0
Home  ›  Arya's Journey  ›  Chapter

Bab 11 – Menjenguk

Bab 11 – Menjenguk-1

Arya meminta supirnya untuk membelikan cemilan agar terlihat lebih niat untuk datang dibanding dengan Doni yang hanya membawakan salinan catatan yang sudah di fotokopi.  Arya berusaha selalu berada di dekat Alya dan selalu menyentuhnya. Entah memegangi tangannya atau memegangi ujung daster yang ia kenakan.

Arya tau ia terlalu besar untuk melakukan itu. Tapi ia tetap merasa perlu melakukannya. Ada ketakutan yang entah kapan munculnya bila ia akan di tinggalkan Alya atau kehilangan Alya bila ia melepaskan genggaman atau pegangannya dari Alya.

“Alya kenapa gak bilang kalo ada teman mau main?” sambut Tante Yuli yang baru pulang setelah mengajar.

“Temenku cuma mampir kok Tan, aku juga gak tau kalo pada mau kesini,” jawab Alya lalu membantu tantenya membawa barang-barang masuk.

Arya ingin membantu dan langsung masuk begitu saja ke rumah tantenya Alya. Alya dan tantenya kaget karena Arya yang asal nyelonong.

“Arya tunggu di depan ya sama Doni,” ucap Alya lembut lalu membawakan jeruk untuk dua temannya.

“Aku mau sama Alya,” tolak Arya lalu tetap menunggu Alya hingga ia keluar dan baru mau duduk bersama Doni lagi.

Joko berlari dari depan gang masuk membawakan sekotak besar pizza lalu kembali lagi ke mobil menunggu sampai Arya selesai dengan urusannya.

“Kamu ini manja banget ya Arya, sampe harus di kasih supir segala,” sindir Doni.

Arya menaikkan sebelah alisnya. “Aku ga manja, aku kaya. Kamu kemana-mana naik motor kenapa? Miskin?” balik Arya yang membuat Doni diam tak dapat membalas.

Alya hanya diam bingung harus menengahi bagaimana. “Oh iya, Arya ini ternyata sahabatku waktu TK dulu,” ucap Alya mengalihkan pembicaraan.

Arya langsung tersenyum bangga dan menegakkan duduknya. Doni melirik Arya ragu.

“Alya kenapa hari ini gak ke sekolah?” tanya Arya yang akhirnya menanyakan kondisi Alya.

Baca juga Epilog

Alya sedikit ragu mengatakan kenapa ia tak pergi ke sekolah. Alya langsung menutupi kakinya yang memar dengan daster. “G-gak enak badan,” jawab Alya lalu tersenyum canggung.

“Beneran?” tanya Arya ragu yang langsung di angguki Alya. “Alya ikut aku pulang yuk, Ayah sama Ibu pengen makan malem sama Alya,” ajak Arya yang langsung di tolak Alya.

Alya masih ingat peringatan dari Icha yang akan menyebarkan foto tak senonohnya bila ia masih dekat dengan Arya. Alya juga tak mau memperkeruh masalah hidupnya atau mempersulit kondisinya saat ini.

“A-aku masih gak enak badan,” jawab Alya.

“Gapapa, nanti kita ke dokter periksa dulu gapapa,” paksa Arya.

“Kalo gak mau gapapa jangan di paksa,” sela Doni yang tidak suka melihat Arya yang tampak mengusik Alya.

Arya menatap Doni kesal merasa bila Doni ikut campur dengan urusannya dan sedang mencoba merebut Alya.

“Eh Arya sama Doni ke sini juga?” tanya Icha yang tiba-tiba datang bersama Dela dan dua orang temannya yang lain.

Alya terlihat gugup dan takut di saat yang bersamaan. Terlebih Arya masih memegangi ujung dasternya dan tak terlihat ingin melepaskannya. Icha sangat menyukai Arya dan rasanya makin menyukainya ketika ia yang selebgram sering di jodoh-jodohkan dengan Arya oleh teman-teman di luar kelasnya.

“Icha ngapain kesini?” tanya Arya santai.

Baca juga Bab 25 – Pindah

“Ya kan Alya temanku jadi aku kesini,” jawab Icha sambil tersenyum. “Arya ngapain kesini?” tanya Icha balik.

“Aku mau ajak Alya makan sama keluargaku, tapi masih ga enak badan,” jawab Arya lalu menggenggam tangan Alya. “Oi! Tanganmu dingin, kamu sakit,” ucap Arya kaget lalu menempelkan tangannya ke kening Alya.

“Oh, sakit ya ?!” ucap Icha penuh penekanan.

“Yaudah aku mau pulang biar Alya bisa istirahat,” ucap Arya lalu mengelus kepala Alya.

Doni menatap Alya yang ketakutan. Doni ingin coba melindungi Alya tapi rasanya akan sulit karena tidak mungkin ia terus di sana dan Icha pasti lebih pintar beralasan agar bisa disana lebih lama darinya. Sementara Arya merasa lega Alya ternyata punya banyak teman juga dan tak merasa khawatir karena Icha juga berteman dengan Alya.

“Aku mau pulang dulu ya, besok aku tanding,” ucap Arya lalu berjalan ke mobilnya dan melambaikan tangannya pada Alya tapi malah Icha dan gerombolannya yang membalas.

“Doni mau sampe kapan di sini?” tanya Icha yang ingin mengusir Doni.

“Urusanku masih belum selesai sama Alya,” ucap Doni yang masih ingin melindungi Alya.

“Urusan apa?” tanya Icha lalu duduk dan merangkul Alya.

Doni menghela nafas lalu mengepalkan tangannya. “Udah lah Cha. Kamu mau sampe kapan gini ke Alya?” tanya Doni terus terang.

“Gini apanya? Kamu nuduh aku?” tanya Icha tanpa merasa berdosa sedikitpun dengan senyum manisnya. “Halo Tante!” sapa Icha ramah yang melihat Tante Yuli keluar melihat teman-teman Alya yang datang ke rumahnya.

Doni melotot melihat bila ternyata Icha kenal dengan keluarga Alya dan Alya yang belum melapor juga tantenya yang tak menaruh curiga sedikitpun pada Icha.

“Liat?” tanya Icha. “Bahkan kalo kamu tau sesuatu tentang aku, kamu lapor juga gak bakal percaya,” ucap Icha menantang Doni.

Doni menatapnya tajam. “Kamu mau apa sih? Alya bikin salah apa sama kamu?” tanya Doni kesal namun tetap berusaha menahan emosinya dan menyelesaikan masalah ini dengan baik-baik.

Icha pura-pura berpikir lalu tersenyum ceria. “Ga salah apa-apa, tapi kalo aku mau cari-cari alasan bakal banyak sih. Lagian aku juga suka kalo liat pengganggu hubunganku sama Arya hilang,” jawab Icha begitu enteng dan santai lalu menyiram air putih di gelas sisa milik Arya ke wajah Alya.  

Bab 11 – Menjenguk-2

[Next]

25
Posting Komentar
Search
Menu
Theme
Share