Rasanya
canggung sekali harus tidur bersama David dalam satu kamar yang sama. Stela
memang tidak tidur di atas bersama David yang sedang membaca skrip naskahnya.
Stela tidur di lantai beralaskan kasur lipat yang biasa David gunakan di lokasi
syuting.
Stela masih
memakai kerudung besarnya juga piamanya yang panjang dan tertutup. Stela ingin
melepas kerudungnya, tapi rasanya ia begitu malu jika David melihat rambutnya.
Terlebih keduanya juga tidak dekat dan masih terasa seperti orang asing.
Stela
memandangi David yang terlihat begitu serius dengan skripnya. Stela terlihat
terpesona menatap David yang tampan dan sedang serius itu. Rasanya benar-benar
seperti mimpi bagi Stela. Ia yang biasa-biasa saja ini bisa menikahi seorang
artis seperti David.
“Apa?!”
tanya David yang tiba-tiba menurunkan skripnya dan menatap Stela yang
memandanginya dari tadi.
“Iya?” saut
Stela bingung dan kaget dengan pertanyaan David.
“Jangan
gangguin,” ucap David lalu kembali membaca naskahnya.
Stela
bingung, ia tak merasa mengganggu David. Ia juga hanya diam dari tadi, aneh
kenapa David bisa merasa terganggu. Tapi karena tak mau ribut dan membuat
hubungannya dengan David makin renggang, Stela langsung membalikkan badannya
memunggungi David. Stela langsung menyimpulkan jika David sedang serius ia tak
suka di lihat dan di perhatikan terus menerus, meskipun Stela hanya diam.
Stela
meraih ponselnya lalu kembali mencoba menghubungi Romi kembali. Mengirim pesan
dan terus mencoba menelfon secara berkala meskipun tak ada balasan. Jangankan
balasan, rasanya nomor yang di gunakan Romi juga sudah lama tidak aktif. Tak
habis akal, Stela mencoba mencari Romi lewat Facebook dan Instagram. Tapi
tiba-tiba akun Abangnya itu hilang begitu saja.
Stela
langsung bangun dan sedikit kaget. “Mas, Mas pakek Instagram?” tanya Stela
tiba-tiba pada David.
“Hmm…” saut
David cuek.
“Boleh
pinjem gak? Aku mau nyari sosmednya Abangku,” pinta Stela yang langsung dapat
tatapan sinis dari David.
“Gak! Pakek
aja IGmu sendiri, ngapain ganggu-ganggu punyaku!” ketus David dengan tatapan
kesalnya pada Stela.
Stela diam
lalu kembali tiduran dan memunggungi David.
“Nyebelin
banget, di baikin ngelunjak terus!” sindir David yang tak ragu menunjukkan
kekesalannya pada Stela.
Stela hanya
diam mendengar ucapan David yang begitu pedas menyindirnya. Stela sudah ingin
menangis antara sedih karena ucapan suaminya dan panik karena Abangnya
tiba-tiba menghilang secara tiba-tiba. Stela sudah tak terlalu memikirkan soal
surat-surat berharga yang di bawa Abangnya lagi, tapi Stela ingin tau bagaimana
kabar Abangnya sekarang. Apakah sudah sampai, apakah baik-baik saja. Hanya itu
tidak lebih.
Dering
ponsel David tiba-tiba berbunyi. David mengerutkan alisnya karena nomor asing
yang tiba-tiba masuk ke ponselnya.
“Ya halo!”
saut David sedikit ketus.
“Halo
David?” ucap Kinan di ujung sana sedikit ragu bila nomor yang di telfonnya itu
benar David yang mengangkat.
“Iya ada
apa?” saut David singkat.
“Ah ini
Kinan, aku di kasih nomermu dari Mas Anca. Lusa reading terakhir. Mau
latihan bareng gak?”
“Ah Kinan,
besok aku free. Kebetulan banget tadi baru selesai foto juga. Mau reading
dimana? Biar ku jemput bareng Mas Anca juga,” ucap David yang terdengar jauh
lebih ramah dan hangat daripada sebelumnya atau saat bicara dengan Stela.
“Nanti aku share
lokasinya ya,” ucap Kinan yang terdengar lembut dan manja.
Stela hanya
diam mendengar suaminya yang ternyata bisa seramah, sehangat dan semenyenangkan
itu di telefon dengan rekan kerjanya. Sementara tiap bicara dengannya selalu
ketus dan bernada tinggi. Stela berharap David bisa bicara dengan sedikit lebih
lembut dan hangat padanya, Stela ingin meminta perhatian dan kedekatan lainnya
juga sebenarnya. Namun bisa mendapat tanggapan yang lembut dan hangat serta
tidak cuek saja, rasanya terlalu sulit untuk Stela terima.
***
Pagi-pagi
setelah menyemak mertuanya mengaji Stela memulai harinya dengan menyirami
tanaman dan menyapu halaman. Sementara Papi mertuanya sedang menonton pengajian
pagi sambil menikmati potongan buah dan Mami mertuanya yang terus menawari
Stela makanan. David? Ia masih tidur di kamarnya setelah begadang membaca
skripnya.
“Stela mau
di masakin apa?” tawar Indah kesekian kalinya.
Stela
menggeleng pelan dengan senyum manisnya seperti biasa, namun kali ini ia juga
terlihat bersemu dan sumringah untuk pertama kalinya setelah kepergian Abahnya.
“Gimana
anaknya Mami?” tanya Indah yang langsung mendekat dan berbisik pada Stela.
“Kemarin
aku sempet ngobrol sebentar sama Mas,” jawab Stela ikut berbisik dengan
malu-malu kucing.
Indah ikut
tersenyum senang dan bersemu seperti Stela. “Terus gimana?” tanya Indah
antusias.
“Aku lagi
haid Mi, terus masih canggung juga sama Mas,” jawab Stela yang tak biasa curhat
dengan orang lain sebelumnya dan sebenarnya ingin menyimpan semua sendiri.
Indah
langsung lesu, tapi ia langsung teringat jika lebih baik Stela haid sekarang
jadi ada waktu untuk pendekatan dan nanti bisa langsung hamil karena masa
subur. Indah yang semula lesu langsung kembali ceria.
“Stela
rencananya pengen belajar masak makanan kesukaan Mas dulu, terus nyempetin
ngobrol juga sama Mas. Semalem aku liat Mas bawa naskah tebel banget, kayaknya
Mas banyak kerjaan juga…”
“Tenang!
Nanti kalo David sibuk terus kita samperin ke tempat syutingnya!” potong Indah
begitu semangat.
Stela
tersenyum sungkan mendengar ucapan mertuanya yang begitu semangat dan antusias.
“David itu
suka makan onigiri kalo buat bekal, tapi dia juga suka masakan yang manis kayak
ayam kecap, sup juga suka, dia suka daging, nanti kita ke pasar belanja terus
masak-masak ya!” ucap Indah begitu bersemangat lalu langsung masuk untuk
bersiap-siap.
Stela ikut
masuk lalu membantu mertuanya itu menyiapkan sarapan terlebih dahulu sebelum
mulai belanja di pasar. Setelah selesai dengan urusan dapur, Stela kembali ke
kamar untuk meminta ijin pada David.
“Mas…”
panggil Stela lembut yang di abaikan David. “Mas nanti aku mau ke pasar sama
Mami, boleh?”
David
mengerutkan keningnya lalu mengangguk. David kurang nyaman sebenarnya ketika
Stela meminta ijin hanya untuk hal sepele seperti itu padanya. Namun di lain
sisi David juga tau istri yang benar memang istri yang selalu meminta ijin pada
suaminya.
“Nanti aku
mau belajar masak sama Mami, biar bisa masak makanan kesukaan Mas,” ucap Stela
lembut sambil tersenyum.
“Gak usah,
aku cuma suka masakan Mami. Aku gak bakal suka makanan buatanmu,” jawab David
sinis dan cukup menohok.
Senyum
Stela perlahan memudar, David begitu sinis padanya.
“Nanti aku
pulang malem. Kalo gak besok, gak usah ngehubungin aku,” ucap David yang bahkan
tak mengatakan ia akan pergi kemana atau apa yang ia kerjakan hari ini.
Stela
mengangguk. “Iya Mas, hati-hati ya…” ucap Stela lembut lalu kembali tersenyum.
Bukan Stela senang di tinggal David, tapi ia tersenyum agar ia tak menangis
saja.
“Kamu cuma
perlu hamil, kasih anak. Gak usah bikin kehidupanku repot. Aku juga gak pengen
bikin kamu repot. Urus urusanmu, aku juga urus urusanku. Gak usah sok-sokan
masakin aku segala. Gak usah caper,” sinis David yang benar-benar membuat Stela
sedih.
“A-aku
belajar masak buat aku sendiri kalo gitu. Gapapa Mas…” jawab Stela berusaha
membesarkan hatinya setelah ucapan David yang terdengar begitu membencinya itu.
“Pengganggu!” kesal David lalu beranjak dari tempat tidurnya untu mandi dan bersiap pergi hari ini. [Next]
0 comments