Kinan begitu
deg-degan menunggu balasan Anca pada asistennya yang menanyakan jadwal bertemu
dengan David untuk membahas skrip yang mereka perankan nanti. Kinan tidak
terlalu memusingkan soal perannya sebagai Poppy pasangan dari Lupus yang di
perankan David. Kinan hanya ingin memiliki banyak waktu berdua dengan David.
Sudah sejak
awal kemunculan David sebagai salah satu visual di boybandnya Kinan sudah
menaruh hati pada David. Kinan juga mengikuti kabar soal David di internet dan
sebagai fans girl tentu saja Kinan tau banyak hal soal idolanya itu.
Kinan tau jika David pintar mengaji dan masuk ke sekolahan berbasis Islam terus
menerus sejak SD, Kinan juga tau jika David lulusan salah satu kampus swasta di
bidang manajemen. Kinan juga tau kalau David memanggil ibunya “Mami” dan
terbilang sangat patuh pada ibunya.
Setiap
fakta dan informasi seputar David terasa begitu menyenangkan dan penting bagi
Kinan. Bahkan Kinan yang semula ragu untuk menerima tawaran memerankan Poppy
yang ia anggap terlalu jadul ini akhirnya mau karena di janjikan David yang
memerankan Lupus. Kinan jadi setuju dan bersemangat.
“Belom di
bales sama Mas Anca, kayaknya si David masih sibuk bantuin pengajian Maminya
deh,” ucap Sita pada Kinan yang begitu antusias menunggu jawaban dari Anca.
Kinan
langsung memalingkan wajahnya yang terlihat kecewa dengan ucapan Sita. “A-aku
gak nungguin balesan Mas Anca kok!” gugup Kinan mencoba menutupi perasaannya
yang begitu menggebu-gebu pada David.
“Iya dah
iya!” ucap Sita pura-pura percaya dengan nada suaranya yang begitu nyablak.
“Tapi ya, kemarin waktu kamu pegangan tangan sama David…”
Belum Sita
menyelesaikan ucapannya Kinan sudah langsung tersenyum dengan mata
berbinar-binar berharap muncul kalimat-kalimat yang menunjukkan adanya
kecocokan antara dirinya dan David.
“Dia
keliatan gugup banget, apa yakin mau di lanjutin sama dia?” tanya Sita sedikit
ragu karena penilaian publik setelah series ini di garap dan di rilis nanti
akan sangat berpengaruh pada popularitas Kinan.
“Hih! Cocok
lah!” ucap Kinan sedikit kesal. “Kemarin tu dia gugup soalnya dia selalu
menjaga diri dari cewek, gak pernah pacaran, bukan cowok yang suka neko-neko[1]!” bela Kinan
sebagai fans girl garis keras yang sedang membela idolanya.
Sita
mendelik mendengar ucapan Kinan yang begitu membela David hingga meninggikan
suaranya seperti itu.
“Ini kali
pertamanya dia debut jadi pemeran utama, aku pengen jadi orang yang masuk dalam
ceritanya kalo dia di interview media nanti. Kayak, ‘wah dulu aku
pertama debut lawan mainku Kinan, dia baik sama aku, dia bantuin aku sampai
bisa kayak sekarang’. Aku pengen dia terus inget aku,” ucap Kinan yang
terdengar begitu tulus, baik, bak ibu peri yang memberikan jalan bagi Cinderellanya
untuk menemui pangeran dengan kereta labu ajaibnya.
“Kalo
ternyata David malah berterimakasih sama pasangannya gimana?” tanya Sita sambil
cengar-cengir menggoda Kinan.
Kinan
menghentakkan kakinya dengan wajah cemberut yang terlihat imut. “Gak mungkin!
David kan soleh. Mana mungkin punya pacar, Maminya tuh rajin pengajian.
Kakaknya aja nikah di jodohin,” ucap Kinan merasa jadi orang yang paling
mengerti David lebih dari siapapun, bahkan ia merasa lebih mengenal David dari
pada David mengenali dirinya sendiri.
Kling!
Pesan balasan dari Anca masuk tiba-tiba ke dalam ponsel Sita.
Anca :
‘Minggu ini David masih ada masih acara
keluarga Kak. Maaf banget ya, mungkin sesi reading selanjutnya udah free.
Ini Davidnya juga sekalian mau nyelesaiin endorsean[2]
dulu. Maaf ya jadwalnya padat banget 🙏.’
Kinan dan
Sita langsung sama-sama cemberut dan kecewa dengan jawaban Anca. Meskipun itu
juga terdengar masuk akal dan tak menyalahi kontrak maupun kesepakatan apapun
sebelumnya. Kinan juga sebenarnya ada beberapa acara tapi sengaja ia batalkan
karena ingin menghabiskan waktu bersama David. Sayangnya ia dan Sita sama-sama
tak menanyakan jadwal David terlebih dahulu sebelumnya.
Kinan
meraih ponselnya. Ia melihat David yang sedang membuat konten iklannya. Mulai
dari sekedar berfoto sambil membawa barang yang ia promosikan sampai datang ke
klinik dan kulineran. Sampai ke tempat gym dan kembali pulang. Tak selang lama
David juga membuat beberapa konten ringan di sosmednya juga membuat konten
sederhana semacam vlog berdurasi singkat yang selalu di tunggu-tunggu
oleh Kinan.
“Wait!
Itu siapa di belakang David?! Kayak bukan Maminya!” seru Kinan panik saat
melihat seorang gadis berkerudung coklat yang masuk ke kamar David saat ia
sedang mempromosikan parfum.
Sita ikut
melihat apa yang membuat bosnya panik itu. “Sodaranya paling, kan lagi ada
keluarga,” ucap Sita berusaha meringankan kepanikan Kinan yang hanya seperti
itu saja sudah terbakar cemburu.
***
“Stela,
kita perlu ngobrol berdua. Bisa gak?” tanya David tiba-tiba setelah semua
pekerjaannya selesai.
“Bisa Mas,”
jawab Stela dengan senyum sumringahnya.
David
terdiam sejenak menatap senyuman Stela yang begitu sumringah tertuju padanya.
David jarang memperhatikan Stela, ia selalu melihat Stela sedih dan murung
biasanya. Bahkan matanya pun masih sembab dan sedikit berkaca-kaca, namun tetap
tersenyum sesumringah ini untuk David.
“Jadi
gini…” ucap David memulai obrolannya setelah masuk kamar dan mengunci pintunya.
“Mami pengen kita cepet punya anak,” lanjut David lalu duduk di samping Stela
yang duduk di tempat tidurnya.
Stela
terdiam lalu mengangguk pelan. “A-aku lagi haid Mas, aku paham maunya Mami.
Beberapa waktu lalu ibu-ibu yang bantuin Mami juga pada bilang semacam itu. Aku
juga masih…canggung…”
“O-oh!
O-oke kita bisa mulai ngobrol dulu!” ucap David yang tiba-tiba jadi gugup
seiring melihat wajah Stela yang bersemu malu-malu untuk terus terang pada
David.
Stela
menundukkan pandangannya sambil mengangguk. “Aku cuma biasa sama Abah, Abang,
sama anak-anak di TPA aja. Aku sekolah di pondok juga gak ada cowoknya.
A-aku…aku…”
“Iya aku
paham. Gapapa,” sela David yang melihat betapa gugup dan malu-malunya Stela.
Stela
tersenyum lalu kembali mengangguk. “Makasih Mas…” ucap Stela lembut.
David
menaikkan sebelah alisnya bingung dengan ucapan terimakasih yang begitu
tiba-tiba dari Stela. Namun ia segera mengangguk saja daripada bingung Stela
berterimakasih pada apa.
“Besok aku
bakal lebih cepat buat pulang dari syuting, kita bisa ngobrol lebih banyak,”
ucap David sambil memalingkan wajahnya.
Stela
mengangguk paham. “Malam ini Mas tidur di rumah?” tanya Stela.
“Iya lah!
Rumahku kok!” jawab David ngegas.
Stela
sedikit kaget namun hanya bisa tersenyum. “Aku masih canggung kalo tidur bareng
Mas, nanti aku tidur di bawah aja,” ucap Stela pelan.
“Ya siapa
juga yang mau tidur sama kamu!” ketus David begitu galak pada Stela.
“Stela!”
panggil Indah yang selalu ingin aktivitasnya di temani Stela.
Stela
menatap David seolah meminta ijin begitu mendengar mertuanya memanggil.
“Sana!”
perintah David.
Stela langsung pergi menemui mertuanya begitu David memerintahnya. [Next]
0 comments