0
Home  ›  Chapter  ›  The Aktor

Bab 15 – Botol Minum

Bab 15 – Botol Minum-1

Kinan terus mengikuti David dengan manja bahkan untuk membaca ulang skrip bernuansa komedi Kinan meminta untuk bergandengan dengan David. Sita juga terus menerus memfasilitasi keinginan Kinan untuk terus berduaan dengan David. Entah dengan menghalangi orang yang hendak mendekat atau sengaja menutup pintu agar David dan Kinan bisa berduaan.

“Nanti sekali take aja ya, aku dah ngantuk capek…” ucap Kinan pada David dengan manja.

David hanya diam sambil memperhatikan Stela yang merapikan ruangan usai makan-makan sendirian. Memisahkan sisa makanan dan makanan yang bisa di makan lagi nanti dan membungkusnya dengan rapi. Memisahkan antara peralatan makan yang masih bersih dan kotor, lalu menumpang mencuci piring dikamar mandi. Stela mengerjakan semua sendirian. Bahkan Stela juga menyapu dan mengelap lantai dari tetesan kuah atau minyak agar nyaman dan bersih kembali.

“David…” panggil Kinan sambil mengibaskan tangannya di muka David agar ia mendapat perhatian David kembali.

“Iya,” jawab David sekenanya.

“Apa coba? Kok tiba-tiba bilang iya?” tanya Kinan menggoda David.

“Aku pengen syutingnya cepet kelar,” jawab David sekenanya sekaligus mengalihkan pembicaraan.

“Sama, aku juga. Habis itu kita bisa mulai promosi sama jumpa fans,” ucap Kinan ceria.

David kembali terdiam memperhatikan Stela yang duduk bersandar sambil menggenggam ponselnya. Stela terlihat seperti sedang mengetik pesan, David langsung mengambil ponselnya dan mengira jika Stela mengirim pesan padanya. Stela tampak masih mengetik pesan namun tak satupun masuk ke ponselnya. David akhirnya membuka grup keluarganya, Stela terakhir menanggapi kemarin, itupun hanya dengan stiker animasi bunga yang tersenyum.

“Dek Stela, ini…” ucap Anca yang masih saja terlihat maskulin sambil membawakan Stela boba.

“Wah makasih Mas Anca!” seru Stela dengan ceria menerima pemberian Anca.

Setelah Anca datang Stela tak lagi menyentuh ponselnya. David langsung menaruh curiga pada Stela jika ia diam-diam sedari tadi berkirim pesan dengan Anca. Atau malah sudah sejak lama ia berkirim pesan dengan Anca. Banyak kecurigaan muncul di benak David.

“David! Kinan! Yuk mulai!” teriak asisten sutradara yang sudah memanggil David dan Kinan untuk segera bersiap.

Dengan berat hati David mengalihkan pandangannya dari Stela yang mengobrol dengan Anca. David berjalan menuju set pengambilan gambarnya bersama Kinan. Stela sama sekali tak melihatnya, Stela terlalu fokus mendengarkan Anca yang entah bicara apa sambil menyeruput bobanya.

***

“Mas David keren ya aktingnya, kayak beneran. Padahal dia kalo dirumah pendiem, eh perannya kocak gitu,” ucap Stela sambil melihat David yang sedang syuting di kejauhan.

“Itu namanya profesional!” ucap Anca menanggapi Stela.

Stela tersenyum bangga mendengarnya. “Profesional…” lirih Stela mengulang perkataan Anca.

“Anca! Anca!” panggil asisten sutradara berteriak memanggil Anca yang duduk dan tak membantu menyiapkan David.

Baca juga 29. Vol. 3 : Chapter 12

Anca langsung berlari mendekat lalu membantu membenarkan tatanan rambut David. Setelah itu Anca duduk di sekitar tempat pengambilan gambar, berjaga-jaga jika sewaktu-waktu dibutuhkan kembali.

“Kamu deket sama David?” tanya Sita tiba-tiba duduk disamping Stela dan langsung menanyainya dengan pertanyaan yang begitu personal.

Stela menatap Sita dengan pandangan bingung. Baru kali ini ada orang yang tiba-tiba menanyainya sesuatu yang dirasa cukup pribadi. “Kenapa?” Stela balik bertanya.

“Em… gapapa, tanya doang. Kamu kan bukan artis, jadi biar kamu tau diri, gak deket-deket sama David. Kan gak pantes,” ucap Sita mengintimidasi Stela. “Tuh liat!” Sita menunjuk David yang sedang menarik tangan Kinan dalam aktingnya. “Diliatnya pantes, bagus, cocok. Jadi kamu paham kan buat gak ke geeran deketin David?”

Stela mengerutkan keningnya begitu kesal dan marah dengan ucapan Sita yang begitu jahat padanya. Namun Stela tak bisa berkata apa-apa, ia ingat David memintanya merahasiakan hubungannya. Selain itu Stela juga tak mau marah-marah dan merusak suasana dilokasi.

“Stela! Ambilin minum!” teriak Anca.

Dengan sigap Stela langsung mengambilkan botol air mineral dan berlari ke arah Anca. Namun disaat bersamaan seorang crew cameramen menarik kabel yang membuat Stela tersandung dan jatuh. Botol minum yang di bawa Stela ikut terlempar dari tangannya dan langsung pecah begitu menghantam tanah. Semua orang menatap Stela. Beberapa menatap Stela dengan kesal, beberapa yang lain menatapnya iba, dan tak sedikit yang menertawakannya termasuk Kinan dan Sita.

“Kamu ini gimana sih?! Cuma ambilin minum pakek kesandung segala, kalo gak bisa bantu balik ke rumah sana! Gak usah kesini!” bentak David pada Stela yang berusaha bangun dan mengambil kembali botol yang sudah jatuh itu didepan semua orang.

Stela sedikit tersentak lalu langsung menundukkan kepalanya begitu ketakutan.

“Vid…” ucap Toni mencoba meredakan emosi David karena tak mau David meluapkan kekesalannya pada orang lain dan mengira David semarah itu karena terus take berulang-ulang pada adegan yang sama.

“Udah gapapa,” ucap Anca yang langsung merangkul Stela kembali ke ruang transit para crew.

David begitu kaget melihat Stela yang ada berada dalam rangkulan Anca pergi kembali ke ruang transitnya. Stela canggung saat bersentuhan dengannya dulu, bagaimana bisa sekarang dia mau bersentuhan dengan pria lain. Apalagi Anca sedang tidak memakai pakaiannya yang kemayu.

“Istirahat sebentar, 15 menit lagi kita take lagi!” ucap Toni yang memberi waktu istirahat untuk semua orang karena David sempat marah.

“David…”

“Aku mau minum,” ucap David dingin lalu langsung pergi mengejar Anca dan Stela sebelum Kinan mendekat dan kembali mengekangnya.

Baca juga 28. Vol.3 : Chapter 11

Stela duduk dilantai sambil bersandar pada tembok. Wajahnya masih tertunduk ketakutan dan sedih setelah David membentaknya. Stela ingin menangis tapi terlalu banyak orang disana, Stela juga tak mau jika David semakin marah padanya jika ia menangis.

“Maafin David ya, jangan dimasukin hati omongannya tadi,” hibur Anca lalu bangun untuk memberikan botol air mineral pada David.

Air mata Stela sudah begitu sulit untuk di bendung, namun Stela langsung mengangguk dan tersenyum sambil menghela nafasnya.

David menatap Stela dengan rasa bersalah. Tapi ia masih kesal karena Stela ternyata mudah sekali akrab dengan pria lain.

“Maaf ya Mas, lain kali aku lebih hati-hati,” ucap Stela berlapang dada.

David hanya diam dengan tatapan dinginnya sementara Anca tersenyum memaklumi Stela, selain karena memang ia penyebab Stela berlari mengambilkan minum. Anca juga melihat betapa tulusnya Stela yang hanya ingin membantu itu.

“Kakimu sakit gak?” tanya Anca yang kembali menaruh perhatiannya pada Stela.

Stela terdiam lalu mengelus lututnya yang tertutup gamis. “Shh…aw…em…gapapa Mas,” jawab Stela yang tak bisa menyembunyikan lukanya.

“Ku ambilin obat ya,” ucap Anca yang langsung sigap mengurus Stela.

David kembali kesal melihat perhatian yang Stela terima dari Anca. David jua kesal pada Anca yang tiba-tiba sok-sokan terlihat maco didepan Stela.

“Kamu ada perlu apa sih sebenernya?” ketus David pada Stela.

“M-mau ngomong sama Mas…” lirih Stela begitu takut menjawab peryanyaan David.

“Apa gak bisa ngomongnya lewat telfon atau chat aja? Apa sepenting itu sampe kamu harus nyamperin aku?” ketus David lagi yang membuat Stela semakin ciut. “Mau ngomong apa?!” tanya David lagi.

Stela langsung menggeleng. “Gak jadi Mas, enggak penting kayaknya…” lirih Stela mengurungkan niatnya untuk menyampaikan kabar soal rumahnya yang disita pihak bank pada David.

“Kalo gak sepenting itu gak usah nyamperin!” kesal David lagi.

Kinan dan Sita tersenyum senang melihat David memarahi Stela. Stela yang sebelumnya terlihat begitu disayang oleh Maminya David terlihat begitu di buang dan disia-siakan oleh David. Tentu saja hal itu membuat Kinan senang, terlebih ia sedang berusaha mendekati David.

Stela langsung bangun dan beranjak pergi dari David. Ia sudah tak kuat menahan airmatanya lagi.

“Mau kemana?!” tanya David ketus.

“Solat,” jawab Stela sekenanya dan memang ia belum sempat solat sebelumnya. [Next]

Bab 15 – Botol Minum-2




15
Posting Komentar
Search
Menu
Theme
Share