0
Home  ›  Chapter  ›  Posesif Wife

09. Posesif WIfe

09. Posesif WIfe-1

Tak ada yang perlu di khawatirkan soal organ reproduksi Nina dan Arnold. Hanya saja Nina tetap perlu menaikkan asam folat bila ia ingin cepat hamil. Mengingat hamil tidak bisa instan dan kenyataan ini membuat Nina kesal karena masih ada kemungkinan suaminya pergi lagi kalau ia tidak segera hamil.

"Badanmu masih hangat, jangan kecapekan..." ucap Arnold saat melihat istrinya masih memainkan ponselnya untuk menyapa para pengikutnya di sosial media.

"Suamiku dah bawel..." ucap Nina sambil mencium pipi Arnold. "Ya udah ya teman-teman nanti kalo aku ada waktu kita live bareng ya..." pamit Nina sambil melambaikan tangannya.

Arnold hanya tersenyum lalu menyajikan sup ikan yang sudah ia buat. Karena Nina tidak mau makan nasi saat malam hari, Arnold menggantinya dengan potongan kentang dan kembang kol. Hanya Arnold yang paham dengan selera lidah dan perut istrinya yang begitu pemilih.

"Sayang kentangnya di kurangi... Aku kan nanti minum susu juga..." pinta Nina.

"Kamu program diet?" tanya Arnold yang menyodorkan mangkuknya untuk memindah kentang.

"Tidak... Tidak jadi..." jawab Nina lalu memakan supnya.

Demi anak... Tahan Nina... Berat badanmu terlalu kurus... Demi anak, demi Arnold... Batin Nina menguatkan dirinya kali ini agar tidak memilih makanan.

"Kamu gapapa?" tanya Arnold.

"Aku kan pengen hamil... Pengen punya anak..." jawab Nina sambil melahap makanannya.

Arnold langsung tersenyum sumringah tak menyangka kalau istrinya benar-benar bersungguh-sungguh untuk hamil.

"Ku buatkan susu..." ucap Arnold lalu kembali ke dapur untuk membuat susu.

●●●

Selama sebulan Nina dan Arnold menjalani programnya semua terasa nyaman dan lancar. Apa lagi sekarang Nina kembali dapat menjual tas rancangannya hingga sold out tak tersisa. Tak hanya itu ia juga mendapat gelar ratunya sold out industri dunia, karna memang semua yang ia iklankan pasti sold out bahkan sampai perlu melakukan pesanan pre-order.

"Aku tidak bisa berdiri disini kalau bukan karena dukungan dari suamiku, Arnold. Terimakasih banyak, juga untuk semua orang yang mencintaiku dan selalu mendukungku baik itu fans maupun para teman-teman terimakasih..." ucap Nina yang selalu terharu tiap kali harus menyampaikan pidatonya.

Usai acara penghargaan dan melayani wawancara dari awak media, Nina langsung pulang untuk merayakan kemenangannya bersama suaminya.

"Sayang ganti warna rambut dong..." pinta Nina sambil merapikan rambut suaminya.

"Ganti warna apa?" tanya Arnold heran.

"Silver... Aku kemarin baca cerita Jack Froz aku pengen punya rambut warna silver tapi... "

Baca juga Bab 39 – Positiv

"Iya besok ganti warna... " potong Arnold lalu menyetujui permintaan istrinya.

Sepanjang jalan pulang Nina juga menyempatkan diri untuk live di akun sosial medianya memamerkan penghargaannya juga menceritakan soal program kehamilannya. Nina juga meminta doa dari pengikutnya dengan tulus. Hampir tak ada komentar mencibir dari pengikutnya. Terlebih Nina janji untuk mengadakan give away yang selalu tidak tanggung-tanggung kalau ia positif hamil nanti.

"Udah dulu ya teman-teman, aku mau istirahat... Nanti kalian bisa DM aku mau hadiahnya apa aja ya... Terimakasih... Minta doanya ya... Bye..." ucap Nina menyudahi acara livenya.

"Sayang ke apotek bentar ya..." pinta Nina yang di turuti Arnold.

Nina langsung memborong satu box test pack. Arnold yang menemaninya sampai terheran-heran untuk apa test pack sebanyak itu. Tapi Arnold merasa kali ini istrinya sudah benar-benar serius akan ucapannya.

"Jangan pakek pengaman ya..." ucap Nina begitu sampai di kamar dan tengah membersihkan wajahnya.

"Apa tidak sebaiknya besok saja? Aku tidak mau kamu terlalu lelah..." saran Arnold yang langsung di tolak Nina.

"Aku mau sekarang, besok juga... Aku mau tiap hari..." ucap Nina kekeh.

●●●

Nina benar-benar maksimalkan waktunya untuk berhubungan intim dengan suaminya. Tak peduli sepadat apapun jadwalnya. Bahkan Nina sengaja tak pernah memakai pakaian dalam saat di rumah agar mudah berhubungan intim.

Tiap pagi setelah berhubungan intim Nina hampir selalu mengecek apakah ia hamil. Tetap saja hanya ada satu garis di test packnya. Sampai hampir setengah box di habiskannya sia-sia.

"Sayang... Bayi tidak jadi dalam semalam... " ucap Arnold saat melihat istrinya membuang test packnya.

"Ah itu... Aku hanya tidak mau terlewatkan saja... Ya... Kamu tau... Aku... Itu... Em..."

"Tidak apa-apa..." potong Arnold lalu memeluk erat istrinya yang tampak kebingungan menutupi rasa malu karena hasil tesnya yang selalu negative.

Baca juga 29. Vol. 3 : Chapter 12

Nina tak bisa menyembunyikan rasa kecewa dan sedihnya sendiri. Nina jelas sangat menyesal sudah menunda kehamilannya. Apa lagi kalau ia tau akan sangat sulit untuk bisa hamil.

"Sudah... Tidak apa-apa..." ucap Arnold lalu mengandeng istrinya ke studionya.

Nina hanya menatap lukisan suaminya tanpa berkomentar selama beberapa menit dan kembali ke kamar dengan wajahnya yang masih murung memegang perutnya.

"Maaf aku tidak bisa bilang apa-apa..." ucap Nina lalu tiduran dengan sedih di kamarnya.

"Bukan kamu yang salah... Tapi aku... Kan yang membuahi aku..." ucap Arnold menghibur istrinya sambil memijit kakinya.

"Arnold, sayang, aku mau sendirian..." ucap Nina yang ingin merenung.

Bukan pergi Arnold lebih memilih untuk memeluk istrinya dari belakang. Membiarkan istrinya mencubit atau mencakar-cakar tangannya seperti biasanya. Arnold paham betul kalau istrinya tidak pernah benar-benar ingin sendirian atau ditinggal sendiri.

Arnold selalu ingin ada di sisi Nina, meskipun Arnold rasa apa yang ia lakukan tidak benar-benar membantu istrinya. Meskipun begitu Nina selalu merasa lebih baik tiap ada suaminya di sisinya.

"Sudah tidak apa-apa... Jangan sedih..." ucap Arnold.

"Aku benci..." gumam Nina pelan lalu membalikkan badannya untuk mencurahkan tangisnya.

●●●

Majalah tahunan yang terbaru dari V Magazine terbit. Nina kembali menjadi sampulnya sebagai wanita paling berpengaruh selama lima kali berturut-turut. Tapi tahun ini Nina tidak sesemangat sebelumnya. Ia tampak biasa saja, meskipun Arnold tetap membawakannya buket bunga sedap malam kesukaan Nina dan membuat steak. Nina tampak tak semangat.

"Tidak suka?" tanya Arnold lalu duduk berhadapan dengan istrinya.

"Suka, hanya saja aku tidak ingin makan..." jawab Nina lalu meletakkan garpu dan pisaunya. "Besok aku ada acara makan siang di kantor... Ada perayaan kecil-kecilan..." sambung Nina sambil menghela nafas.

Arnold menatap Nina sambil tersenyum dan mengangguk.

"Aku bosan dengan rutinitasku..." ucap Nina. "Ku kira hamil itu mudah..." sambungnya lalu memakan potongan wortel.

"Kapan kamu liburan? " tanya Arnold.

"Belum tau... " jawab Nina.

"Bulan depan konsultasi lagi bagaimana?" ajak Arnold yang di angguki Nina dengan semangat. "Ya sudah jangan murung, jangan sedih... Kita baru mencoba sebulan... Tidak usah buru-buru..." sambung Arnold.

Tapi kalau tidak cepat aku takut kamu pergi lagi... Batin Nina sambil tersenyum manis. [Next]

09. Posesif WIfe-2


13
Posting Komentar
Search
Menu
Theme
Share