0
Home  ›  Arya's Journey  ›  Chapter

Bab 14 – Foto Alya

Bab 14 – Foto Alya-1

Arya datang dan langsung menerobos masuk ke begitu saja dan memarkirkan mobil Rolls Royce milik ayahnya yang terlihat begitu mewah itu di parkiran untuk kepala sekolah. Arya tak peduli lagi dengan apapun. Ia begitu marah sekarang, tak satupun yang berani mendekat padanya.

Icha terlihat begitu senang melihat kedatangan Arya. Rencananya kali ini rasanya benarbenar berhasil. Rencananya membuat Arya jijik dan kesal pada Alya, Icha tinggal menjalankan rencananya yang selanjutnya. Dela dan dua orang teman Icha lainnya menyiram Alya di depan kelas dengan sampah.

Semua orang di kelas diam dan menundukkan pandangannya. Tak berani membela Alya atau melindunginya jangankan membela dan melindungi, mencegah perbuatan Icha saja tak ada yang berani.

“Siapa yang sebarin foto Alya?!” bentak Arya begitu masuk kelas dan mendapati Alya di depan kelas dengan badan yang bau dan sampah yang berserakan.

Dua orang satpam lari tergopoh-gopoh ke kelas Arya, mereka berniat mengingatkan Arya untuk memindahkan mobilnya saja. Tapi begitu ia sampai Arya langsung meraih leher salah satu satpam dan mengangkatnya.

“Kalo gak ada yang ngaku dia ku hajar di sini!” bentak Arya lagi yang langsung membuat kedua satpam yang awalnya yakin untuk menindak Arya ciut mentalnya.

“Ampun Mas, jangan marah-marah gitu,” satpam yang lain langsung berlutut memohon belas kasihan Arya.

“Ampun Mas! Anak saya banyak, istri saya tiga…” ucap satpam yang Arya tahan dengan ketakutan.

“Gak ada yang mau ngaku?!” bentak Arya lagi. “Gak ada yang mau kasih tau?” tanya Arya yang bersiap menghajar satpam yang ada dalam cengkramannya.

“Icha!” bentak Doni yang baru masuk dengan begitu panik dan nafas yang menderu. “Kamu udah gila apa gimana? Ngapain kamu sebar foto Alya kayak gitu?!” bentak Doni yang langsung mendekat ke arah Icha dengan begitu kesal.

Arya melepaskan satpam yang sebentar lagi ia hajar itu. Kedua satpam itu langsung keluar dari kelas Arya dan lari terbirit-birit tidak mau mencari masalah di sana.

Icha menggeleng tak mau mengakui perbuatannya, wajahnya memucat begitu Doni langsung menuduhnya dengan tepat.

Alya menangis lalu menahan kaki Arya yang melangkah hendak mengintrogasi Icha. Arya menatap Alya lalu membantunya berdiri.

Baca juga Epilog

“Bener Icha yang sebarin foromu?” tanya Arya berusaha menahan emosinya.

Alya menatap Icha. Icha memelototi Alya berharap Alya akan bungkam atau menyalahkan orang lain.

“Kamu ancam apa si Alya?” tanya Doni pada Icha.

Dela dan dua orang teman Icha yang lain tak berani membantu Icha dan memilih duduk di bangkunya sambil menundukkan kepalanya seperti siswa yang lain.

“Kamu juga yang ambil foto itu?” tanya Arya pada Alya sambil menggenggam dagu Alya agar tidak menatap Icha terus.

Alya menggeleng pelan. Icha yang melihatnya langsung panik dan makin geram dengan Alya.

“Mulai sekarang Alya punyaku! Kalo ada yang cari masalah sama Alya, berarti cari masalah sama aku!” ucap Arya mendeklarasikan kepemilikannya dengan begitu tegas dan lantang.

Alya menangis menatap Arya. Arya memeluknya erat yang membuat Alya makin menangis. Ia begitu takut pada Icha. Apa lagi ayah Icha adalah komite di sekolah dan memiliki andil cukup besar dalam pencairan beasiswa miskin yang ia terima. Alya begitu takut bila beasiswanya di cabut atau ia di keluarkan dari sekolahnya.

“Beneran Icha yang jahat ke kamu?” tanya Arya kembali setelah lama diam.

Alya mengangguk pelan. Icha langsung maju ke arah Alya dan memukulnya dengan botol minum yang Alya bawa namun langsung di tahan oleh Doni yang pasang badan untuk membela Alya setelah lama bungkam.

Baca juga Bab 25 – Pindah

“Alya,” panggil guru BK yang datang ke kelas langsung untuk memanggil Alya.

Arya menatapnya dengan penuh emosi. Guru BK yang ingin memanggil Alya langsung memalingkan pandangannya dari Arya. Arya mendekat lalu menendang pintu kelasnya.

“Kalo kamu mau salahin Alya, salahin yang sebar duluan! Tanyain kenapa dia bisa jahat sama Alya!” geram Arya sambil memukul pintu di sampingnya.

Alya menggenggam tangan Arya menariknya agar tidak ikut campur dengan urusannya.

“I-ini mau minta keterangan dulu Mas,” jawab guru BK dengan suara bergetar.

Arya menyaut surat panggilan orang tua yang hendak di berikan pada Alya. “Jangan coba bohong, kepalamu keliatannya masih perlu di pakek kan?” Arya begitu mengintimidasi guru BKnya yang sudah kehilangan wibawa itu.

“Gak cuma aku yang jahat ke Alya, Dela juga, Eka sama Tata juga!” seru Icha yang tak mau di salahkan sendiri. “Ini semua idenya Dela!” Icha melimpahkan kesalahan dengan mengkambing hitamkan Dela.

Dela bangun lalu menggeleng. “Aku gak ngapa-ngapain. Aku cuma di paksa pegangin Alya aja! Icha yang paksa!” seru Dela tak mau menambah masalah lagi.

“Iya, kita juga cuma di ajak sama Icha!” seru Tata dan Eka yang lebih memilih menimpakan seluruh kesalahan pada Icha daripada memiliki urusan lebih besar dan merembet kemana-mana.

“Kalian iblis,” lirih Arya lalu menggandeng Alya pergi dari sana setelah mengambil tasnya.

“Alya!” seru Doni mengejar Alya tapi Arya dan Alya melangkah dengan lebih cepat hingga Doni tertinggal.

Icha yang tersudutkan dan tak satupun dari gengnya yang membelanya mulai menyalahkan teman-teman yang lain bahkan teman-teman di kelas yang tak pernah bicara dengannya ikut ia jadikan sebagai kambing hitam.

Semua teman-teman di kelas mulai bangkit dan mengatakan kesaksian yang ia punya soal Icha dan perundungannya pada Alya sejak kelas sepuluh hingga sekarang. Semua yang pernah satu kelas dengan Alya maupun Icha memberikan kesaksiannya hingga akhirnya masalah di tangani guru BK dan kepala sekolah.

Bab 14 – Foto Alya-2


25
Posting Komentar
Search
Menu
Theme
Share