BLANTERORBITv102

Bab 06 – Belajar Memasak

Minggu, 10 September 2023

Rasanya canggung sekali harus tidur bersama David dalam satu kamar yang sama. Stela memang tidak tidur di atas bersama David yang sedang membaca skrip naskahnya. Stela tidur di lantai beralaskan kasur lipat yang biasa David gunakan di lokasi syuting.

Stela masih memakai kerudung besarnya juga piamanya yang panjang dan tertutup. Stela ingin melepas kerudungnya, tapi rasanya ia begitu malu jika David melihat rambutnya. Terlebih keduanya juga tidak dekat dan masih terasa seperti orang asing.

Stela memandangi David yang terlihat begitu serius dengan skripnya. Stela terlihat terpesona menatap David yang tampan dan sedang serius itu. Rasanya benar-benar seperti mimpi bagi Stela. Ia yang biasa-biasa saja ini bisa menikahi seorang artis seperti David.

“Apa?!” tanya David yang tiba-tiba menurunkan skripnya dan menatap Stela yang memandanginya dari tadi.

“Iya?” saut Stela bingung dan kaget dengan pertanyaan David.

“Jangan gangguin,” ucap David lalu kembali membaca naskahnya.

Stela bingung, ia tak merasa mengganggu David. Ia juga hanya diam dari tadi, aneh kenapa David bisa merasa terganggu. Tapi karena tak mau ribut dan membuat hubungannya dengan David makin renggang, Stela langsung membalikkan badannya memunggungi David. Stela langsung menyimpulkan jika David sedang serius ia tak suka di lihat dan di perhatikan terus menerus, meskipun Stela hanya diam.

Stela meraih ponselnya lalu kembali mencoba menghubungi Romi kembali. Mengirim pesan dan terus mencoba menelfon secara berkala meskipun tak ada balasan. Jangankan balasan, rasanya nomor yang di gunakan Romi juga sudah lama tidak aktif. Tak habis akal, Stela mencoba mencari Romi lewat Facebook dan Instagram. Tapi tiba-tiba akun Abangnya itu hilang begitu saja.

Stela langsung bangun dan sedikit kaget. “Mas, Mas pakek Instagram?” tanya Stela tiba-tiba pada David.

“Hmm…” saut David cuek.

“Boleh pinjem gak? Aku mau nyari sosmednya Abangku,” pinta Stela yang langsung dapat tatapan sinis dari David.

“Gak! Pakek aja IGmu sendiri, ngapain ganggu-ganggu punyaku!” ketus David dengan tatapan kesalnya pada Stela.

Stela diam lalu kembali tiduran dan memunggungi David.

“Nyebelin banget, di baikin ngelunjak terus!” sindir David yang tak ragu menunjukkan kekesalannya pada Stela.

Stela hanya diam mendengar ucapan David yang begitu pedas menyindirnya. Stela sudah ingin menangis antara sedih karena ucapan suaminya dan panik karena Abangnya tiba-tiba menghilang secara tiba-tiba. Stela sudah tak terlalu memikirkan soal surat-surat berharga yang di bawa Abangnya lagi, tapi Stela ingin tau bagaimana kabar Abangnya sekarang. Apakah sudah sampai, apakah baik-baik saja. Hanya itu tidak lebih.

Dering ponsel David tiba-tiba berbunyi. David mengerutkan alisnya karena nomor asing yang tiba-tiba masuk ke ponselnya.

“Ya halo!” saut David sedikit ketus.

“Halo David?” ucap Kinan di ujung sana sedikit ragu bila nomor yang di telfonnya itu benar David yang mengangkat.

“Iya ada apa?” saut David singkat.

“Ah ini Kinan, aku di kasih nomermu dari Mas Anca. Lusa reading terakhir. Mau latihan bareng gak?”

“Ah Kinan, besok aku free. Kebetulan banget tadi baru selesai foto juga. Mau reading dimana? Biar ku jemput bareng Mas Anca juga,” ucap David yang terdengar jauh lebih ramah dan hangat daripada sebelumnya atau saat bicara dengan Stela.

“Nanti aku share lokasinya ya,” ucap Kinan yang terdengar lembut dan manja.

Stela hanya diam mendengar suaminya yang ternyata bisa seramah, sehangat dan semenyenangkan itu di telefon dengan rekan kerjanya. Sementara tiap bicara dengannya selalu ketus dan bernada tinggi. Stela berharap David bisa bicara dengan sedikit lebih lembut dan hangat padanya, Stela ingin meminta perhatian dan kedekatan lainnya juga sebenarnya. Namun bisa mendapat tanggapan yang lembut dan hangat serta tidak cuek saja, rasanya terlalu sulit untuk Stela terima.

***

Pagi-pagi setelah menyemak mertuanya mengaji Stela memulai harinya dengan menyirami tanaman dan menyapu halaman. Sementara Papi mertuanya sedang menonton pengajian pagi sambil menikmati potongan buah dan Mami mertuanya yang terus menawari Stela makanan. David? Ia masih tidur di kamarnya setelah begadang membaca skripnya.

“Stela mau di masakin apa?” tawar Indah kesekian kalinya.

Stela menggeleng pelan dengan senyum manisnya seperti biasa, namun kali ini ia juga terlihat bersemu dan sumringah untuk pertama kalinya setelah kepergian Abahnya.

“Gimana anaknya Mami?” tanya Indah yang langsung mendekat dan berbisik pada Stela.

“Kemarin aku sempet ngobrol sebentar sama Mas,” jawab Stela ikut berbisik dengan malu-malu kucing.

Indah ikut tersenyum senang dan bersemu seperti Stela. “Terus gimana?” tanya Indah antusias.

“Aku lagi haid Mi, terus masih canggung juga sama Mas,” jawab Stela yang tak biasa curhat dengan orang lain sebelumnya dan sebenarnya ingin menyimpan semua sendiri.

Indah langsung lesu, tapi ia langsung teringat jika lebih baik Stela haid sekarang jadi ada waktu untuk pendekatan dan nanti bisa langsung hamil karena masa subur. Indah yang semula lesu langsung kembali ceria.

“Stela rencananya pengen belajar masak makanan kesukaan Mas dulu, terus nyempetin ngobrol juga sama Mas. Semalem aku liat Mas bawa naskah tebel banget, kayaknya Mas banyak kerjaan juga…”

“Tenang! Nanti kalo David sibuk terus kita samperin ke tempat syutingnya!” potong Indah begitu semangat.

Stela tersenyum sungkan mendengar ucapan mertuanya yang begitu semangat dan antusias.

“David itu suka makan onigiri kalo buat bekal, tapi dia juga suka masakan yang manis kayak ayam kecap, sup juga suka, dia suka daging, nanti kita ke pasar belanja terus masak-masak ya!” ucap Indah begitu bersemangat lalu langsung masuk untuk bersiap-siap.

Stela ikut masuk lalu membantu mertuanya itu menyiapkan sarapan terlebih dahulu sebelum mulai belanja di pasar. Setelah selesai dengan urusan dapur, Stela kembali ke kamar untuk meminta ijin pada David.

“Mas…” panggil Stela lembut yang di abaikan David. “Mas nanti aku mau ke pasar sama Mami, boleh?”

David mengerutkan keningnya lalu mengangguk. David kurang nyaman sebenarnya ketika Stela meminta ijin hanya untuk hal sepele seperti itu padanya. Namun di lain sisi David juga tau istri yang benar memang istri yang selalu meminta ijin pada suaminya.

“Nanti aku mau belajar masak sama Mami, biar bisa masak makanan kesukaan Mas,” ucap Stela lembut sambil tersenyum.

“Gak usah, aku cuma suka masakan Mami. Aku gak bakal suka makanan buatanmu,” jawab David sinis dan cukup menohok.

Senyum Stela perlahan memudar, David begitu sinis padanya.

“Nanti aku pulang malem. Kalo gak besok, gak usah ngehubungin aku,” ucap David yang bahkan tak mengatakan ia akan pergi kemana atau apa yang ia kerjakan hari ini.

Stela mengangguk. “Iya Mas, hati-hati ya…” ucap Stela lembut lalu kembali tersenyum. Bukan Stela senang di tinggal David, tapi ia tersenyum agar ia tak menangis saja.

“Kamu cuma perlu hamil, kasih anak. Gak usah bikin kehidupanku repot. Aku juga gak pengen bikin kamu repot. Urus urusanmu, aku juga urus urusanku. Gak usah sok-sokan masakin aku segala. Gak usah caper,” sinis David yang benar-benar membuat Stela sedih.

“A-aku belajar masak buat aku sendiri kalo gitu. Gapapa Mas…” jawab Stela berusaha membesarkan hatinya setelah ucapan David yang terdengar begitu membencinya itu.

“Pengganggu!” kesal David lalu beranjak dari tempat tidurnya untu mandi dan bersiap pergi hari ini. [Next]




Author

Mbak Dyah