo yang kini bekerja di kantor papanya dan menghabiskan sela-sela waktu luang untuk menulis dan keluaraganya. Andin sibuk mengurus anak-anaknya dan memulai bisnis membuat kue kering di rumah. Bisnis online dan kue yang tidak banyak di buat karena anak-anaknya yang masih kecil dan butuh banyak perhatian.

Andin tidak memakai jasa pembantu untuk mengurus rumahnya. Mungkin tetap memakai jasa pembantu tapi tidak 24 jam. Hanya saat ia benar-benar harus mengurus Ahmad yang manja atau Putri yang merasa iri dengan Ahmad.

"Aku pengen honey moon lagi... " ucap Bimo begitu pulang kerja.

"Honey moon kemana? " tanya Andin sambil menggendong Ahmad.

"Kemana aja, deket juga gapapa asal berdua sama kamu... " jawab Bimo lesu lalu masuk ke kamar mandi.

"Assalamu'alaikum... " ucap seorang di luar sana dengan sedikit berteriak.

"Wa'alaikumsalam... " jawab Andin lalu keluar bersama Putri dan Ahmad.

"Kak... " panggil Silvia.

Baca juga Bab 39 – Positiv

"Siapa? " tanya Bimo yang menyusul keluar. "Silvia mau apa? " sambung Bimo lalu memberi isyarat agar Andin dan anak-anaknya masuk.

Andin langsung masuk bersama Putri dan Ahmad.

"Aku mau ngomong sama kak Andin... " jawab Silvia yang datang di temani seorang pria.

"Masuk... " ucap Bimo mempersilahkan.

●●●

"Kakak jagain adek ya Nak... " ucap Andin pada Putri.

"Ibu mau kemana? " tanya Putri sambil menahan tangan Andin.

"Kedepan, ketemu sama mamanya Putri dulu... " jawab Andin lembut lalu beranjak keluar kamar.

Baca juga 29. Vol. 3 : Chapter 12

Putri hanya diam dan membiarkan Andin keluar. Putri memang tau bila Andin ibunya, tapi ia juga punya mama meskipun tidak dekat. Tapi bagi Putri memang Andin dan Bimo adalah orang tuanya.

"Hari ini panas, jadi aku bikin ini... Sirup markisah... Aku bikin sendiri... " ucap Andin menyajikan minumnya lalu duduk di samping suaminya.

"Kak, aku mau minta maaf... " ucap Silvia yang langsung menangis tersedu-sedu. "Aku dah jahat sama Kakak, padahal Kakak baik sama aku. Aku iri Kakak dapet semua kasih sayang, aku iri lebih banyak yang sayang Kakak dari pada aku. Dan yang paling bikin aku iri aku benci Putri lebih sayang Kakak dan kak Bimo juga. Aku terlalu di butakan rasa iriku Kak... Aku minta maaf... " sambung Silvia lalu bersimpuh meminta maaf pada Andin.

Andin hanya mengangguk sambil menangis haru menerima permintaan maaf dari Silvia. Lalu saling berpelukan erat.

"Aku cuma pengen di sayaingin sama banyak orang... Aku minta maaf Kak... " ucap Silvia.

"Aku minta maaf belum bisa memahami kamu dengan baik... " ucap Andin pada Silvia.

"Mama... " panggil Putri pelan.

Silvia hanya tersenyum menatap Putri yang memanggilnya sambil bersembunyi di balik pintu.

●●●

Di hari yang begitu melelahkan dan mengharukan ini. Silvia menginap di rumah Andin dan Bimo. Silvia menghabiskan malamnya bersama Putri. Ia juga mengenalkan Tomy, psikiater yang akhirnya memutuskan untuk menikahinya dalam waktu dekat ini. Tentu kali ini Silvia tidak hamil duluan.

Semua terasa damai, beban yang sekian lama di tahan seolah hilang dan menguap begitu saja saat saling memaafkan. Tak ada lagi rasa iri dan kebencian. Bahkan Silvia mau memulai semuanya dari awal lagi.

Memaafkan dirinya dan kesalahannya. Membuka diri untuk menerima Putri dan ikut bahagia dengan kebahagiaan kakaknya. Tak ada hasrat ingin merebut dan menghancurkan lagi. Semua damai.

Sampai hari pernikahan Silvia yang kali ini begitu megah. Putri juga tampak bahagia dan tidak setakut dulu pada Silvia, meskipun Putri tetap ingin bersama Andin dan Bimo.

"Dulu saya pernah bikin kesalahan yang sangat besar, sangat besar sampai rasanya dunia membenci saya. Tapi apapun masalaluku dan kesalahanku dulu itu akan tetap melekat padaku. Hari ini saya akan menempuh hidup baru, doakan saya agar selalu bahagia dan selalu di penuhi rasa syukur juga berjiwa besar... " ucap Silvia sedikit berbicara di pernikahannya lalu berciuman mesra dengan suami barunya, Tomy.

Tamat.

 Epilog-2

30
Posting Komentar
Search
Menu
Theme
Share