BLANTERORBITv102

Bab 01 - Sekolah

Kamis, 10 Agustus 2023

 


Arya bersembunyi di belakang bundanya begitu ia sampai di TK. Arya yang semula begitu bersemangat untuk masuk sekolah di hari pertamanya terlihat begitu gugup dan takut. Terutama melihat begitu banyak orang dan anak-anak lain yang menangis.

It’s okey,” ucap Lily lembut menyemangati putranya lalu menemaninya sampai masuk dan duduk di dalam.

Arya begitu ketakutan sampai menangis hingga mengompol melihat bundanya berada jauh darinya. Meskipun Lily hanya berada di luar ruangan dan masih bisa di lihat Arya.

“Bunda jangan pergi! Aku takut!” ucap Arya setelah Lily mengganti celananya dan kembali menemaninya di dalam ruangan lagi.

“Yah, kalo gitu nanti Arya ga bisa jadi pemberani dong. Nanti gak bisa jadi jagoan yang jagain bunda dong,” ucap Lily agar Arya kembali berani.

Arya menatap Lily dengan mata berkaca-kaca lalu mengangguk dan melepaskan pegangannya dari Lily. “Tapi Bunda jangan tinggal aku ya,” ucap Arya yang akhirnya mau duduk sendiri di dalam kelasnya.

Lily memperhatikan putranya yang mengikuti pelajaran di TK-A. Menyanyi, menjawab pertanyaan dari gurunya, memperkenalkan diri, berdoa, meskipun Arya masih terus melirik Lily tapi Arya tetap mengikuti kelasnya hingga selesai.

“Hore! Arya sudah berani sekolah!” ucap Lily menyambut putranya begitu kelas selesai.

Arya tersenyum malu-malu kucing mendengar sambutan bundanya lalu berjalan ke mobilnya dengan bangga.

“Aku senang sekolah, aku bernyanyi, temanku banyak, aku pemberani, kata bu guru aku ganteng!” ucap Arya bangga.

Lily tersenyum mendengar ucapan Arya lalu mengecup pipinya dengan gemas. “Ganteng lah, anak bunda! Anak bunda ganteng! Pemberani!” ucap Lily sambil menciumi putranya hingga tertawa terbahak-bahak karena geli di ciumi perutnya juga.

Arya terlihat begitu senang dan ceria sepanjang hari sepulang dari sekolah. Sudah berkali-kali ia bernyanyi lagu-lagu yang ada di TKnya yang begitu mudah di ingat memori kecilnya.

“Gimana adek tadi di sekolah?” tanya Alma ketika makan malam bersama.

“Menyenangkan, aku menyanyi, temanku banyak,” jawab Arya dengan ceria pada istri pertama ayahnya itu.

“Tadi berani gak anak ayah?” tanya Jalu.

“Berani, aku nangis sebentar aja. Tapi tidak papa,” jawab Arya yang ingin dapat pujian dari ayahnya.

Lily tersenyum lalu mengusap rambut Arya. Meskipun biasanya ia dan Jalu juga Alma akan makan sendiri-sendiri sejak ada Arya dan Arya menyadari kenapa ayahnya jarang makan malam bersama bundanya semua jadi menurunkan egonya.

Alma yang semula ingin bercerai dari Jalu, setelah melihat Arya lahir juga mengurungkan niatnya. Arya mencuri hatinya juga dan berbagi suami tapi juga mendapatkan anak juga bukan pilihan yang buruk.  Apalagi Arya juga anak yang menggemaskan dan ceria. Meskipun Alma tak bisa sesabar Lily saat bersama Arya, Alma tetap belajar jadi ibu yang baik untuk Arya. Paling tidak baik ketika di publik.

Bruk! Lily tiba-tiba pingsan ketika sedang mengambilkan minum untuk Arya. Jalu begitu panik, Arya juga panik melihat bundanya tiba-tiba pingsan dan mimisan. Jalu langsung membawa Lily ke rumah sakit sementara Arya menunggu di rumah bersama Alma dan para pelayan.

Sejak hari itu Arya tak pernah melihat bundanya beraktifitas secara bersemangat seperti biasanya. Stamina bundanya terus menurun. Rambutnya yang panjang jadi pendek. Bahkan tubuhnya yang berisi perlahan jadi begitu kurus. Arya tidak tau apa yang di derita bundanyan, yang Arya tau bundanya sakit jadi ia harus belajar mandiri.

Arya tidak benar-benar sendiri ada dua pengasuh yang mengawasinya dan siap membantunya. Ayahnya juga selalu ada untuknya, Alma juga tak keberatan mengasuhnya. Tapi rasanya tetap berbeda dari bundanya.

“Arya,” panggil Lily yang masuk ke kamar Arya lalu duduk di tempat tidurnya.

“Sebentar Bunda, habis aku rapiin mainanku aku tidur,” ucap Arya lalu merapikan mainannya dan pergi sikat gigi sendiri.

Lily tersenyum lalu tiduran di tempat tidur putranya. Jalu melihat Lily yang ingin menghabiskan malamnya bersama Arya hanya menengok sebentar lalu kembali ke kamarnya.

“Aku senang kalo tidur sama Bunda,” ucap Arya lalu memeluk Lily sambil menyelimuti bundanya juga.

“Bunda juga senang tidur sama anak Bunda,” ucap Lily lalu mencium pipi dan kening Arya lalu memeluknya. “Adek, besok Bunda mau berobat ke luar negeri sama Ayah. Adek harus jadi anak baik, pemberani ya, harus makan sayur sama buah tidak boleh pilih-pilih, belajar biar pintar jadi kebanggaannya Bunda ya,” ucap Lily dengan mata yang berkaca-kaca menatap putranya.

Arya mengangguk lalu menangkup pipi bundanya. “Aku kan selalu pemberani,” ucap Arya dengan alis berkerut.

Lily tersenyum sumringah mendengar ucapan putranya. Airmatanya mengalir begitu saja. “Bunda besok perginya lama, soalnya harus berobat sampai sembuh. Arya harus benar-benar jadi pemberani, anak pintar, anak kuat ya. Harus bisa menjaga diri Arya sendiri ya biar nanti bisa jagain Bunda sama Ibu ya,” ucap Lily sambil mengusap rambut Arya lembut.

“Bunda kenapa menangis? Aku kan berusaha begitu,” ucap Arya bingung dan jadi ikut menangis karena melihat bundanya menangis. “Bunda jangan nangis! Aku jadi nangis juga kalo Bunda nangis!” omel Arya sambil mengusap airmata bundanya meskipun ia sendiri juga menangis.

“Arya harus janji sama Bunda kalo jadi anak baik, pinter, pemberani waktu Bunda gak ada, ya?” Lily mengacungkan kelingkingnya.

Arya mengangguk lalu menautkan kelingkingnya dengan bundanya. “Bunda cuma pergi sebentar kan?” tanya Arya.

Lily mengangguk. “Cuma beberapa hari, terus kalo Bunda sudah sembuh Bunda pulang. Terus kita bisa sama-sama lagi,” jawab Lily optimis.

“Aku akan tunggu Bunda tiap hari, aku nanti berdoa terus biar Bunda cepat sembuh,” ucap Arya lalu kembali ceria.

Lily mendekap Arya erat-erat. “Bunda bakal pulang terus nemenin Arya sampai besar, sampai punya banyak teman, sampai Bunda tua,” ucap Lily sambil mengelus punggung Arya lembut dan terus menciuminya.

“Iya aku tau, kan Bunda sayang aku,” jawab Arya lalu menguap dan merapalkan doa mau tidur.

Lily terjaga semalaman sebelum keberangkatannya untuk berobat. Ia hanya memandangi putra kecilnya yang akan menjalani hari tanpanya beberapa waktu kedepan.

“Lily, ayo…” panggil Jalu lalu membantu Lily berjalan keluar dari kamar putranya sebelum matahari terbit.

“Bunda selalu mencintai adek,” bisik Lily sambil mengecup kening putranya sebelum pergi meninggalkannya. 




Author

dasp world

Agensi kepenulisan dan penerbitan cerita fiksi online.