BLANTERORBITv102

Bab 25 – Pindah

Kamis, 25 Juli 2024

Arya mengurung diri di kamarnya. Tak ada yang berani masuk ke kamar untuk membujuknya. Ayah ibunya juga sedang di luar negeri hingga dua hari kedepan. Tak ada orang yang bisa menenangkan Arya atau menghiburnya. Surti sebagai pengasuhnya juga tak bisa banyak berbuat apa-apa setelah Arya mengusirnya dari kamar dan mengancamnya untuk dipecat.

“Arya mana?” tanya Robi yang datang bersama istrinya untuk menghibur cucunya setelah dapat kabar dari Jalu.

“Dikamar Tuan,” jawab kepala pelayan dengan kepala tertunduk tak berani menatap Robi maupun Naila.

Naila langsung berjakan ke kamar Arya. Kepala pelayan memberikan kunci serep kamar Arya agar ia bisa masuk.

“Kak…” panggil Naila lembut sambil berjalan pelan-pelan masuk ke kamar Arya. “Aduh gantengnya Oma kenapa ini kok marah-marah, nangis?” ucap Naila lembut lalu duduk di samping Arya sambil mengelus bahunya lembut.

Robi ikut duduk bersama istrinya lalu menepuk pinggang Arya agar mau di ajak bicara.

“Aku sebal Oma!” tangis Arya langsung pecah begitu ada omanya yang datang menemuinya.

Naila langsung memeluk Arya membiarkannya menangis. Robi juga ikut menenangkan Arya sambil menepuk-nepuk pahanya agar cepat diam dan ia bisa segera pulang dan menghabiskan waktu berdua dengan istrinya lagi.

“Kakak mau ikut Oma nginep di rumah Oma dulu gak? Biar gak sedih, biar ganti suasana dulu, nanti bobo di kamar bundanya Kak Arya,” bujuk Naila lembut setelah Arya puas menangis.

●●●

Arya tak tampak lagi datang ke sekolahannya setelah sempat bertengkar dengan Alya. Alya kehilangan kesempatannya untuk meminta maaf atau menjelaskan apapun pada Arya. Orang-orang yang semula baik pada Alya juga mulai berubah seiring berjalannya waktu.

Tak satupun yang menghormati Alya lagi atau bersikap ramah seperti dulu sejak Alya tak bisa menjawab kemana Arya atau kenapa Arya tidak masuk. Gosip yang mengatakan kalau Alya dan Arya punya hubungan spesial langsung terbantahkan.

Doni yang semula begitu baik, seolah memperjuangkan Alya dan berusaha merebutnya saat masih bersama Arya juga berubah. Doni tak pernah menawari Alya pulang bersama atau mengajaknya mengobrol lagi. Bahkan baru-baru ini Doni juga memblokir Alya dan berpacaran dengan siswi sekolah lain.

Alya di tinggalkan  banyak orang di satu waktu yang sama. Alya benar-benar menyesal hingga akhirnya ia memutuskan untuk datang ke rumah Arya sendiri di antar omnya. Petugas keamanan mengijinkannya masuk tapi kepala pelayan dan Surti mengatakan kalau Arya tidak di rumah juga menyarankan agar Alya tidak usah menemui Arya lagi.

“A-aku mau bicara sebentar saja, kira-kira dimana aku bisa ketemu Arya?” paksa Alya.

“Setelah kamu nuduh Mas Arya, setelah kamu menyudutkan dia dan mengambil kesimpulan seenak hati kamu masih berani ketemu Mas Arya? Setelah kamu bilang gak suka sama dia kamu mau ketemu? Kenapa harus ketemu lagi? Apa gak ada cowok kaya khilaf yang suka kamu lagi?” cerca Surti emosi karena Alya yang sudah menyakiti hati anak majikannya yang sudah dari kecil ia asuh.

Alya menundukkan kepalanya lalu pergi dari rumah Arya dengan sedih. Tapi kesedihan Alya bukan hanya karena tak bisa meminta maaf pada Arya tapi karena Surti memarahinya. Seolah menegaskan ia bukan siapa-siapa tanpa Arya dan ia hanya orang miskin yang tak sengaja menang lotre untuk ada dekat dengan Arya.

Alya juga jadi menaruh sedikit curiga bila Arya yang sudah membuat hidupnya kembali sengsara. Alya juga menuduh Arya melakukan cara licik seperti Icha dulu padanya. Meskipun begitu Tio juga masih bekerja di FS Mall dan hanya Alya yang merasa terusik dengan masalahnya dengan Arya ini.

Tak lama setelahnya Alya juga mendapat kabar dari Mamanya untuk melanjutkan pendidikannya di kampung saja. Mamanya sudah mencarika banyak informasi agar Alya bisa sekolah kebidanan dan melanjutkan pekerjaannya saat ini.

●●●

“Ibu ikut sedih tau kalo Alya sejahat itu sama Adek,” ucap Alma yang masih berusaha membesarkan hati Arya yang jadi banyak berubah setelah patah hati. “Bentar lagi UN, masih mau balik ke sekolah apa mau home schooling?” tanya Alma lembut.

Home schooling aja, aku males ketemu Alya. Dia jahat banget ternyata, tidak tau diri,” jawab Arya dengan sedih sambil tiduran di pangkuan ibunya itu.

Alma mengangguk sambil tersenyum dan mengelus rambut Arya lembut. “Patah hati itu wajar, nanti Adek bisa kuliah di luar negeri juga biar Adek bisa move on. Gak usah main sama orang-orang rendahan lagi,” ucap Alma lembut yang di angguki Arya.

Arya bangun lalu masuk ke kamarnya dan duduk di meja belajarnya untuk menulis jurnal hariannya setelah lama tidak ia isi.

“Bunda, cuma ada 2 perempuan yang aku sayang tapi tinggalin aku. Pertama Bunda, Bunda bohong ke aku, sampai sekarang Bunda tidak pulang buat temenin aku. Kedua Alya, Alya temanku waktu TK itu ternyata tidak suka sama aku, dia kecewa sama aku terus marah padahal aku udah jelasin ke dia. Ku kira Alya bisa sayang aku kayak aku sayang dia, ternyata tidak. Aku sedih, kecewa, marah. Tapi aku pilih diam saja biar Ibu sama Ayah tidak ikut marah.

Bunda aku pengen suatu hari ketemu perempuan seperti Bunda, baik, cantik, sabar, sayang aku. Tapi jangan pembohong. Oh iya Bunda, kata Ibu sakit hati itu biasa, lama-lama juga sembuh. Aku berharap bisa cepat sembuh dan baik-baik saja lagi.

Aku ikut home schooling biar aku ga ketemu Alya lagi. Aku mau kuliah di luar negeri aja. Aku pengen suasana baru. Ibu yang saranin, aku nurut aja sama Ibu. Aku mau memulai hidupku yang baru,” tulis Arya lalu menutup jurnalnya dan pergi tidur.




Author

dasp world

Agensi kepenulisan dan penerbitan cerita fiksi online.