BLANTERORBITv102

Anak Gede

Senin, 26 Juni 2023

 


Sama seperti kebanyakan anak kecil lainnya, Lia juga semangat untuk masuk ke sekolah pertamanya. Bara sebenarnya merasa sedikit takut jika Lia nantinya akan bosan dengan keteraturan dan sekolah jika terlalu dini di sekolahkan. Tapi Lia terlihat sangat tertarik dan semangat ketika tau jika sekolahnya nanti ia akan memakai seragam.

Lia suka seragam, seperti yang biasa di gunakan Lisa. Kakak Tantenya (sebenarnya Tante, tapi Lia melihat Lisa sebagai Kakaknya. Jadi di panggil Kakak Tante) yang terlihat rapi dan keren setiap bersiap berangkat ke sekolah tiap pagi jika ia sedang menginap. Lia melihat Lisa yang sibuk dengan sekolahnya sebagai sesuatu yang sangat hebat dan luar biasa, Lia jadi tak sabar ingin segera sama seperti Lisa.

“Gimana Ayah, bagus tidak?” tanya Lia yang sudah berulang kali menanyakan pendapat ayahnya dan berputar-putar bergaya sembari mematut dirinya menggunakan seragam sekolahnya.

“Bagusnya! Cantik sekali anak Ayah!” puji Bara tak kenal lelah menyanjung putri kecilnya.

“Sebental ya…” Lia langsung berlari ke kamar dan memakai kaos kaki. “Kalo sekalang gimana?” tanya Lia lagi lalu berjinjit sembari melompat kecil menunjukkan kakinya yang sudah memakai kaos kaki dengan renda-renda kecil yang lucu.

“Wah tambah keren anak Ayah! Jadi kayak Bunda kalo mau kuliah!” puji Bara sembari mengalihkan pandangannya dari laptop sejenak untuk melihat putrinya.

“Hihi Lia tau!” ucap Lia yang salting karena terus di puji. Lia kembali ke kamar mengambil sepatunya dan berlari menuju Bundanya yang sedang berlari di atas trademill. “Bunda tolong!” pinta Lia.

Clara menghentikan trademillnya lalu mendekat ke arah Lia dan memakaikannya sepatu. “Dah, cantik sekali deh anak Bunda!” puji Clara lalu bersiap kembali berlari.

“Iya dong!” ucap Lia lalu kembali memamerkan penampilannya di depan ayahnya untuk meminta pujian lagi.


Seharian sebelum ia pergi kesekolah Lia benar-benar merasa keren dan dewasa. Lia merasa dirinya sudah menjadi anak gede dan sudah sepantasnya orang-orang memanggilnya Kakak bukan Adek lagi. Lia sudah siap menjadi besar!

“Anak gede kalo makan gak pilih-pilih loh…” ucap Clara ketika Lia mulai sulit makan pada malam hari.

“Huh! Siapa yang pilih-pilih, aku kan bilang makannya agak nanti!” ucap Lia yang ingin tetap mempertahankan posisinya sebagai anak gede lalu kembali makan.

Sementara Bara yang melihat tingkah lucu putri kecilnya hanya tertawa. Selesai makan Lia kembali sibuk menyiapkan peralatan sekolahnya bersama ayahnya sementara bundanya merapikan meja makan.

“Oke sif semua sudah siap!” ucap Lia semangat.

“Sip! Besok berarti Adek sudah besar!” ucap Bara ikut semangat.

“Kakak! Aku mau di panggil kakak, adek kan buat anak kecil!” ralat Lia yang meminta di panggil Kakak.

“Kakak itu kalo punya adek, Lia kan gak punya adek jadi ga bisa di panggil kakak,” ucap Bara.

“Bun…”

“AYAH BARA GAK BOLEH KOMPOR YA!!!” sindir Clara lalu masuk ke kamar mandi setelah mengurus meja makannya.

Bara meringis. “Oke kita mulai dari tidur sendiri ya biar semakin gede! Kalo Lia berhasil tidur sendiri nanti Ayah coba cariin adek!”

Yes!yes!yes! Aku mau!” seru Lia semangat.

Bara tersenyum sumringah penuh kemenangan lalu mengantar Lia ke kamarnya sendiri sementara Clara hanya geleng-geleng kepala. 30 menit pertama semua berjalan lancar, Lia juga bisa tidur sendir. Bara sudah tersenyum sumringah kembali ke kamar setelah berhasil menidurkan anaknya itu. Tapi begitu ia membahas soal punya anak lagi dengan Clara. Samar terdengar suara Lia yang menangis.

“Kenapa adek?” tanya Clara yang langsung berlari menghampiri Lia di kamarnya.

“Bunda!!! Bunda!!! Nanapa adek sendirian! Nanapa ditinggal?!” tangis Lia yang marah karena ia sendirian di kamar.

“Kan adek udah gede, jadi tidur sendirian…”

“Tapi kamarnya gelap!” omel Lia sambil menangis dan akhirnya kembali tidur di kamar orang tuanya.

Bara menghela nafas, rencananya membuat anak gagal. Bara perlu membuat siasat baru lagi.

“Pelan-pelan Kak, bertahap. Lia kan masih kecil juga…” hibur Clara sembari mengelus suaminya yang dari tadi memandangi Lia yang tidur di tengah.

Bara tersenyum lalu mengangguk. Masih ada hari esok untuk mencoba rencana baru.




Author

dasp world

Agensi kepenulisan dan penerbitan cerita fiksi online.