0
Home  ›  Arya's Journey  ›  Chapter

Bab 19 – Makan Siang

Bab 19 – Makan Siang-1

Tio yang melihat Alya pulang berjalan kaki memasuki gang di rumahnya bersama Arya yang terlihat seprti berandalan langsung menatapnya dengan tatapan tajam mengintimidasi. Tio terus memperhatikan Arya dari ujung rambut hingga ujung kaki. Arya yang semula datang dengan ceria juga langsung memasang wajah siap berkelahinya dan ikut menatap Tio dengan pandangan yang tak kalah mengintimidasi.

“Ayo Arya masuk,” ajak Alya dengan ceria setelah ganti baju.

Arya bangun dan masih menatap sengit Tio yang ternyata lebih pendek dari pada dirinya itu begitu ia berdiri tegak.

“Eit! Mau kemana?” tahan Tio yang langsung menarik Arya melarangnya masuk kedalam rumahnya.

“M-masuk lah…” jawab Alya gugup dan bingung karena omnya tiba-tiba melarang tamu yang sudah ia tunggu itu masuk.

“Ga boleh! Disini aja. Nanti Tantemu mau ada tamu,” larang Tio yang langsung sengit pada Alya dan Arya.

Alya duduk di depan bersama Arya. Alya jadi malu pada Arya karena sudah mengundang Arya untuk makan siang di rumahnya tapi malah tidak di ijinkan masuk oleh omnya.

“Gapapa Al, nanti kalo ada tamunya Tantemu kita makan di luar aja,” ucap Arya yang sudah lapar dengan cemberut meskipun ia tetap berusaha agar tetap terlihat tenang.

Tio yang tak pernah menyapu maupun bersih-bersih rumah tiba-tiba mencari kegiatan untuk menguping pembicaraan Alya dan Arya. Sembari mencari akal untuk mengusir Arya dari rumahnya.

“Maaf ya tadi pagi Tanteku bilang suruh ajak kamu makan di rumah, aku gak tau kalo Tante ada tamu yang lain,” ucap Alya lalu melihat omnya yang tiba-tiba menyapu teras yang sudah bersih bahkan sudah di pel tantenya tadi pagi.

Arya mengangguk lalu duduk bersandar dengan santai. Arya menyibukkan diri dengan bermain game-game offline di ponselnya. Joko supirnya juga sudah siap bila Arya memintanya membelikan makanan atau membawanya pulang karena sekarang sudah hampir melewati jam makan siangnya.

“Aku laper Alya,” keluh Arya lalu bangun untuk meregangkan ototnya, jajan di luar yuk!” ajak Arya.

Baca juga Epilog

“Wah! Ga boleh ajak Alya, Alya mau belajar. Sibuk, udah kamu pulang aja. Alya ga boleh pergi sama berandalan kayak kamu!” ketus Tio yang langsung melarang Arya mengajak Alya pergi padahal Alya pulang dan langsung ganti baju karena ingin pergi bersama Arya.

“Ya Allah! Arya udah dateng!” seru Yuli yang baru datang sambil membawa ayam tepung untuk makan siang bersama. “Mas, ini Arya teman TKnya Alya itu loh!” ucap Yuli memberitahu suaminya sambil merangkul Arya masuk kedalam rumahnya dengan ramah dan hangat.

Tio mengangguk dengan kaku namun masih menatap Arya tidak suka dan penuh selidik. Tio jadi merasa perlu mengawasi pergaulan keponakannya, apa lagi sampai membawa berandalan seperti Arya ini. Tio langsung khawatir bila nantina Alya bisa masuk dalam pergaulan bebas bila tak di awasi.

“Maaf ya, rumahnya sempit, kecil. Duduk-duduk dulu,” ucap Yuli merendah.

Arya menatap ke bawah. Ia bingung harus duduk dimana. Karpet terbaik yang di gelar di rumah tantenya Alya lebih mirip keset di rumahnya. Arya jelas tidak duduk dan makan di atas keset. Mejanya juga lebih mirip kursi taman murahan. Arya bingung dengan kondisi rumah yang di tinggali temannya itu. Sempit sekali bahkan rasanya tak lebih besar dari kamarnya.

“Arya Jangan duduk di meja,” ucap Alya lembut sambil mengeluarkan beberapa lauk yang sudah di masakkan Yuli. “Sini duduknya,” Alya memberitahu dimana Arya harus duduk.

Arya duduk menunggu sampai Alya dan tantenya selesai menyajikan makanan terbaiknya. Arya melihat ricecooker yang di bawa Yuli terakhir tapi ia kembali bingung apakah akan ada ricecooker lain yang akan di keluarkan karena ukurannya bagi Arya sangat kecil.

“Makan seadanya ya, Tante adanya makanan gini doang,” ucap Yuli kembali merendah setelah mengeluarkan lauk-lauk yang sama seperti saat sedang merayakan lebaran. Bahkan rasanya lebih mewah dari pada saat lebaran.

Arya mengangguk tanpa tersenyum sedikitpun. Alisnya masih mengkerut bingung bagaimana cara membagi nasinya dengan seluruh anggota keluarga Alya ditambah dirinya juga itu. Apa lagi Arya biasa makan banyak saat makan siang karena setelah makan ia akan istirahat sejenak dan lanjut latihan jadi ia perlu banyak asupan.

Baca juga Bab 25 – Pindah

Arya menghela nafas menatap lauk yang di sajikan di meja makan yang sangat kecil. Memang beragam tapi jumlahnya sedikit. Ini bahkan untuk makannya sendiri tak cukup. Arya jadi prihatin dan merasa bersalah sudah menerima tawaran Alya.

“Oh, Arya biasa di ambilin pelayan ya kalo di rumah?” tanya Yuli yang langsung mengambilkan nasi untuk Arya.

Arya mengangguk. Rasanya mengangguk dan pasrah ketika di ambilkan adalah hal terbaik yang ia bisa daripada mengambil makanannya sendiri.

“Di ambilin pelayan apa ga pernah liat makanan enak?” sindir Tio.

Arya menatap Tio lalu menghela nafas kembali. Arya tak selera menanggapi Tio yang tak menyukainya.

“Arya ini anaknya yang punya FS Group itu loh Mas, ibunya yang pegang Waloh Group,” ucap Yuli setelah mengambilkan makanan untuk Arya.

Arya mengangguk lalu mulai memakan makanan yang sudah di ambilkan Yuli untuknya. Tio melongo kaget mendengar bila Arya yang berbentuk seperti berandalan yang doyan berkelahi dan cenderung lebih pantas jadi preman ini adalah calon penerus FS Group dan Waloh Group, dua perusahaan raksasa yang begitu sulit untuk bisa di terima bekerja disana.

“Hah?! FS Group?!” ulang Tio kaget bukan main.

Arya mengangguk. “Sebenernya gak semua FS Goup di pegang Ayahku, sebagian di pegang om Taji juga. Kalo Waloh Group baru Ibuku semua yang pegang,” jawab Arya menjelaskan dengan santai. “Kamu mau kulit gak?” tanya Arya pada Alya karena tidak suka dengan kulit ayam.

Alya langsung mengangguk, Alya suka kulit ayam. “Kita tukeran ya,” ucap Alya sambil memberikan daging yang ia miliki di tukar dengan kulit ayam tepung milik Arya.

Tio masih melongo kaget hingga gemetar. Rasanya bagai tersambar petir di siang boling, ia sama sekali tak menyangka ia bisa kedatangan tamu besar seperti Arya dan ia sama sekali tak menyadarinya dan sempat berusaha mengusirnya.

Bab 19 – Makan Siang-2


25
Posting Komentar
Search
Menu
Theme
Share