BLANTERORBITv102

Bab 20 – Menjilat

Kamis, 25 Juli 2024

Arya makan dengan lahap ia sudah lapar. Tio tak berani memakan makanannya. ia begitu grogi dan sungkan makan bersama dengan anggota keluarga konglomerat seperti Arya. Meskipun Arya biasa saja dan tak mempermasalahkan apapun. Karena memang ia senang bisa bermain dengan Alya dan makan bersamanya.

“Aku minum air putih aja,” ucap Arya yang tidak suka teh manis.

“B-biar saya yang ambilin,” ucap Tio yang langsung terburu-buru mengambilkan Arya minum.

Arya lanjut makan sambil menunggu minumnya datang. “Alya nanti temenin aku latihan yuk!” ajak Arya setelah makan.

Alya menggeleng lalu menghela nafas. “Kayaknya gak boleh deh sama Om Tio, lain kali aja ya,” tolak Alya.

“Boleh Al! B-boleh gapapa,” saut Tio cepat lalu dengan gugup memberikan air minum yang di minta Arya.

Alya dan Yuli menatap Tio heran. Tio tiba-tiba jadi gugup dan begitu ramah pada Arya. Arya awalnya heran tapi ia sudah sering melihat perubahan seperti itu terutama pada opanya yang akan jadi ramah dan ceria saat ada omanya. Jadi Arya menyimpulkan Tio jadi ramah karena ada Yuli.

Yuli mengambilkan mangkuk untuk kobokan Arya. Tapi Arya lebih memilih ikut Alya ke belakang dan mencuci tangannya di kamar mandi.

“Kenapa gak bilang kalo yang dateng pewarisnya FS Group!” bisik Tio gugup pada Yuli.

“Udah bilang!” saut Yuli.

Tio diam lalu tersenyum begitu Arya selesai menggunakan kamar mandi.

“Makasih makan siangnya, maaf kayaknya aku gak sengaja rusakin pintu kamar mandinya,” ucap Arya sopan lalu kembali duduk di bawah dan mengeluarkan ponselnya yang berisi catatan yang harus ia katakan saat bertemu keluarga Alya sesuai instruksi ayahnya.

“Ahaha… gapapa Mas, emang pintunya udah tua. Gapapa, terimakasih sudah berkenan mampir ke gubuk kami,” ucap Tio merendah dan langsung menjabat tangan Arya bahkan hampir cium tangan juga karena terlalu gugup.

“Ehm…,” Arya berdeham lalu membaca notes di ponselnya. “Sebelumnya perkenalkan namaku Arya Suandakni, umur 17 tahun, rumahku di…”

“Ah tidak perlu perkenalan Mas, saya sudah tau,” potong Tio sungkan mendengar penjelasan Arya yang sudah ia siapkan dari jauh hari.

“Ow oke…” jawab Arya yang jadi canggung ketika mendengar  Tio sudah tau soal dirinya.

Tio menyodorkan kartu nama dan CVnya pada Arya. Arya menerimanya dengan heran lalu meletakkan kembali CV yang di berikan Tio dan hanya menerima kartu namanya.

“Om Tio kenapa sih? Ngapain kasih Arya CV segala coba,” tegur Alya yang sudah selesai bersiap-siap.

Yuli juga heran dengan suaminya yang tiba-tiba jadi kikuk dan ramah pada Arya. Yuli hanya bisa meringis canggung.

“Ayo Arya!” ajak Alya yang merasa malu karena omnya tiba-tiba jadi menjilat pada Arya.

Arya mengangguk. “A-aku main sama Alya dulu ya Om, Tante, nanti ku antar pulang lagi.”

“Ah gak pulang juga gapapa!” ucap Tio yang langsung di pukul istrinya dari belakang dengan sendok sayur. “Kalo mainnya sama Arya, Om percaya,” lanjut Tio.

“Om!” seru Alya sambil memelototi Tio.

“Arya sering main kesini gapapa,” ucap Yuli lalu berjalan keluar gang bersama Tio mengantar Arya sampai ke mobilnya.

●●●

“Mas kenapa sih tadi kayak gitu, bikin malu aja!” omel Yuli sambil merapikan ruang tamunya kembali.

“Kamu tau gak kerja jadi tukang sapu di FS Group aja gajinya udah dua kali UMR. Bayangin gimana yang punya sekaya apa!” Tio begitu semangat menunjukkan kekayaan keluarga Arya. Tio mengambil katalog baju langganan Yuli yang biasa ia jual. “Liat!” Tio menunjuk logo FS Group. “FS Group itu masuk rangking 10 besar perusahaan dunia. Belum lagi Waloh Group. Itu Alya kalo bisa punya hubungan sama Arya hidup kita bakal baik. Langsung berbalik 180!”

Yuli kaget dan mulai mencari di internet kekayaan FS Group dan pemipin FS Group. Lalu melakukan pencarian terhadap Arya Suandakni yang langsung muncul artikel dan vidio kebrutalannya di ring.

Tio geleng-geleng kepala dengan mata yang berkaca-kaca. “Emang beda hobinya orang kaya,” ucap Tio yang langsung mendukung dan menyukai Arya setelah tau siapa Arya.

Yuli ikut menganggukkan kepalanya. “Oh iya kemarin Arya kasih ini!” seru Yuli lalu mengeluarkan kartu nama Jalu yang Arya berikan padanya kemarin.

●●●

“Alya gak di ajak makan?” tanya Jalu yang baru selesai bermain golf.

“U-udah makan Om,” jawab Alya sungkan lalu menunjukkan ice cream yang di suguhkan untuknya.

Jalu mengangguk lalu masuk kedalam melewatinya begitu saja.

“Ibu pulang!” seru Alma ceria begitu dapat kabar bila Arya datang mengajak Alya. “Halo Alya!” sapa Alma ramah lalu menyaliminya. “Alyanya di ajak makan juga,” ucap Alma sambil mengecup kening Arya yang sedang makan dengan lahap.

“Ibu, aku tadi udah makan di rumah Alya. Terus aku ajak kesini aku pengen latian di temenin Alya,” ucap Arya memberi tahu Alma sebelum memaksa Alya makan.

“Terus kok masih makan lagi?” tanya Alma lalu duduk di salah satu bangku.

“Makanku cuma dikit tadi,” jawab Arya yang membuat Alma tertawa.

“Ayah dah selesai main golf?” tanya Alma setelah puas tertawa.

Arya mengangguk lalu menyelesaikan makannya. Tak lama pelayan datang membawakannya pisang yang sudah di potong-potong. “Ga suka pisang,” tolak Arya.

“Ibu yang suruh Mas,” jawab pelayan sedikit berbisik.

“Ibu aku ga suka pisang!” teriak Arya kesal.

Suara lengkingan dari speaker di rumah Arya berbunyi cukup keras. “Kalo gak dimakan Alya di suruh pulang aja,” jawab Alma dari speaker yang terdengar.

Arya mendengus kesal lalu memakan pisangnya dengan terpaksa. Alya tertawa melihat interaksi Arya dan Ibunya yang begitu lucu. Benar-benar berbeda dengan apa yang ia bayangkan.




Author

dasp world

Agensi kepenulisan dan penerbitan cerita fiksi online.