BLANTERORBITv102

Bab 17 – Keluarga Alya

Kamis, 25 Juli 2024

Arya yang selesai cukur membawa Alya ke salon juga untuk merapikan rambutnya yang sudah di potong secara acak oleh Icha. Arya mengajak Alya makan ice cream bersama lalu mengobrol sambil berkeliling di sekitar mall mencoba beberapa permainan dan akhirnya mengantar Alya pulang.

Arya dan Alya menikmati tiap waktunya bersama sampai akhirnya ia pulang dan mendapati Doni yang sudah menunggu di depan rumah. Tantenya masih belum pulang dari sekolahnya. Sementara Doni yang menunggu hanya diam sendirian di dalam rumah yang tertutup gang sempit itu.

“Doni udah lama disini?” tanya Alya yang menghampiri Doni yang sudah menunggunya.

Doni mengerutkan keningnya merasa tidak suka melihat Alya yang datang bersama Arya. Meskipun penampilan Alya sudah sangat baik dan Arya juga menjaganya dengan baik. Doni tetap merasa tidak suka. Terlebih ia tau kenapa Icha membully Alya karena Arya.

Tentu saja itu bukan salah Arya. Perasaan tak ada yang bisa mengatur dan menentukan. Tapi Doni merasa Arya sudah keterlaluan karena mengabaikan Icha terus hingga ia jadi menggila dan membully Alya yang tak bersalah.

Arya tak merasa bersalah dan malah terlihat ceria seolah hari ini tak terjadi apa-apa. Doni benar-benar kesal melihat wajah Arya. Doni memandang Arya tak lebih dari seorang anak manja yang mendapat kemenangan karena backingan keluarganya saja dan yang makin membuatnya kesal karena Arya tiba-tiba jadi begitu akrab dengan Alya.

“Aku ambilin minum dulu ya,” ucap Alya lalu buru-buru masuk ke rumah.

“Alya!” tahan Doni. “Ini…” Doni menyerahkan surat panggilan wali kepada Alya.

Alya menerimanya dengan ragu. Arya langsung menyautnya tapi baru ia hendak membuka isi amplop yang di berikan Doni pada Alya, Doni sudah langsung memukul pipi Arya dengan sekuat tenaga.

Arya menaikkan sebelah alisnya cukup kaget dan tidak siap dengan serangan yang di langsungkan Doni yang membuatnya jatuh dari kursi plastik yang ia duduki.

“Astaghfirullah!” pekik Alya yang langsung berusaha membantu Arya.

Senyum tersungging di ujung bibir Doni yang tampak begitu angkuh dan merendahkan Arya. Doni semakin yakin bila julukan Killing Machine yang Arya dapatkan hanya gimic panggung semata.

Arya bangkit dari lalu mendorong Alya agar menjauh darinya. Alya sedikit ragu tapi ia tetap menjauh beberapa langkah. Arya langsung menghajar Doni tanpa ampun dan tanpa bicara sedikitpun nyaris tanpa jeda saat memukulnya.

“Arya! Astaghfirullah! Arya! Udah!” jerit Alya panik memisah Arya dan Doni yang berkelahi.

“Mas Arya!” Joko ikut memisah Arya yang masih ingin meremukkan Doni yang main asal menghajarnya.

Doni tertawa begitu Arya lepas darinya. Doni masih ingin mengolok Arya. “Kalo bukan gara-gara kamu! Alya gak bakal di bully sama Icha!” teriak Doni lalu meludah ke arah kaki Arya.

Arya mengerutkan alisnya tak terima dengan ucapan Doni. Tapi tak selang lama Yuli pulang dan mendapati Doni yang babak belur sementara Arya di tahan oleh Joko dan Alya. Arya baru akan menghajar Doni lagi tapi niatnya langsung ia urungkan.

Arya  ingin menjadi pria yang dapat di percaya dan di andalkan keluarga Alya agar ia bisa bersama dengan sahabatnya itu lagi. Arya hanya melihat Doni lalu memberikan kartu nama ayahnya pada Yuli.

“Kapanpun Tante bisa hubungi ayahku kalo aku emang jahat, Tante bisa laporin aku ke ayah. Aku bakal belain Alya,” ucap Arya lalu memilih pulang tanpa menunggu jawaban dari Yuli yang bingung dengan apa yang terjadi di rumahnya barusan dan masalah apa yang di hadapi Alya hingga perlu di bela segala.

●●●

Yuli kaget bukan main mendengar penjelasan Alya terkait Icha yang membullynya sejak awal sekolah dan makin kaget lagi bila ternyata selama ini Alya terus menutupi apa yang ia alami karena takut ia tak bisa meneruskan sekolahnya lagi bila mengadu. Alya juga terus berpura-pura bila Icha adalah teman baiknya di depan Yuli padahal Alya juga di bully bahkan ketika di rumah.

Yuli tak bisa menghentikan tangisnya mendengar segala yang sudah Alya alami. Ia merasa gagal sebagai orang tua angkat bagi Alma dan gagal menyediakan tempat berlindung untuk keponakannya itu.

Alya juga menjelaskan bila Arya bukan berandalan yang membullynya. Alya menunjukkan bukti foto ketika ia merayakan ulang tahun Arya di TK dulu. Yuli jadi sedikit lega karena sekarang semuanya sudah jelas meskipun besok ia harus mengambil cuti dan menemui guru di sekolah Alya agar masalah cepat terselesaikan.

“Assalamualaikum…” ucap Tio suami Yuli yang baru pulang kerja.

“Waalaikum salam…” jawab Alya dan Yuli bersamaan.

Tio menyerahkan amplop coklat berisi gajinya pada Yuli lalu melepaskan dasinya dan masuk ke kamarnya bersama Yuli. Alya masuk ke kamarnya untuk menata jadwal pelajarannya besok sementara Yuli mulai menyiapkan makan malam untuk mereka dan Tio membersihkan diri setelah seharian bekerja.

“Alya bagus potongannya,” puji Tio yang sudah siap di meja makan.

Alya tersenyum senang dengan pujian omnya itu. “Temenku ajak aku ke mall terus ke salon, rambutku di benerin,” ucap Alya.

“Siapa? Icha ya?” tebak Tio.

Alya menggeleng malu-malu. “Arya, temenku waktu TK dulu,” jawab Alya.

“Besok Om mau cari kerjaan baru, sementara hemat dulu ya kita semua,” ucap Tio berusaha terlihat ceria dan tak terjadi masalah apa-apa.

Yuli tersenyum lalu mengangguk, seolah apa yang Tio katakan bukan masalah besar baginya.

Alya menghela nafas lalu berusaha tersenyum. Posisinya makin sulit sekarang. Bila dulu saat TK ia bisa pindah sekolah dan tinggal di tempat yang jauh dari perumahan TNI atau kembali ke kampung halaman orang tuanya. Sekarang ia tak bisa pergi kemana-mana.

Ibunya juga dalam posisi sulit di kampung halamannya meskipun sudah jadi PNS dan bisa membuka praktek untuk membantu persalinan di kampung. Ibunya masih harus menguliahkan kakaknya dan tinggal bersama tantenya yang tak kunjung punya anak adalah pilihan terbaiknya.

Tapi masalah yang datang padanya rasanya tak akan bisa membuatnya bertahan lebih lama lagi.

“Aku juga mau coba cari kerja ah, siapa tau bisa kerja juga,” ucap Alya ceria lalu menyantap makan malamnya.

“Kamu sekolah aja, sekolah yang pinter ga usah mikir kerja,” ucap Tio lalu ikut menyantap makanan yang sudah di ambilkan istrinya.




Author

dasp world

Agensi kepenulisan dan penerbitan cerita fiksi online.