BLANTERORBITv102

Bab 23 – Makan Malam

Kamis, 25 Juli 2024

“Tadi aku keren kan?” tanya Arya setelah pertandingannya usai.

“Mas besok lagi gak boleh kayak tadi!” tegur Surti yang membuat senyum Arya pudar. “Tadi kalo Mas kenapa-napa gimana? Tadi Mas pukul orang sampe ga ada yang berani pisahin, gak boleh jadi orang jahat!” sambung Surti.

Arya hanya diam lalu memeluk selimutnya. Alya tak berani mengeluarkan suara, Joko yang biasa mensuport Arya dan bangga pada tiap perkelahiannya di ring juga diam. Arya sudah keterlaluan.

Tak lama Arya mendapat panggilan telfon dari ayahnya yang mengkhawatirkan dirinya seperti biasa. Jalu yang melihat ada Alya sekilas di vidio live meminta Arya untuk mengajak Alya makan malam bersama dengan keluarganya.

Alya yang sudah ingin pulang terpaksa ikut ke rumah Arya dan makan malam bersama keluarganya. Alya berharap Arya akan di nasehati lebih baik lagi daripada Surti yang menasehati Arya. Karena setelah ini ia akan bertemu dengan ayah ibunya. Alya berharap bila orang tua Arya menasehatinya nanti Arya akan berubah. Karena saat Surti dan Joko yang bukan orang tuanya saja Arya sudah langsung tampak berubah.

Alya berusaha mempertahankan moodnya dan bersabar menemani Arya juga ikut makan malam bersama keluarganya. Orang tua Arya langsung menyambut begitu Arya sampai. Ayah dan Ibunya bahkan sudah berdiri di depan begitu mobilnya masuk.

Alya takut bila Arya di marahi, tapi Alya juga senang setidaknya Arya nanti tidak akan semena-mena lagi kedepannya.

“Ayah bangga sama kamu, lawan banyak orang KO semua,” sambut Jalu dengan bangga sambil merangkul Arya.

“Ibu liat waktu kamu tawarin hadiah,” imbuh Alma yang tak bisa menutupi rasa bangganya juga.

Alya kaget bukan main mendengar sambutan dan pujian orang tua Arya setelah anaknya menghajar orang dengan sesuka hati.

“Tadi ada pelatih lawan aku tapi curang, aku di seruduk,” ucap Arya yang kembali ceria dan sedikit manja pada orang tuanya.

“Iya Ayah liat!” seru Jalu setuju mendengar cerita putranya.

“Ibu senang adek udah ngerti gunanya uang,” ucap Alma sambil mengecup pipi Arya bangga.

Alya begitu ketakutan sekarang pada Arya dan keluarganya. Benar nasehat ibunya dulu untuk tidak terlalu dekat dengan orang-orang kaya. Benar nasehat kakaknya yang menyarankan Aya untuk berteman dengan orang-orang yang setara dengannya saja.

Alya benar-benar takut bila akan terjadi sesuatu padanya. Alya takut Arya dan keluarganya bisa bertindak semena-mena padanya juga. Apa lagi ia sudah banyak dapat bantuan dari Arya maupun keluarganya, bahkan omnya juga bekerja di sana.

“Alya kenapa diam aja?” tanya Jalu yang membuat Alya tercekat.

Wajah tampan Jalu yang sebelumnya terlihat bijak dan penyayang seketika terlihat mengerikan bagi Alya.

“A-anu, aku masih syok sama pertandingan tadi,” jawab Alya gugup.

Jalu dan Alma tersenyum lalu mengangguk paham.

“Dulu Ibu waktu liat pertama kali Arya latian juga gitu, tapi waktu tau Arya kuat ga perlu ada yang di khawatirkan lagi. Semua baik-baik saja,” ucap Alma dengan senyum sumringah menikmati makan malam bersama keluarga kecilnya.

Arya mengangguk lalu menggenggam tangan Alya. “It’s okey Alya, don’t worry…” ucap Arya seolah semuanya tak pernah terjadi. Seperti tak ada beban, penyesalan, apa lagi merasa berdosa setelah menghajar orang-orang di ring tadi.

Alya tersenyum canggung lalu menarik tangannya yang di genggam Arya. Alma dan Jalu melihat apa yang di lakukan Alya lalu tersenyum tipis.

“T-terus orang-orang yang kamu hajar tadi gimana Arya?” tanya Alya khawatir.

“Gimana apanya? Ya udahlah kalo cacat di kasih konpensasi kalo nuntut, kalo mati ya di kasih santunan, mau apa lagi?” jawab Arya santai.

“Alya, selama orang-orang masih kerja siang malam buat memenuhi kebutuhan, buat makan, atau buat hal-hal remeh lainnya. Uang masih bisa beli segalanya. Kamu gak usah khawatir,” ucap Alma menjelaskan.

Alya mengerutkan keningnya tak setuju dengan ucapan Alma.

“Oh iya yang bikin Icha hilang itu Ibu loh,” ucap Arya bangga.

Alma tersipu mendengar ucapan Arya. “Ibu ga ngapa-ngapain. Ibu cuma tagih uang receh aja,” ucap Alma malu-malu.

Alya menundukkan kepalanya takut.

“Kalo Icha masih ganggu kamu lagi aku bisa hilangin dia juga, ga cuma Icha tapi semua orang yang ganggu kamu,” ucap Arya santai lalu memotong daging steaknya.

Alya menatap Arya dengan mata terbelalak kaget dengan ucapan Arya. Alya seketika mual setelah mendengar ucapan keluarga Arya yang sama sekali tak mempedulikan orang lain, ingatan saat Arya sedang berkelahi hingga lawannya berdarah-darah juga kembali terlintas di pikirannya, dan sekarang Alya melihat keluarga Arya yang memakan steak dengan santai dan cukup lahap.

Rasanya Alya seperti sedang melihat tindakan kanibalisme dalam keluarga Arya dan ia tak mau terlibat di dalamnya. Alya ingin pergi sesegera mungkin menjauh dari Arya dan keluarganya.

Alma menatap Alya lalu memberikan potongan daging di piringnya dengan tingkat kematangan rare yang jelas masih terlihat merah seperti darah yang makin membuat Alya jijik tak bisa menahan mualnya lagi hingga berlari menjauh mencari kamar mandi.

Beruntung kepala pelayan cukup peka dan tanggap membantu Alya. Sementara Alma yang melihat tingkah Alya langsung paham apa yang harus ia lakukan. Jalu langsung kehilangan nafsu makannya dan Arya langsung panik membantu Alya.

“Aku setuju sama apapun idemu soal percintaan Arya, aku ga bisa makan dengan orang miskin yang mau muntah di meja makan,” ucap Jalu sambil melempar pisau dan garpu di tangannya dengan kesal.

Alma menghela nafas seolah prihatin lalu mengangguk agar suaminya tidak marah-marah lagi.




Author

dasp world

Agensi kepenulisan dan penerbitan cerita fiksi online.