BLANTERORBITv102

Bab 01 – Pernikahan

Kamis, 24 Agustus 2023

Indah datang menjenguk Ahmad bersama suami dan anak bungsunya. Sementara Adit yang tengah bertugas di RS dr. Soetarto tidak bisa ikut datang karena masih dalam masa tugas dinas. Kemungkinan Adit baru akan datang saat David menikah, itupun kalau jadi.

“Jadi niatnya datang kali ini pertama untuk silaturahmi, kedua buat njenguk Bapak, sama ini mau ngelamar Stela buat jadi istrinya David,” ucap Aryo yang menyampaikan maksud dan tujuan kedatangan keluarganya kali ini.

Stela dan Romi cukup kaget mendengar lamaran dari keluarga David yang sangat mendadak itu.

Indah tersenyum sambil mengangguk. “Tante sering liat Stela yang ngurus Bapak sendirian, jadi Tante kepikiran buat jodohin sama David. Biar Stela ada yang nemenin, kan mas Romi juga jarang di rumah masih harus balik Kairo lagi,” ucap Indah menimpali.

Memang keluarganya sedang terkendala biaya dan Stela yang sering mengurus semua sendirian. Namun Romi tak merasa Stela perlu menikah hanya karena ia kesepian. Stela perlu mengejar mimpinya juga dan mengembangkan potensinya.

“Tante, tapi menikah kan bukan cuma masalah Stela kesepian aja. Menikah itu ibadah yang panjang, di kerjakan seumur hidup. Gak bisa kalo cuma karena gitu aja. Lagian Stela kan nemenin Abah, bukan 100% sendirian,” ucap Romi berusaha menolak dengan halus tawaran Indah.

Stela terdiam mendengar tawaran itu lalu menatap kakaknya yang terlihat lebih kurus juga kondisi abahnya yang juga semakin memburuk dan makin sering bolak-balik ke rumah sakit belakangan ini. Abahnya selalu mengkhawatirkan kondisi Stela tiap kali kondisinya memburuk. Stela sering mendengar abahnya yang meminta kelancaran jodoh untuknya pula belakangan ini.

Indah tersenyum mendengar jawaban Romi atas niat baiknya. Sementara David tersenyum lega tawaran maminya di tolak.

“Tante kadang khawatir aja kalo nanti kondisi Abah makin memburuk terus gak sempat liat Stela nikah, ya tapi Tante juga ngerti kalo Stela juga masih muda masih pengen bebas,” ucap Indah sedikit kecewa dengan sambutan Romi.

Romi tersenyum canggung. “Tapi kan itu balik lagi ke Stelanya, kalo Stela belum siap ya kita gak bisa maksa,” ucap Romi akhirnya mengalah.

Stela masih diam memandangi abahnya yang masih terlelap lalu memandang Indah yang selama ini sering membantunya dan jadi tempat pelariannya yang pertama jika ia mengalami kondisi darurat.

“K-kalo Stela masih di ijinin ngerawat Abah. Gapapa Stela mau…” jawab Stela pelan dengan mata berkaca-kaca.

Indah langsung menggenggam tangan suaminya dengan begitu erat menyalurkan rasa bahagianya. Sementara David yang semula tersenyum perlahan senyumnya mulai memudar. Romi juga tampak kaget dengan keputusan Stela yang terasa begitu gegabah dan mendadak ini, namun ia hanya bisa diam.

***

Pernikahan sederhana langsung di laksanakan seminggu setelahnya. Tepat di ruang rawat inap Ahmad yang semakin lemah. Tentu saja tak sempat mengadakan pesta dan walimahan seperti yang semestinya. Selain karena David yang meminta untuk di rahasiakan karena ia masih jadi artis pendatang baru. Keluarga Stela juga lebih fokus dengan pengobatan abahnya. Meskipun akhirnya tetap dibuatkan acara syukuran sederhana hanya membuat pengajian kecil di rumah David dan membagikan bingkisan saja.

“Mas, Stela gak bisa langsung tinggal di rumah Mas. Stela masih mau nemenin Abah dulu,” ucap Stela meminta izin pada David dengan lembut.

David hanya mengangguk dengan alis berkerut. Berulang kali ia mengumpat dalam hati karena jadi menikahi Stela yang sama sekali tidak ia cintai ini. Sialnya lagi maminya dan keluarga Stela tetap membuat acara syukuran juga. Karena hal itu pula David jadi gagal ikut casting.

Tapi belum selesai umpatannya dan segala kekesalan David terlampiaskan tiba-tiba ia mendapat pesan dari tim manajemennya. Kekesalannya seketika berubah jadi senyum sumringah begitu ia mendapat kabar kalau ia kembali mendapat tawaran menjadi pemeran utama dalam sebuah seris remake dari tahun 2000an.

“Wah gila sih lawan mainnya Kinan,” ucap David makin senang ketika tau lawan mainnya juga seorang aktris ternama.

David langsung bersiap mengemasi beberapa barang-barangnya dan langsung bersiap pergi ke kantor agensinya. Tanpa peduli pada mertuanya yang sedang sekarat.

“Mau kemana?” tanya Indah yang bersiap pergi ke rumah besannya setelah mendengar kabar jika kondisinya makin memburuk.

“Ke kantor, dapet job lagi aku. Jadi Lupus, Lupus tulisannya almarhum Hilman itu loh Mi. Kesukaannya Mami,” jawab David lalu menyalimi maminya dan langsung bergegas pergi.

Indah menghela nafas dengan begitu berat. Indah berharap bisa menahan David agar mau menemani Stela sementara waktu. Tapi rasanya itu sulit karena David yang memang tak menaruh hati pada istrinya itu.

“David mana Tante?” tanya Romi begitu melihat mertua adiknya datang.

“Ah, itu David lagi ada kerjaan. Tadi dia langsung berangkat begitu ada callingan…” jawab Indah sungkan.

“Mi…” panggil Adit yang tiba-tiba menyusul maminya.

“Ada apa Mas? Udah mau pulang?” tanya Indah yang begitu tak enak hati karena keluarganya tak bisa menemani Stela.

Adit mengangguk pelan. “RS kekurangan dokter. Adit harus balik,” ucap Adit yang harus kembali ke tempat dinasnya dengan berat hati.

Romi tersenyum melihat Adit lalu kembali masuk ke kamar abahnya menemani Stela.

“Nanti kalo Mami ada apa-apa kabarin Adit ya, Adit coba bantuin semampunya,” ucap Adit yang jauh lebih lembut dan hangat daripada David pada maminya.

“Iya Mas, hati-hati ya…” ucap Indah lalu memeluk putranya dengan erat. “Mami gak bisa anterin, maaf ya…” sambung Indah sambil menciumi putranya itu.

“Gapapa Mi, Adit di anter Papi,” jawab Adit lalu menyalimi Maminya sebelum pergi.

Indah melihat Stela yang terus mengaji di samping abahnya yang terus bersolawat dengan lemah. Romi juga terlihat baru menutup Al-Qur’annya dan tengah ikut membantu ayahnya bersolawat dan berulangkali membaca kalimat syahadat. Beberapa tetangga mulai berdatangan dengan membawa beberapa makanan juga buku yasin.

Bertepatan dengan kumandang adzan Maghrib suara tangis dari Romi dan Stela yang akhirnya di tinggal abahnya sendirian terdengar begitu histeris.

***

David tersenyum ceria begitu ia sampai dan melihat skrip yang sudah ada di kantor agensinya. Tak berselang lama Kinan juga datang bersama manajernya untuk membahas soal perannya nanti. Seris yang akan di buat sebanyak 16 episode ini benar-benar langkah awal pembuka karir yang lebih cemerlang bagi David.

Ponsel David yang terus bergetar menerima pesan dan panggilan juga langsung ia matikan karena ingin fokus dengan pekerjaannya ini. David jauh lebih antusias menanggapi Kinan dan saran-saran akting yang ia sampaikan daripada menjawab panggilan telfon dari maminya. David yang sempat kehilangan peran dan potensi tak mau mengulang kesalahan yang sama. Apapun yang terjadi David tak peduli dan akan tetap mengambil peran ini, apapun caranya.

“Gak mau angkat telfon dulu? Siapa tau penting loh…” ucap Kinan yang melihat David mematikan ponselnya.

“Ah gapapa, paling hp mami di pakek ponakan. Gak masalah,” ucap David lalu menggeser tempat duduknya agar lebih dekat dengan Kinan lagi.

Kinan mengangguk lalu kembali menonton series sebelumnya dan mencoba menyesuaikan dengan skrip dan cara membacanya bersama David. [Next]




Author

Mbak Dyah