BLANTERORBITv102

Album Foto

Minggu, 18 Juni 2023

 


“Ini Ayah waktu masih TK,” ucap Anna yang menonton album foto bersama dengan Lia.

“Kalo Bunda mana?” tanya Lia antusias.

“Bunda belum lahir waktu Ayah TK,” jawab Anna lalu menunjukkan foto-foto yang lain. “Nah kalo ini Bunda waktu masih kecil kayak adek, Ayah udah SMP,” ucap Anna sembai mengelus rambut Lia.

“Hihihi Bunda masih kecil ya kayak adek,” ucap Lia sembari menunjuk dirinya sendiri.

Anna mengangguk sambil tersenyum. “Iya, masih kecil nanti tumbuh besar jadi hebat, jadi pinter,” ucap Anna lalu mengecup pipi cucunya dengan gemas.

Pluk! Sebuah foto yang belum sempat di masukkan ke album foto jatuh.

“Ups! Adek ambilin!” ucap Lia antusias membantu neneknya mengambil foto yang jatuh ke lantai.

Lia terdiam begitu mengambil foto yang jatuh tadi. Lia memandang foto itu dengan alis bertaut dan wajah yang langsung serius. Anna langung panik mendekat ke arah cucunya mengira Lia sedang pup.

“Ini apa sih Uti? Nanapa jelek sekali?” tanya Lia dengan alis yang masih berkerut menunjukkan foto USG yang ia ambil.

Anna mengambil foto di tangan Lia lalu melihatnya, Anna membalik tanggalnya lalu tersenyum sumringah.

“Ini foto Adek!” seru Anna senang.

“Hah?! Adek tidak hitam?!” kaget Lia seketika.

Anna tertawa kecil mendengar ucapan Lia sekaligus ekspresi kagetnya. “Ini adek waktu di perut Bunda,” jelas Anna lalu kembali membantu Lia duduk di sofa.

“Bunda?! Adek di perut Bunda?!” Lia semakin kaget dengan jawaban neneknya.

Anna mengangguk lalu meletakkan foto tersebut kembali kedalam albumm fotonya. “Nah kalo ini foto Ayah waktu lagi mau nikah sama Bunda…”

Lia sudah mulai melamun tak mempedulikan apa yang ditunjukkan utinya dan apa yang sedang dikatakannya. Lia begitu terpukul tau fakta jika ia pernah ada di perut Bundanya. Ini aneh dan terasa tidak lazim bagi Lia.

“Adek! Bunda pulang!” seru Clara yang baru pulang dari acara kondangan menemani suaminya.

“Ayah bawa kipas nih, hadiah dari nikahan!” ucap Bara tak kalah heboh dari Clara.

Lia langsung berlari melihat ayah dan bundanya yang pulang. Lia langsung memasang wajah marahnya dengan kedua tangan terkepal berkacak pinggang. Clara dan Bara yang melihat Lia langsung saling tukar pandang. Keduanya heran dan bingung, keduanya sama-sama tak merasa berbuat salah.

“Kakak sih! Tadi ngobrolnya lama!” cibir Clara sambil berbisik dan menepuk bahu suaminya.

“Adek kangen ya?” tanya Clara yang langsung mendekat pada Lia.

Lia langsung mundur dan menyilangkan tangannya sambil menggeleng. “Tidak! Aku tidak mau sama Bunda!” tolak Lia lalu berlari ke arah ayahnya.

Bara mengerutkan alisnya dengan heran namun tetap menggendong Lia lalu masuk bersamanya. “Adek kenapa kok marah ke Bunda?” tanya Bara lembut.

Lia menggeleng lalu memalingkan wajahnya.

“Uti ngapain?” tanya Bara pada Anna.

“Ini liat foto,” ucap Anna lalu menunjukkan album foto pernikahan Bara dulu.

Bara dan Clara langsung tersenyum lega dan tertawa bersamaan. Seolah paham kenapa Lia tiba-tiba marah.

“Adek marah ya gak di ajak foto bareng waktu Ayah sama Bunda nikah?” tanya Clara lembut begitu masuk ke kamar untuk ganti baju.

Lia mendengus lalu menggeleng. “Bukan! Adek tau, anak cicil kan kalo acala gigituan tidak ikut, kayak tadi Adek juga tidak di ajak. Adek tidak malah!” ucap Lia dengan suara bergetar menahan tangis.

Bara yang sudah melepas atasannya dan hendak masuk kamar mandi jadi tertahan begitu mendengar masalah yang membuat marah putrinya bukan soal foto bersama.

“Adek marah kenapa sayang?” tanya Bara lalu duduk di tempat tidur dengan bertelanjang dada.

Lia turun dari tempat tidur lalu berlari keluar menuju neneknya lalu kembali lagi dengan membawa buku album foto besar yang ia bawa dengan susah payah. Bara dan Clara saling tukar pandang semakin bingung dengan apa yang Lia maksud dan apa yang ada di pikiran buah hatinya itu.

“Ini lihat!” seru Lia begitu menemukan foto USGnya yang sudah terpasang rapi di dalam album foto.

Clara dan Bara mengerutkan keningnya semakin bingung dengan apa yang di maksud Lia.

“Nanapa Bunda memakan Adek?!” tanya Lia yang sudah menangis kecewa dan sedih.

“Hah?! Memakan Adek? Bunda tidak memakan Adek,” elak Clara.

“Bohong!” jerit Lia.

“Bunda tidak bohong sayang,” ucap Clara lembut lalu mencoba mendekat ke arah Lia yang menangis.

Lia langsung menampik tangannya. “Uti bilang Adek ada di peyut Bunda! Nanapa Bunda mamakan Adek?!” tangis Lia sudah langsung pecah.

Bara dan Clara mati-matian mencoba menahan tawanya. Mereka tau ini kesalah pahaman yang lucu pada putri kecilnya. Tapi Bara dan Clara sama-sama tau jika masalah kecil dan sepele ini adalah masalah yang begitu besar bagi Lia yang sudah terlanjur salah paham.

“Cup sayang, anak Ayah…” ucap Bara lalu menggendong Lia dan memeluknya, menenangkan tangisan putri kecilnya yang tengah salah paham ini dengan lembut.

“Bunda tidak makan Adek, tapi waktu Adek belum kayak sekarang waktu masih bayi. Adek hidup di perut Bunda, adek tumbuh di perut Bunda dulu biar kuat kayak sekarang,” Clara coba menjelaskan.

“Tapi nanapa harus dimakan?” Lia masih menangis.

“Tidak dimakan, memang semua orang kalo masih bayi harus ada di perut bundanya masing-masing,” jawab Clara.

Lia menggeleng masih tak mau percaya. Bara tersenyum lalu menghela nafas lalu mengambil ponselnya dan mencarikan vidio edukasi soal kehamilan agar Lia bisa mengerti. Namun meskipun Lia sudah menontonnya ia tetap merasa sedih dan masih saja menjaga jarak dari Bundanya. Seharian ia terus bersama Ayahnya dan enggan di sentuh Bundanya.

Hingga malam menjelang dan waktu tidurnya tiba.

“Bunda sayang adek?” tanya Lia tiba-tiba.

“Iya dong Nak, Bunda sayang sekali sama Adek Lia,” jawab Clara lalu melebarkan tangannya untuk memeluk buah hatinya.

Lia memeluk Clara. “Bunda jangan makan Adek lagi ya!” ucap Lia mewanti-wanti Bundanya yang langsung di angguki Clara agar tidak timbul masalah baru.

 



Author

dasp world

Agensi kepenulisan dan penerbitan cerita fiksi online.