Bab 15 – Sidang
Angga
langsung menyambut Nia yang baru bangun tidur dengan menunjukkan surat sidang
yang akan mereka hadiri Rabu depan. Nia benar-benar bahagia bukan main di
buatnya. Ia tak sabar untuk bisa segera bertemu dengan putranya kembali.
Makan malam
romantis yang rencananya hanya akan berdua saja berubah menjadi berlima, karena
mengajak Amel dan suaminya juga anak laki-lakinya. Angga dan Nia ingin
menyampaikan kabar bahagianya yang bisa segera sidang dan merebut hak asuh Nia
kembali. Selain itu karena Amel yang pernah bekerja di salah satu firma hukum
juga, jadi Angga dan Nia berencana meminta saran darinya.
“Besok aku
berusaha temenin kamu sidang,” ucap Amel yang sebenarnya hanya ingin tau
seperti apa mantan suami Nia hingga membuatnya tak bisa merayakan
pernikahannya.
Nia tak
bisa menahan harunya mendengar ucapan Amel. Angga langsung memeluknya sambil
tersenyum.
“Aku bakal
jagain Reno kalo gitu besok Rabu,” ucap Adi, suami Amel yang memberi ijin
sekaligus mengambil peran untuk menjaga anaknya sementara istrinya bisa
menemani Nia sidang.
“Makasih
banyak Kak,” ucap Angga sambil tersenyum sumringah.
Hari persidangan yang sudah di tunggu-tunggu tiba. Angga mengantar Nia dan Amel ke pengadilan, sementara Angga yang sebenarnya ingin ikut menemani terpaksa tidak bisa karena ada masalah di banknya. Meskipun begitu Angga akan tetap berusaha datang secepat yang ia bisa ketika Nia dan Amel membutuhkannya nanti.
Nia, Amel dan Liza
kuasa hukumnya dari spekham menunggu antrian pemanggilan masuk ke ruang sidang.
Nia berusaha tenang dan kuat menghadapi mantan suaminya nanti. Sudah 30 menit
menunggu, sampai akhirnya mantan suaminya datang bersama Icha istri barunya yang
ternyata adalah mantan kekasih Angga sebelumnya.
“Icha?!” panggil Amel
kaget melihat Icha yang meninggalkan adiknya dan menikah dengan seorang pria
tua seperti Haryo, mantan suami Nia.
“Loh Kak Amel kenal?”
tanya Nia kaget melihat Amel yang mengnal Icha.
“Kenal! Dia cewek yang
aku ceritain dulu itu loh, dia mantan pacarnya Angga!” ucap Amel sementara Icha
berusaha menutupi wajahnya antara malu dan enggan bermasalah dengan Amel lagi.
Tak selang lama
setelah pertemuan yang mengejutkan itu, giliran Nia masuk ke ruang sidang. Amel
mengintip dari sela-sela jendela. Hanya Nia dan Liza sebagai kuasa hukumnya
yang boleh masuk. Sementara Icha ikut masuk bersama Haryo dan kuasa hukumnya
untuk menguatkan posisinya sebagai pemegang hak asuh atas Ali putranya.
Suasana sidang begitu
panas. Suara teriakan Haryo dan tangisan Nia terdengar bersautan, keduanya
sama-sama alot dan menginginkan hak asuhnya. Icha yang seharusnya bersaksi
seperlunya malah mengatakan hal-hal lain yang makin menyudutkan Nia.
Seperti Nia yang
datang ke kediamannya dan melakukan tindakan penerobosan. Icha juga mengatakan
kalau Nia mengusik kediamannya dan mengganggu tubuh kembang Ali yang ia asuh.
Icha juga secara terang-terangan mengatakan Nia tak pantas menjadi ibu dan
mengasuh anaknya karena tak memiliki pekerjaan yang baik juga pendapatannya
yang kecil.
Padahal Nia sudah
menunjukkan segala bukti jika ia memiliki pekerjaan yang layak dan pendapatan
tetap serta tempat tinggal yang layak dan ramah anak. Namun kuasa hukum Haryo
malah mengatakan jika Nia mendapatkan itu semua atas kesepakatannya dengan
Haryo dan tiba-tiba memfitnahnya jika Nia mengalami gangguan jiwa sehingga
tidak layak mengasuh anaknya.
Nia menangis
sejadi-jadinya mendengar fitnah demi fitnah yang di sampaikan pihak mantan
suaminya yang tak mau memberikan hak asuhnya. Beruntungnya pengadilan tak
langsung memutuskan perkara dalam sekali sidang, terlebih sidang kali ini
begitu ricuh dan kacau.
Haryo dan Icha keluar
lebih awal sementara Nia masih menangis dalam pelukan Amel dengan tersedu-sedu.
Hatinya begitu hancur dan dua minggu lagi ia masih harus bersidang kembali.
Angga langsung bergegas ke pengadilan begitu mendapat kabar kalau persidangannya sudah selesai. Tapi Angga begitu kaget melihat Icha yang ada di parkiran bersama seorang pria berusia lima puluhan di sampingnya. Angga masih berusaha tenang dan tak menyapa Icha meskipun Angga tau Icha juga melihatnya.
Namun yang membuat
Angga kaget bukan main adalah saat Haryo tiba-tiba menghampiri Nia dan langsung
meraih kepalanya dan menghantamnya ke mobil dengan begitu keras. Angga yang
melihat istrinya di perlakukan dengan begitu kasar langsung mendorong dan memukul
Haryo dengan emosi.
“Jangan Ngga! Plis
jangan, nanti masalahnya makin panjang!” ucap Nia memisah Angga yang hendak
menghantam Haryo yang tersungkur di tanah.
Angga masih
mengepalkan tangannya namun Nia memeluknya begitu erat menahannya dengan sekuat
tenaga sambil menangis. Sementara Icha membantu Haryo bangun dan membawanya
masuk ke dalam mobil lalu meninggalkan pengadilan begitu saja.
“Maaf aku gak jagain
kamu,” ucap Angga melembut dengan nafasnya yang perlahan mulai teratur sambil
memeluk Nia yang menangis tersedu-sedu dan tampak begitu tertekan dan
ketakutan.
Nia mengangguk dengan
begitu ketakutan, darah mulai mengalir dari keningnya yang luka namun Nia hanya
diam sambil mengatur nafasnya agar tenang. Angga langsung membawanya ke klinik
terdekat untuk di obati, kuasa hukum Nia juga ikut menemani sampai di rasa Nia
sudah setabil dan baik-baik saja.
“Mas Haryo emang gitu,
dari dulu aku sering di gituin,” ucap Nia setelah cukup tenang.
Amel mengelus bahu Nia
dengan prihatin. Amel benar-benar paham sekarang kenapa Nia menginginkan hak
asuhnya dan kenapa Angga merasa harus membantu Nia.
Icha masih terbayang-bayang betapa menawannya Angga sekarang. Tubuhnya terlihat lebih kekar dan berisi, wajahnya juga cerah, mobil yang ia kendarai juga bagus, tampilannya dalam pakaian formal juga menambah pesona dan kharismanya.
Icha mulai menyesali
pilihannya untuk menikah dengan Haryo. Apa lagi dulu ia juga merebutnya dari
Nia yang saat itu sedang hamil tua. Icha menyesali pilihannya menikah dan
merusak rumah tangga orang, namun bukan karena melihat Nia yang jadi terpisah
dari anaknya. Namun Icha menyesal karena melepaskan pria tampan yang mapan
seperti Angga demi pria tua seprti Haryo.
Icha mulai menyesali pilihannya yang terlalu gegabah waktu itu. Kalau saja ia mau sedikit bersabar. Pasti ia bisa menikah dengan Angga dan hidup bahagia dengan pria tampan itu.
