0
Home  ›  Arya's Journey  ›  Chapter

Bab 10 – Bolos

Bab 10 – Bolos-1

“Bunda aku menemukan Alya lagi! Aku senang sekali. Alya sudah jadi cantik sekarang. Tapi kayaknya Alya sering di ganggu orang-orang, Alya ga punya banyak teman. Aku mau lindungi Alya terus biar kita bisa sama-sama terus selamanya. Aku pengen jadi teman selamanya sama Alya. Kalo Bunda liat Alya pasti suka juga sama dia. Besok aku mau ajak Alya main ke rumah lagi.” Tulis Arya yang akhirnya lega bisa bertemu lagi dengan sahabatnya di TK dulu.

“Ajaklah Alya kapan-kapan main kerumah juga. Ayah pengen liat Alya juga,” ucap Jalu setelah mendengarkan cerita putranya yang begitu senang bisa bertemu dengan sahabatnya lagi.

“Kemarin udah kesini tapi aku antar pulang lagi, dia rumahnya kecil masuk gang gitu. Nanti kalo dia mau ku ajak makan malam di rumah,” ucap Arya semangat untuk langsung mengenalkan Alya ke keluarganya lagi.

“Oh ya? Dulu ibunya Alya kerja jadi bidan terakhir Ibu tau waktu TK,” ucap Alma menanggapi Arya.

Arya mengerutkan keningnya. “Alya gak sama ibunya, dia ikut tantenya,” jawab Arya lalu menghabiskan sarapannya dan menyalimi Ayah Ibunya. “Nanti aku ajak Alya ya kalo dia mau,” ucap Arya ceria lalu berlari keluar menuju mobilnya yang sudah siap mengantarnya ke sekolah.

Alma mengangguk Jalu juga mengangguk tak masalah bila putranya mengajak temannya main ke rumah sesekali.

Arya menunggu Alya datang dengan rasa tidak sabar. Ia bolak balik menunggu di luar kelas bahkan sampai jalan-jalan ke depan gerbang juga agar bisa menyambut Alya, tapi Alya tak kunjung datang hingga jam pelajaran dimulai. Arya masih mencari Alya, ia menyusuri tiap sudut yang mungkin Alya ada di sana tapi Alya tidak ada di sana.

“Arya cari siapa sih?” tanya Icha begitu Arya cemberut karena Alya benar-benar tidak masuk hari ini.

“Cari Alya, ternyata tidak masuk,” jawab Arya lalu menghela nafas dan mendengus kesal.

Icha tersenyum berusaha jadi orang yang menyenangkan dan bisa di andalkan Arya. “Alya kan emang gitu anaknya,” ucap Icha.

Arya mengerutkan keningnya tak percaya, kenapa Alya berubah sebanyak itu. “Kamu kan temannya, apa tidak tau Alya kemana?” tanya Arya sambil menatap Icha dengan bosan.

Baca juga Epilog

Icha mengedikkan bahunya. “Aku gak begitu akrab sama dia,” jawab Icha tak mau memberi tau apa yang ia ketahui soal Alya.

“Alya sakit, jadi ga bisa masuk,” ucap Doni yang tiba-tiba bergabung.

“Sakit apa?” tanya Arya heran. “Kemarin abis dari rumahku sehat,” sambung Arya.

“Jadi kemarin Arya ajak Alya kerumah?” tanya Icha sok polos.

Arya mengangguk. “Aku ajak Alya keliling-keliling rumahku, terus kita makan siang, nonton album fotoku, udah ku antar pulang habis itu,” jawab Arya santai lalu kembali menghela nafas.

Icha mengepalkan tanggannya begitu kesal karena Alya mencuri segala kesempatan dan perhatian yang harusnya ia terima dari Arya. Icha kesal tiap kesempatannya bersama orang-orang yang ia sukai selalu di rebut Alya. Termasuk saat ia menyukai Doni dulu dan sekarang kembali terulang pada Arya meskipun ia sudah melakukan segala cara untuk menyingkirkan Alya.

“Besok aku tanding, aku pengen ajak Alya buat nonton tapi kalo sakit yaudah ga jadi,” ucap Arya sedikit kecewa tak bisa mengajak Alya.

Doni menatap Arya penuh curiga. Kenapa Arya yang selalu cuek meskipun cukup pepuler dikalangan  perempuan sebelumnya tiba-tiba mendekati Alya. Begitu banyak hal buruk yang ada di pikiran Doni soal Arya dan segala niatan yang ia punya.

Doni sebenarnya tidak begitu menyukai Alya pada awalnya. Ia ingat sekali di awal ia mengenal Alya, gadis itu begitu aktif dan pemberani. Bahkan Alya juga punya banyak teman dan cukup akur dengan semuanya sampai ia membela Dela yang di labrak Icha tanpa alasan yang jelas bagi Doni.

Baca juga Bab 25 – Pindah

Alya bukan gadis aneh yang bau dan ceroboh. Tapi sejak kejadian itu, Icha jadi berubah halauan dan memilih meluapkan emosinya pada Alya saja. Hingga sekarang, meskipun Alya sudah meminta maaf dan menempuh segala cara untuk berhenti di bully. Icha rasanya tak bisa puas dan tak mau berhenti. Belum lagi gerombolannya yang ikut membantu dan mendukung aksi jahatnya.

Bel pulang sekolah berbunyi. Doni buru-buru pulang, Arya juga begitu. Keduanya seperti memiliki satu tujuan yang sama. Rumah Alya. Doni ingin melindungi Alya dari Arya yang mungkin ikut membullynya, sementara Arya ingin menemui Alya dan mengajaknya main ke rumah dan mungkin juga memeriksakan Alya bila memang ia sakit.

“Heh! Ngapain kamu kesini!” bentak Arya yang melihat Doni juga datang ke rumah Alya dan hendak masuk ke dalam gang rumahnya. “Balik sana! Ga usah ganggu Alya!” bentak Arya lagi dan langsung turun dari mobil siap berkelahi dengan Doni.

Doni mendelik kaget dengan ucapan Arya. Jelas-jelas Arya yang mengganggu Alya, kenapa ia jadi di usir. “Kamu tuh yang pulang!” balas Doni tak terima.

“Arya, Doni,” panggil Alya kaget melihat Arya dan Doni bersitegang di depan gang.

“Balik sana lu!” bentak Arya dengan alis berkerut dan langsung berdiri mendekat ke arah Alya siap pasang badan melindunginya.

“Apaan sih! Orang aku dah janjian sama Alya,” ucap Doni tak terima di usir oleh Arya.

“Cih! Cuma janjian belagu! Aku teman nomer satunya Alya ya! Aku udah lebih dari janjian sama dia!” ucap Arya kekeh ingin mengusir Doni.

Alya tertawa mendengar perdebatan Arya dan Doni. “Semuanya temanku, ayo masuk,” Alya menengahi sambil mempersilahkan kedua temannya masuk ke dalam ruang tamu rumah tantenya itu.

Doni dan Arya mengikuti Alya, keduanya saling tatap dengan begitu sengit seolah tak terima dengan kehadiran satu sama lain di kediaman Alya.

“Aku ambilin air putih ya,” ucap Alya lalu masuk kedalam untuk mengambilkan minum terlebih dahulu. 

Bab 10 – Bolos-2


25
Posting Komentar
Search
Menu
Theme
Share