BLANTERORBITv102

Bab 18 – Panggilan

Kamis, 25 Juli 2024

Yuli diam-diam pergi kesekolahan Alya dan menyembunyikan masalah yang tengah ia hadapi dengan Alya ini dari suaminya. Yuli tak mau memperkeruh situasi yang ada, selain karena suaminya yang di PHK Yuli juga ingin agar masalah ini cepat kelar dan selesai dengan baik-baik.

“Alya?” tanya seorang pria berjas rapi yang datang menghampirinya.

Ada mobil dengan stiker FS Group yang terparkir di halaman, sudah jelas pria ini datang karena Arya. Yuli jadi merasa lega karena Arya benar-benar membuktikan omongannya. Tak lama tampak Doni yang datang bersama pengacara dari lembaga hukum ayahnya. Wajah Doni yang kemarin di hajar Arya masih begitu terlihat.

Tak selang lama bel berbunyi. Alya dan Yuli juga para kuasa hukum di persilahkan masuk ke ruang kepala sekolah. Doni ikut masuk juga karena ingin menuntut Arya dan menyalahkannya juga apa lagi ia sudah di buat bonyok begini.

Orang tua Icha datang menaiki sedan BMW keluaran tahun 2005 berwarna hitam dengan angkuh layaknya caleg yang sudah menjabat di DPR. Icha ikut turun dan tak terlihat rasa sesal sedikitpun di wajahnya.

Suasana tegang menyelimuti Yuli dan Alya yang sebenarnya lebih memilih untuk langsung bersujud meminta maaf saja daripada harus berurusan dengan keluarga Icha. Tapi kuasa hukum dari FS Group tampak begitu tenang dan meyakinkan Yuli dan Alya bila semua akan baik-baik saja.

Am I late?” tanya Arya yang masuk begitu semua sudah lengkap dengan senyum tersungging di bibirnya. “Masih berani masuk kamu?” tanya Arya lagi pada Icha lalu duduk dengan santai semaunya.

Orang tua Icha keget dan begitu tidak suka dengan sikap Arya yang arogan dan seenaknya. Tapi kepala sekolah yang paham bila Arya punya power yang lebih besar daripada orang tua Icha memilih tidak mempermasalahkan Arya dan fokus pada masalah yang ada daripada memunculkan masalah baru yang lainnya.

“Menurutku aku ga salah karena aku cuma bercanda, selain itu banyak temen-temen yang lain juga disana jadi bukan salahku aja,” Icha masih merasa tidak bersalah.

“Apa aku perlu viralin vidiomu waktu bikin seragam Alya basah? Apa aku harus posting keseruanmu juga?” tanya Arya yang benar-benar membela Alya. “Doni, kamu balik ke kelas gih, enek aku liat mukamu,” usir Arya karena Doni sama sekali tak memberikan pembelaan pada Alya.

“Ehm…” Ibu Icha berdeham tak mau bila putrinya terkena masalah. “I-Ini cuma bercanda, tidak usah di perbesar. Icha juga udah hapus semua postingan jorok itu. Jadi masalahnya sudah selesai kan?”

“I-iya sepertinya lebih baik begitu,” ucap Yuli setuju karena enggan keponakannya bermasalah dengan anak-anak orang kaya yang bisa menggila seenak hatinya ini.

Sementara Alya hanya tertunduk dengan airmata yang mengalir.

“Minta maaf sama Alya!” perintah Arya yang sedikit kecewa dengan apa yang terjadi.

“Minta maaf? Untuk apa?” tanya Icha yang masih keras kepala tak mau meminta maaf.

“Setelah semua sampai sejauh ini kamu masih ga merasa bersalah Cha?” tanya Doni kaget dengan Icha yang sama sekali tak merasa berdosa.

“A-ayo Icha minta maaf,” paksa ibu Icha yang tak mau masalah akan makin besar lagi.

“Oke, sorry Alya. Meskipun aku gak salah aku minta maaf duluan,” ucap Icha dengan tidak ikhlas sambil menyodorkan tangannya untuk bersalaman dengan Alya sebagai tanda permintaan maaf.

“Kamu paham harus apa kan?” bisik Arya pada kuasa hukumnya itu.

Suasana menjadi canggung dan begitu dingin. Kepala sekolah juga rasanya tak mampu menengahi lagi. Ia sudah kapok berurusan dengan Arya apa lagi keluarganya. Kadang kepala sekolah juga heran kenapa Arya bisa nyasar sekolah di sekolah negeri dan bukan internasional school saja.

“Aku mau minta kamu tanggung jawab udah bikin wajahku memar,” ucap Doni beralih menyerang Arya sebelum pengacara Arya pergi.

“Kamu yang mulai pukul aku duluan, kalo kamu kalah karena kamu salah pilih lawan. Sebagai laki-laki yang jantan apa kamu gak malu minta pertanggung jawaban dariku?” jawab Arya yang benar-benar menyinggung harga diri Doni dan sukses membuatnya bungkam.

●●●

Tak ada kabar lagi soal Icha setelah kejadian di ruang kepala sekolah. Alya bisa menjalanin harinya sebagai murid seperti biasanya. Teman-teman di kelas mulai mengajaknya bicara dan menerimanya kembali seperti sebelumnya.

Orang tua Icha yang memiliki hutang pada bank yang di kelola Waloh Group langsung mensegel seluruh aset yang ada. Tentu itu bukan hal sulit untuk Arya, apa lagi ibunya yang memegang kendali. Doni juga tak lagi mencari masalah dengan Arya meskipun ia tetap dekat dengan Alya.

Arya tak keberatan Alya dekat dengan Doni juga selain dirinya. Arya suka punya banyak teman meskipun Doni masih saja tak suka pada Arya yang dekat dengan Alya. Tapi Arya tak peduli yang penting tidak ada masalah lagi di kelasnya.

“Arya, Tanteku pengen ajak Arya makan siang di rumah nanti. Bisa?” tanya Alya sebelum kelas selesai.

Arya langsung mengangguk dengan senang. “Bisa dong!” seru Arya semangat.

Dela hanya menatap Alya dengan rasa malu, takut dan bersalah. Dela tau pilihannya dulu untuk menjilat Icha dan ikut membully Alya yang susah payah membelanya adalah keputusan yang salah. Masuk dalam geng anak hits tidak membuat perasaannya lebih baik. Bahkan Dela juga jadi kehilangan teman baiknya.

“Alya…” panggil Dela pelan yang menghampiri Alya. “B-boleh ngomong bentar?” tanya Dela gugup.

Alya mengerutkan keningnya lalu mengangguk dan mengikuti Dela duduk di salah satu bangku di dekat parkiran motor.

“Aku minta maaf,” lirih Dela yang tak berani menatap Alya. “Aku salah khianatin kamu dulu, aku jahat udah bikin kamu menderita sendirian selama ini, a-aku…aku…”

“Gapapa Del, aku gak mau inget-inget itu lagi. Aku udah maafin kamu kok,” potong Alya.

“Alya! Ayo!” teriak Arya yang sudah menunggu di dalam mobilnya.

“Aku pulang dulu,” pamit Alya lalu menyalami Dela sebagai tanda sudah memaafkannya.

“Alya, apa kamu pacaran sama Arya?” tanya Dela.

Arya tersenyum. “Apapun hubunganku sama Arya bukan urusanmu,” jawab Alya lalu melangkah ke mobil Arya.




Author

dasp world

Agensi kepenulisan dan penerbitan cerita fiksi online.